Mohon tunggu...
Dzuhrona Mafaza
Dzuhrona Mafaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Malang

Saya memiliki keterampilan pada bidang pengajaran dan pengorganisasian kegiatan. Selama 2 tahun menempuh pendidikan di Universitas Islam Malang, saya berhasil bergabung dalam program pengajaran dan pengabdian. Hal ini menjadikan saya memiliki keahlian memahami dan bernegoisasi dengan orang lain. Selain itu saya juga memiliki keahlian menyampaikan suatu materi kepada orang lain dengan baik. Saya adalah pribadi yang mampu bekerja dalam tim, pribadi yag ceria dan penuh semangat, serta teliti dan detail.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fase-fase Perkembangan Anak dan Korelasinya dengan Pendidikan

1 Juli 2022   17:18 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:23 13014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.

Perkembangan juga bertalian dengan beberapa konsep pertumbuhan (growth), kematangan (maturity), belajar (learning) serta latihan (training).

Fase-fase perkembangan dilihat dari beberapa aspek, diantaranya:

Aspek Perkembangan Biologis

  • Menurut Aristoteles, ada 3 fase perkembangan yang dialami oleh anak (Sumber : Sumadi Suryabrata, 1990: Nana Syaodih, 2009)
  • Fase I (usia 0-7 tahun). Fase ini dikenal dengan masa anak kecil atau masa bermain atau masa kanak-kanak.
  • Fase II (usia 7-14 tahun). Fase ini disebut masa anak atau masa belajar atau masa sekolah rendah.
  • Fase III (usia 14-21 tahun). Fase ini disebut masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari masa anak menjadi dewasa.

Sedangkan menurut Jean Jacques Rousseau, perkembangan anaka dibagi kedalam 4 fase (Sumber : Nana Syaodih, 2009)

  • Fase I (usia 0-2 tahun) yang disebut masa asuhan atau masa bayi.
  • Fase II (usia 2-12 tahun) yang disebut masa kanak- kanak atau masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra.
  • Fase III (usia 12-15 tahun) yang disebut masa remaja atau masa pembentukan watak dan pendidikan agama.
  • Fase IV (usia 15-24 tahun) yang disebut masa remaja sesungguhnya, hidup sebagai manusia beradab: pertumbuhan kelamin, sosial, dan kata hati.

Aspek Perkembangan Kognitif

  • Teori perkembangan yang populer adalah teori perkembangan kognitif yang dikembagkan oleh Piaget. Menurut Piaget, aspek kognitif terbagi dalam 4 aspek:
  • Sensori motor
  • Pra-operasional
  • Operasi kongkret
  • Operasi formal

Aspek Perkembangan Afektif

  • Terdapat 8 tahap perekembangan afektif, yaitu:
  • Pranatal adalam masa sebelum lahir, dari masa konsepsi sampai dengan lahir.
  • Kanak-kanak, pada rentang usia 2-4 tahun.
  • Anak kecil, pada rentang usia 4-6 tahun.
  • Anak, pada rentang usia 6-12 tahun.
  • Remaja, pada rentang usia 12-19 tahun.
  • Dewasa muda, pada rentang usia 19-30 tahun.
  • Dewasa, pada rentang usia 30-65 tahun
  • Tahap lanjut, pada rentang usia 65 tahun keatas.

Aspek Perkembangan Didaktif

  • Terdapat 5 tahap perkembangan didaktif, yaitu:
  • Pra-sekolah (usia 0-6 tahun). Pada masa ini, anak memperoleh pendidikan dengan pendekatan bermain.
  • Sekolah dasar (usia 7-12 tahun). Anak mulai memperoleh pendidikan dasar,  guna melanjutkan ke pendidikan menengah pertama.
  • Sekolah menengah pertama (13-16 tahun). Anak memasuki dunia pendidikan menengah pertama sebagai pondasi untuk di tingkat sekolah menengah atas.
  • Sekolah menengah atas (16-20 tahun). Individu telah memasuki dunia pendidikan tingkat atas sebagai persiapan memasuki tingkat perguruan tinggi.
  • Perguruan tinggi (21 tahun keatas). Individu memasuki dunia pendidikan tinggi sebagai bekal untuk meningkatkan kehidupan.

Korelasi perkembangan terhadap pembelajaran

Perkembangan dengan belajar memiliki hubungan sangat erat, sehingga hampir semua proses perkembangan memerlukan belajar. Dalam konteks belajar formal, antara proses perkembangan dengan belajar (proses belajar mengajar) yang dikelola oleh guru terdapat ikatan yang sangat kuat yang mengikat kedua proses tersebut. Demikian eratnya ikatan tersebut, maka hampir tidak ada proses perkembangan siswa baik jasmani maupun rohani yang terlepas dari proses belajar mengajar dalam pendidikan.

Dimulai dari tahap kanak-kanak, dimana peserta didik masih suka bermain, dalam hal ini peran guru sangat penting, bagaimana cara anak-anak belajar namun dikemas dengan permainan atau situasi yang seru.

Tahap selanjutnya adalah sekolah dasar, anak mulai mengenal dan memahami pembelajaran, namun anak masih cepat merasa bosan. Oleh karenanya, sesekali anak perlu diajak bermain atau melakukan kegiatan belajr-mengajar di luar kelas (outdoor).

Tahap sekolah menengah pertama, anak sudah mengenal tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Naming bukan berarti guru serta merta membiarkan anak tanpa pendampingan, karena kehadian guru masih sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Tahap selanjutnya adalah sekolah menengah atas, dimana anak sudah mulai merancang orientasi masa depan. Anak sudah mulai memikirkan mau jadi apa, kulaih di jurusan apa, ingin memiliki masa depan yang bagaimana. Dalam hal ini, peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan anak kepada minat-bakat dan hal-hal yang disukai oleh anak sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak.

Tahap terakhir adalah perguruan tinggi. Pada tahp ini, peserta didik tidak lagi disebut dengan anak, tapi disebut individu. Karena individu tersebut sudah tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, sudah tahu bagaimana cara menata masa depan. Peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan individu dan menjadi sumber pengetahuan ketika dalam prosesnya, individu tersebut mengalami kesulitan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun