Mohon tunggu...
Dzakiyyah FauziyahRifat
Dzakiyyah FauziyahRifat Mohon Tunggu... Freelancer - Fakir ilmu yang tertawan dosanya

Mahasiswa aktif pascasarjana Kajian Timur Tengah dan Islam peminatan Kajian Islam di Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Potret Islam di Asia Tenggara: Perempuan

26 April 2021   10:20 Diperbarui: 26 April 2021   10:35 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berbeda dengan negara-negara sebelumnya dimana perempuan muslim mendapatkan haknya, di Singapura mereka dihadapkan pada kualitas eksistensial yang unik. Hal ini dapat dipelajari lebih lanjut dalam buku Perempuan: Muslim Women in Singupore Speak Out. 

Pada masa pemerintahan perdana menteri Lee Hsein Loong, musilmah dilarang menggunakan hijab bagi siswi di sekolah-sekolah dan lembaga pemerintahan. 

Namun, berkembangnya Islam di negara ini pun juga memunculkan organisasi dakwah yang turut berperan mengurusi perihal perempuan, salah satunya organisasi dakwah Jamiyah.

Di Thailand, Islam berpusat pada daerah selatan selatan yang berbatasan dengan Malaysia, seperti Pattani, Yala dan Narathiwat. Masyarakat muslim di daerah ini mayoritas merupakan etnis Melayu sehingga kebudayaan mereka tidak jauh berbeda dengan Malaysia. 

Meski bersitegang dengan pemerintah terkait isu untuk melepaskan diri dari Thailand, masyarakat Islam mendapatkan kebebasan dan haknya dalam beragama. Begitu juga dengan perempuan, mereka diperbolehkan menggunakan hijab dalam kegiatan sehari-hari. 

Hal ini didukung dengan adanya Majlis Agama Pattani yang merupakan pusat pentadbiran hal-hal keagamaan dan umat muslim Pattani termasuk yang berkaitan dengan perempuan.

Jika berbicara tentang Islam di Asia Tenggara, tentunya diskriminasi etnis Rohingya tidak pernah luput diperbicangkan. Perlakuan kejam militer Myanmar sudah banyak diberitakan. Perlakuan mereka tidak manusiawi dan mendapat kecaman dunia, bahkan perempuan Rohingya mengalami pelecehan seksual oleh tentara militer. 

Kini di negara minoritas lainnya, seperti Kamboja, Vietnam dan Laos, kini masyarakat muslim tetap mendapatkan haknya. Hal itu ditandai dengan diperbolehkannya penggunaan hijab meski mereka adalah penganut agama minoritas. Tidak dengan Filipina. Perempuan muslim Filipina berfokus pada penyuaraan haknya untuk dapat menggunakan hijab. 

Di Kamboja, saat Khmer Merah berkuasa muslimah Cham pernah menjadi korban kejahatan Khmer Merah yang saat itu berkuasa untuk menurunkan populasi muslim. Namun kini penggunaan hijab telah diperbolehkan bahkan dalam sistem pendidikan yang menunjukkan tidak adanya diskriminasi. 

Dalam hal organisasi sosial, terdapat Cambodian Islamic Woment Developmen Association yang bekerja sama dengan PP Aisyiah dalam hal pemberdayaan perempuan. 

Tidak berbeda jauh dengan muslimah Kamboja, perempuan muslim Vietnam dari etnis Champ juga mendapat haknya dalam menggunakan hijab. Mereka mayoritas juga bekerja khususnya dengan menghasilkan kain tradisional Vietnam. Meski demikian, muslim Vietnam kesulitan dalam hal ekonomi dan mendapat banyak bantuan dari Indonesia dan Malaysia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun