Mohon tunggu...
Dzikri Faizziyan
Dzikri Faizziyan Mohon Tunggu... Mahasiswa - The cosmos is within us. We are a way for the universe to know itself.

I love writing as much as i love reading. My one and only standard of morality is individual liberty.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Reality is Not What it Seems: Sebuah Petualangan Menuju Gravitasi Kuantum

27 Desember 2021   05:34 Diperbarui: 27 Desember 2021   07:25 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1-k-ikdvj5zoz0w4eq6tulcw-61c8ea6206310e7e1a457062.jpeg
1-k-ikdvj5zoz0w4eq6tulcw-61c8ea6206310e7e1a457062.jpeg

(Nicolaus Copernicus 1473--1543) nationalgeographic.com

Pada abad Pertengahan, Pemikir Renaisans seperti Nicolaus Copernicus dan Galileo Galilei kembali berkutat dengan  matematika dan akal. Hal ini memungkinkan Copernicus untuk merevolusi astronomi dengan membuktikan bahwa orbit benda langit dapat dihitung lebih baik setelah Matahari, bukan Bumi yang sebelumnya dianggap sebagai pusat tata surya. 

Teori Heliosentris adalah teori yang menyatakan bahwa Matahari merupakan pusat dari sistem tata surya dan bumi bergerak mengelilinginya dalam orbit berbentuk lingkaran. Teori inilah yang dianggap sebagai salah satu penemuan terpenting sepanjang masa. Untuk masalah orbit, data yang diperoleh Copernicus memperlihatkan adanya indikasi penyimpangan kecepatan sudut orbit planet-planet. Namun, ia mempertahankan bentuk orbit lingkaran dengan menyatakan bahwa orbitnya tidak konsentrik.

Teori heliosentris disampaikan Copernicus dalam publikasinya yang berjudul De Revolutonibus Orbium Coelestium. Namun, teori ini sempat ditolak oleh pandangan gereja dan dianggap berbahaya. Teori ini ditolak pihak gereja karena dianggap bertentangan dengan pandangan sebelumnya yang diungkapkan oleh filsuf terkenal, Aristoteles, pendukung Teori Geosentris.

1-z1-l6lebvfxsviporpcbnq-61c8eab89bdc4036a867d913.jpeg
1-z1-l6lebvfxsviporpcbnq-61c8eab89bdc4036a867d913.jpeg

Galileo Galilei 1564--1642) https://www.dw.com/tr/galileo-galilei/a-17441465

Pada abad ke-16 Galileo menjadi manusia pertama yang dapat mengamati dengan gamblang kawah-kawah di permukaan Bulan. Selain itu, dengan teleskopnya, ia juga dapat melihat empat bulan planet Jupiter yang paling besar, yakni Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Galileo melihat keempat bulan Jupiter yang kini dikenal sebagai bulan-bulan Galilean yang mengitari planet induknya, Galileo juga menguji hipotesisnya dengan eksperimen yang ketat dan berulang, sehingga membantu menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah. Itu pula yang ia jadikan bukti untuk mendukung sistem heliosentrik---menempatkan Matahari sebagai pusat (tata surya), bukan Bumi---yang dimajukan oleh Copernicus. Temuan Galileo, dan kemudian dukungannya pada Teori Heliosentrik, amat mengguncangkan dunia pada waktu itu.

---

Newton's theory of universal gravitation was upended in the twentieth century by Albert Einstein.

1-g3jkmwlpkurdsv1cvyhd1a-61c8eb1317e4ac21c862a263.jpeg
1-g3jkmwlpkurdsv1cvyhd1a-61c8eb1317e4ac21c862a263.jpeg

(Isaac Newton 1643--1727) dailysia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun