2. Perawatan yang Memerlukan Konsistensi
Biopori membutuhkan perawatan yang konsisten kontinyu agar tetap berfungsi dengan baik. Lubang biopori perlu dijaga kebersihannya dengan membersihkan sampah yang mungkin masuk ke dalamnya. Selain hal tersebut juga perlu diperhatikan bahan pengisi seperti serbuk gergaji dan arang juga perlu diganti secara berkala untuk menjaga efisiensi resapaanya.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Biopori yang tidak terawat dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya serangga atau hewan lainnya seperti tikus dan lainnya. Selain itu, jika air kotor yang dialirkan ke biopori mengandung bakteri atau patogen, ada risiko penyebaran penyakit jika tidak diolah dengan baik.
4. Pembatasan Lokasi
Biopori tidak dapat diterapkan di semua jenis tanah dan lokasi. Beberapa tanah berkapur tinggi atau memiliki kedalaman air tanah yang rendah mungkin tidak cocok untuk sistem biopori. Pmbuatan biopori di area dengan banyak akar pohon atau infrastruktur yang kompleks dapat menjadi lebih sulit pastinya butuh pemikiran lebih.
5. Pendanaan Awal
Pembuatan biopori memerlukan  biaya awal untuk pembelian bahan pengisi dan perlengkapan seperti bor atau tiang besi. Bagi masyarakat dengan sumber daya  dan dana terbatas, biaya ini mungkin menjadi kendala dalam mengadopsi metode biopori ini.
Meskipun demikian adanya kekurangan-kekurangan ini dapat diatasi dengan perencanaan yang matang, pemeliharaan yang teratur, dan pemilihan lokasi yang tepat. Dengan penanganan yang baik dan kontinyu, biopori tetap menjadi solusi yang efektif dan ramah lingkungan dalam pengelolaan air tanah.
*Sumber referensi:*
- [Biopori untuk Pengelolaan Air Tanah](https://mediaindonesia.com/read/detail/282884-biopori-untuk-pengelolaan-air-tanah)
- [Biopori: Solusi Ramah Lingkungan untuk Pengelolaan Air](https://www.kompasiana.com/meylani_amaliah/5f6f8de1497a2b2c3479145c/biopori-solusi-ramah-lingkungan-untuk-pengelolaan-air)Â
- [Manfaat dan Cara Membuat Biopori](https://republika.co.id/share/qvrmm9376)