Ia malam-malam pergi kembali ke rumah sakit di mana tempat kami bertiga dirawat, ia memohon kepada rumah sakit tersebut untuk melakukan sesuatu pada dadanya yang terasa sangat panas. Namun, hal tersebut ditolak pihak rumah sakit karena rumah sakit sudah penuh dengan pasien Covid 19.Â
Pada tanggal 17 Juni 2021 ketika tengah malam, ia diberitahukan oleh para tenaga kesehatan untuk ke RSUD terdekat dari rumah sakit ini.Â
Seketika, ia pergi dengan ojek online untuk mendatangi RSUD terdekat dari rumah sakit yang pernah merawatnya.Â
Ia melihat banyak sekali orang-orang yang meninggal dan orang-orang yang menunggu kamar perawatan di lorong RSUD tersebut.Â
Ia semakin ketakutan dan memohon untuk bisa menghilangkan rasa panas pada dadanya.Â
Lalu, ia mendapat konsultasi dari dokter dan mendapatkan pengarahan bahwa ia akan baik-baik saja jika meminum obatnya dengan teratur.Â
Namun sampai sekarang keadaan teman saya yang ketiga ini mengalami nyut-nyutan pada daerah kistanya dan sedang mencari dokter yang dapat membantunya.Â
Pembaca, saya tadi sudah menulis bahwa ada tiga orang yang terkena termasuk diri saya.Â
Kali ini adalah teman keempat saya yang juga dinyatakan positif Covid 19, yaitu seorang pria yang sudah seminggu merasakan radang, demam, dan batuk.Â
Ia awalnya ingin isolasi mandiri saja di rumahnya, namun beberapa hari di rumah ternyata tidak menunjukan perbaikan dan harus dirawat di rumah sakit dekat rumahnya. Namun setelah tiga hari mendapat perawatan, ia dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik katanya.Â
Pada tanggal 28 Juni 2021, saya mendapat kabar duka bahwa ia telah menghembuskan nafas terakhirnya walaupun empat hari sebelummya hasil PCR telah dinyatakan negatif dan sudah boleh dipindahkan ke ruang perawatan non Covid 19 untuk pemulihan.Â