Mohon tunggu...
Dzikra Mufti
Dzikra Mufti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta

:)

Selanjutnya

Tutup

Book

Keras Hati yang Menghilangkan Sahabat, Novel Tuan Direktur

20 Juli 2024   20:33 Diperbarui: 20 Juli 2024   20:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Sastra merupakan salah satu karya yang cukup memiliki banyak peminat, salah satunya adalah karya sastra berbentuk tulisan berjenis novel. Menurut Wellek dan Warren Sastra adalah kegiatan kreatif yang menghasilkan karya seni.

Dalam karya sastra berbentuk novel, kehidupan manusia kerap kali menjadi isi yang disajikan. Entah melalui imajinasi para penulis, atau memang asli tradisi dari kehidupan masa lampau pengarang.

Novel "Tuan Direktur merupakan salah satu novel karya sastra yang ditulis oleh Haji Abdul Malik Amrullah atau biasa kita kenal dengan nama Buya Hamka. Ia merupakan Sastrawan Indonesia periode 1850-1933. Adapun eksplorasi sinopsis dan unsur intrinsik novel "Tuan Direktur", yakni:

A. Sinopsis Cerita

Novel "Tuan Direktur" mengisahkan seorang pemuda dari Banjarmasin yang merantau ke Surabaya dan berhasil meraih kesuksesannya di sana. Keberhasilan yang ia raih merupakan hasil jerih payah dengan menggunakan teknik kekerasan hati, yang harus dibayar mahal dengan kehilangan semua sahabatnya akibat perbuatannya sendiri.

Satu hal yang belum disadari oleh tuan direktur, meskipun memiliki uangnya yang melimpah dan emas yang bertumpuk. Namun, benda-benda tersebut tidak dapat mengembalikan para sahabat yang telah mendampingi dan membantunya saat kesulitan. Ia justru dengan kejamnya menjauh dan bergaul bersama orang-orang yang dianggap sederajatnya dan membunuh para sahabatnya yang dulu selalu berada disisinya.

Keserakahan serta ketamakan pada harta, Tuan Direktur menjadi gelap mata hingga menyimpang dari jalan yang benar dan harus berurusan dengan seorang bapak bernama Yasin. Dia merupakan seorang yang amat sederhana. Sayang Nya, kekuasaan yang dimiliki oleh tuan direktur bahkan tak mampu menandingi pak Yasin dan mendapatkan apa yang diincarnya juga.

B. Unsur Intrinsik cerita

a. Tema

Novel "Tuan Direktur" mengangkat tema nontradisional karena ceritanya bernuansa tradisional/ zaman dahulu. Ceritanya berupa tindak kebenaran dan kejahatan yang masing-masing akan memetik hasilnya.

Pada kutipan "pikirlah olehmu Jazuli. Bahwasannya kekayaaan uang, tetapi miskin dalam persahabatan adalah kemiskinan sejati. Tandanya akhlak orang itu akhlak dan hatinya batu, hati yang telah dingin seperti dinginnya es batu. Janganlah engkau tertipu lantaran beroleh beberapa orang sahabat yang datang dari dunia yang bukan duniamu dan masyarakat yang bukan masyarakatmu. Kitu bukan sahabat. Itu hanyalah kenalan".

Dari kutipan diatas, menggambarkan tokoh Pak Yasin yang sedang memberikan nasehat karena Tuan Direktur perbuatannya yang salah dan menyimpang dari jalan kebenaran. Sebab dirinya telah melupakan para sahabatnya yang telah menemani dan membantunya dari saat kesusahan.

Pada kutipan "Hanya sampai saat itulah perhitungan bayangan itu kemudian tidak timbul lagi. Rupanya, orang yang bermaksud baik kepadanya dipandang musuhnya dan Margono yang memberikan pengajaran demikian. Itulah sahabatnya yang setia. Akan tetapi, yang jelas, sekarang pergaulannya sehari-hari semakin sunyi dan senyap". 

Kutipan di atas, menggambarkan Jazuli melupakan nasehat yang telah diberikan tokoh Pak Yasin sewaktu mereka berada di sel (bilik tikus). Ia hanya mengikuti hawa nafsu hingga setelah hari-hari di pengadilan, dirinya tidak memiliki sahabat yang tulus kepadanya karena perbuatannya yang dahulu.

Pada kedua kutipan tersebut, setiap tindak kejahatan yang dilakukan pasti akan ada balasan dari perbuatannya tersebut dan tokoh utama telah mendapat balasan atas perbuatannya dahulu.

b. Latar

Dalam Novel "Tuan Direktur" ada beberapa tempat yang diceritakan pada cerita tersebut, yakni:

*      Latar Tempat

Latar tempat novel "Tuan Direktur" antara lain:

1. Banjarmasin

Pada Kutipan "Mendengar kemajuan yang telah dicapai oleh bangsanya di kota tersebut, tertariklah hati seorang anak muda dari Banjar untuk mencoba peruntungannya di kota besar itu".

Kutipan di atas Jazuli berasal dari kota Banjar (Banjarmasin) yang mulai merantau ke kota Surabaya.

2. Kota Surabaya

Kutipan "Awalnya ia datang ke kota Surabaya dengan kekerasan hati, dengan kosong. Namun, berkat keyakinannya, keadaannya kian lama kian berubah sehingga dia menjadi seorang saudagar yang kaya raya"

Kutipan di atas, tokoh utama, jazuli pergi merantau ke Surabaya dan membangun tokohnya sendiri setelah bekerja keras hingga menjadi Tuan Direktur.

3. Rumah Pak Yasin

Pada kutipan "Tuan Direktur masuk ke dalam halaman Pak Yasin. Pintu tidak tertutup. Dilihatnya, banyak orang sedang asyik menghadap batu tulis, sebuah papan tulis dari papan kasar yang rupanya dibuat sendiri, coreng-moreng dengan huruf A, B, C, dan lain-lain".

Kutipan di atas, Tuan Direktur sedang berkunjung ke rumah Pak Yasin karena ia ingin membujuk Pak Yasin agar menjual tanahnya.

4. Toko Jazuli

Pada kutipan "Tuan Direktur masuk ke dalam jajaran pejabat tempatnya bekerja. Dengan angkuh diletakkannya topi di atas penyangkut kemudian dia duduk. Di meja-meja lain, pegawainya bekerja dengan asyik".

Kutipan di atas, Tuan Direktur memasuki tokonya dan duduk di bagian kantor yang ada di toko tersebut.

5. Sel/Bilik Tikus

Pada kutipan "waktu semalam itu, semua orang tertangkap dan tertuduh telah dimasukkan ke dalam bilik-bilik kecil itu, yaitu Pak Yasin, Fauzi, dan Pak Dollah, Pak Warsito, Pak Nor, Taslim, Erpan, dan Tuan Direktur".

Kutipan di atas, mereka dituduh membuat perkumpulan rahasia yang menentang pemerintah saat itu dan mereka semua dimasukkan ke sel/bilik tikus. Tapi pada kenyataannya tidak.

*      Latar waktu

Pada kutipan "kami tak usah masuk, kami hanya melakukan kewajiban menangkap Tuan-Tuan, ujar agen polisi bangsa Belanda".

Kutipan di atas, menunjukan bahwa latar pada novel "Tuan Direktur" adalah zaman dahulu, tepatnya masa kolonial penjajahan Belanda.

*      Latar Sosial Budaya

Pada kutipan "kota yang kaya, dalam sebutan, serta menjadi pusat perniagaan besar dan kecil di Indonesia ialah Surabaya."

Kutipan di atas, menggambarkan jika berdagang merupakan salah satu sumber ekonomi kehidupan, seperti halnya Jazuli yang seorang pedagang barang emas.

Pada kutipan "padahal engkau tidak akan dapat menghindar dari kesusahan, tidak! Percayalah! Selama Allah SWT masih juga tuhan kita, manusia tidak akan terhindar dari senang dan sengsara". 

Kutipan di atas, menggambarkan jika agama islam sangatlah kental karena ada saudara seagamanya saling mengingatkan kepada saudaranya yang jauh dari jalan agama, seperti Jazuli.

c. Tokoh dan Penokohan

Dalam novel "Tuan Direktur", ada beberapa tokoh, yakni

*      Tokoh Utama

Pada novel "Tuan Direktur", Jazuli merupakan sang tokoh utama yang kerang dipanggil tuan direktur. Ia memiliki sifat yang keras hatinya.

*      Tokoh Tambahan

Pada novel "Tuan Direktur", tokoh Pak Yasin (memiliki sifat yang sederhana), Fauzi (memiliki sifat yang tekun dan rajin dalam melakukan sesuatu), anak buah Tuan Direktur (ada yang memiliki sifat baik, ada pula yang licik, hanya ingin harta Tuan Direktur), sahabat pak Yasin (mempunyai sifat yang baik, taat kepada allah, dan selalu bersyukur).

d. Alur/Plot

Alur yang digunakan dalam novel "Tuan Direktur" adalah alur maju atau teratur.

1. Tahap Pengenalan

Dimana pada bagian awal mengisahkan asal usul sang tokoh.

2. Konflik

Dilanjut pada cerita yang menghantar pada konflik, yakni kesuksesan sang tokoh utama timbul juga konflik yang harus dihadapi.

3. Klimaks

Lalu cerita mencapai klimaks, yaitu puncak dari permasalahan yang ada.

4. Tahap Penyelesaian

Berjalan lagi pada masa penyelesaian masalah yang ada pada sang tokoh.

5. Resonansi

Terakhir, yakni masa resonansi. Yang mana semua masalah telah terselesaikan dan disajikan penutup cerita.

e. Sudut Pandang

Dalam novel "Tuan Direktur", narator menggunakan sudut pandang ketiga, yakni sudut pandang campuran. Dimana, narator menceritakan semua tokoh yang ada, bukan hanya dari sang tokoh utama saja.

f. Gaya Bahasa

Novel "Tuan Direktur menggunakan gaya bahasa, yang sangat deskriptif dan naratif. Yang mana di setiap bab, rangkaian peristiwa dan konflik yang hadir benar-benar dijabarkan dengan jelas. Begitupun dengan resonansi yang menutup kisah tersebut. pengarang juga menggunakan kiasan dan perumpamaan dalam setiap kata-kata mutiara pada awal bab.

g. Amanat

Novel "Tuan Direktur" memberikan sebuah pelajaran penting bahwa hidup kita bukan hanya tentang mencari uang sampai menjadi orang yang takabur. Namun, jangan sampai lupa juga kepada orang yang selalu membantu kita dikala susah karena hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.

Daftar Pustaka

Burhan Nur Giantoro. (2018). "Teori Pengkajian Fiksi". Yogyakarta . Gadjah Mada University Press.

Hamka. (2017) . "Tuan Direktur". Depok. Gema Insani. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun