3. Ketidakadilan dan Ketidakpuasan
 Perasaan ketidakadilan muncul ketika siswa merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan dengan rekan-rekan mereka di sekolah lain yang mungkin mendapatkan nilai lebih tinggi untuk usaha yang sama. Ketidakpuasan ini bisa berdampak jangka panjang pada pandangan siswa terhadap sistem pendidikan dan keadilan di dalamnya.
4. Pengaruh Buruk terhadap Sistem Pendidikan
Fenomena guru pelit nilai bukan hanya merugikan siswa secara individual, tetapi juga berdampak negatif pada sistem pendidikan secara keseluruhan. Ketidakseragaman dalam pemberian nilai antar sekolah dapat menciptakan ketidakadilan dalam proses seleksi nasional seperti SNBP. Hal ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap sistem pendidikan dan proses seleksi masuk perguruan tinggi.
 Tentu saja, hal semacam tidak boleh dibiarkan begitu saja. Berbagai macam hal dapat menjadi upaya dalam memperbaikinya.
1. Adanya Standarisasi Penilaian
Pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan perlu membuat kebijakan yang lebih jelas dan terstandardisasi mengenai penilaian akademik di sekolah. Guru juga perlu dilatih dengan benar dan diberi pedoman yang jelas tentang cara memberikan penilaian yang adil dan objektif. Di sebagian sekolah, mereka memiliki beberapa guru yang mengampu mata pelajaran yang sama. Tentunya, standarisasi yang sama perlu dilakukan dimulai dari tingkah sekolah itu sendiri, agar nantinya kemampuan individu memang dinilai secara adil dan menyeluruh yang akan menentukan keadilan pada saat proses pemeringkatan eligibel dikelas 12. Demikian pula, standarisasi antar sekolah juga sangat bermanfaat dalam membantu mengurangi kesenjangan dalam pemberian nilai antar sekolah.
2. Evaluasi Kinerja Guru
Guru juga perlu dievaluasi kinerjanya secara berkala, termasuk dalam hal pemberian nilai. Kepala sekolah sebagai pimpinan di satuan pendidikan tersebut harus peduli dengan hal semacam ini. Terdengar sepele namun tidak boleh dibiarkan. Lebih lanjut, pihak sekolah juga harus terbuka terhadap masukan dari siswa dan orang tua yang dapat menjadi salah satu indikator penting untuk menilai apakah seorang guru terlalu ketat atau adil dalam memberikan nilai.
3. Pengembangan Profesionalitas Guru
Guru harus profesional, menghindari sikap subjektif dan memegang prinsip keadilan yang benar. Tidak lah adil jika guru memberikan nilai yang merata bahkan memberikan standar yang terlalu tinggi untuk siswa mendapatkan indeks nilai tertentu. Guru perlu mendapatkan pelatihan yang terus-menerus untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam penilaian. Pelatihan ini tidak hanya mengenai teknik penilaian, tetapi juga pendekatan pedagogik yang lebih manusiawi dimana memahami kebutuhan serta kondisi siswa.
4. Pendekatan Holistik dalam Penilaian