Mohon tunggu...
Diyanida Mega
Diyanida Mega Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang mahasiswi yang sedang mengejar mimpi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pegawai Pajak Ujung Tombak Negara

6 November 2014   04:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:30 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya, setelah menempuh perjalanan jauh, terjal dan berliku, Budi dan pegawai pajak lainnya pun bertemu dengan para pejabat, bendahara dan PNS yang ada di Pulau Tiga.

Budi menjelaskan kepada puluhan warga yang hadir di acara tersebut tentang pentingnya membayar pajak. Selain itu, dia juga menjelaskan tentang proses penggunaan pajak masyarakat yang akhirnya kembali ke masyarakat.

"Pajak adalah tulang punggung pembangunan, kita semua ini perlu dipahami bahwa APBD Natuna, tahun lalu Rp 1,5 triliun. Itu sumbernya dari APBN, pajak apapun, pada akhirnya kembali ke APBD Natuna. Melalui dana perimbangan, begitu masuk ke APBN

Natuna, sepenuhnya jadi tanggung jawab Pengguna Anggaran, yaitu bapak Bupati. Dalam membelanjakan sesuai dengan persetujuan dewan, larinya juga ke bapak ibu," terang Budi dengan penuh pengertian kepada masyarakat.

Dia juga menjelaskan, bahwa pajak diperuntukkan bagi masyarakat yang notabene sudah masuk dalam kategori mampu untuk dikenakan membayar pajak atau Wajib Pajak (WP). Di dalam pemungutan pajak, lanjut dia, juga berlaku asas keadilan.

"Asas pajak salah satunya asas keadilan, pajak dipungut berdasarkan kemampuan wajib pajak, bahasa gampangnya semakin kaya dikenakan pajak semakin besar, kalau di bawah dari ketentuan tidak perlu bayar pajak," imbuhnya.

Penyuluhan ini pun disambut antusias oleh warga setempat. Secara bergiliran para warga bertanya kepada Budi seputar perpajakan. Ada yang sekadar bertanya, ada juga yang melaporkan berbagai sistem pemungutan pajak di sekitar mereka.

Dua jam lebih acara penyuluhan ini berlangsung hangat, Budi pun meminta agar para warga mencatat nomor ponselnya. Dengan tujuan, jika masih ada yang kurang paham tentang pajak, warga diperkenankan bertanya melalui sambungan telepon.

Tidak hanya medan yang berat, yang menjadi kendala pegawai pajak melakukan sosialisasi perpajakan. Perbedaan bahasa pun sering kali membuat pegawai KP2KP kesulitan memberikan pemahaman kepada warga akan pentingnya membayar pajak.

"Di sini yang sulit, mereka pakai bahasa melayu Natuna, agak sulit mencerna bahasa mereka," sambung Slamet di sela-sela acara penyuluhan berlangsung.

Di pengujung acara, Budi membagikan kartu NPWP bagi para warga yang memang belum sempat mengambil di kantor KP2KP Ranai yang memang letaknya cukup jauh dari Pulau Tiga.

"Jadi Bapak, Ibu tidak perlu lagi jauh-jauh datang ke kantor. Langsung saja saya bagikan di sini," tutur dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun