Mohon tunggu...
Raliyanti
Raliyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Thoughts Unleashed: Where Words Find Wings

Love to travel, read n writing

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cerita tentang Tokek di Depan Rumah

17 Maret 2024   13:45 Diperbarui: 29 April 2024   12:55 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tokek (sumber: freepik.com)

Alhasil tanaman saya jadi kurang terurus. Dan tahu-tahu mereka pun tumbuh dengan liarnya. Terabaikan berbulan-bulan.

Tanaman monstera yang dulu kecil, yang saya tunggu-tunggu kenapa ga gede-gede, tiba-tiba tumbuh besar.

Daun-daunnya tumbuh lebar mencapai kurang lebih 35 - 40 cm diameternya. Mungkin lebih.

Si monstera sebelum dipangkas (dokpri)
Si monstera sebelum dipangkas (dokpri)


Beberapa tanaman seperti sirih gading merambat hingga ke teras depan rumah, menempel ke tembok dan daunnya juga melebar. Akar-akarnya juga ke mana-mana.

Halaman rumah saya sangat minimalis, tapi sudah seperti hutan.

Tanaman di teras rumah (dokpri)
Tanaman di teras rumah (dokpri)


Akhirnya saya pun tambah ngeri ke halaman rumah. Terutama di bagian pojok di mana  suara si tokek berasal.

Tahun berikutnya saya coba berdamai dengan si tokek. Saya coba memberanikan diri merapikan tanaman.

Tanaman yang menghutan saya pangkas. Sekiranya yang masih bisa ditanam lagi saya berikan ke tukang tanaman di pinggir jalan, siapa tahu bisa dijual oleh mereka.

Saya siangi daun yang mengering dan mati. Dibantu orang yang sedang beres-beres di depan rumah. Rumput-rumput dan tanaman merambat dipangkas semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun