Mohon tunggu...
Dyiena Hanieviya Ouelya
Dyiena Hanieviya Ouelya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis untuk berbagi inspirasi dan pengalaman

Saya merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Saya suka mengikuti berbagai kegiatan terkait kebahasaan dan pengembangan diri yang dapat menambah pengalaman serta wawasan saya. Selain itu,saya pernah menjadi panitia dibeberapa acara kampus dan menjadi volunteer di salah satu start up ternama di Indonesia sebagai content writer selama 3 bulan. Saya juga punya pengalaman menjadi konten kreator di akun Platform Tik Tok. Selama menjadi konten kreator sosial media, saya berhasil meningkatkan followers akun tersebut dari 100 menjadi 5000 followers dalam waktu 3 bulan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Awas! Kebiasaan Toxic Ini Sering Dianggap Normal

9 Januari 2023   17:18 Diperbarui: 11 Januari 2023   19:59 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stalking Melalui Sosmed

Tanpa kita sadari,melakukan stalking sosial media secara terus menurus dapat berdampak pada kesehatan mental kita.Frekuensi bersosial media yang berlebihan, khususnya stalking, dapat membuat diri kita merasa 'kosong'.Melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik dan menyenangan dari pada kita cenderung menimbulkan perilaku membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.Maka dari itu,gunakanlah media sosial secukupnya dan gunakanlah untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat.

  • Meremehkan Masalah  Orang Lain

Meremehkan masalah teman atau orang lain hanya karena permasalahan tersebut tidak terlalu berat di bagi kita, juga merupakan salah satu hal yang kurang pantas untuk dilakukan. Berpikiran bahwa masih ada masalah lain yang memiliki permasalahan lebih berat dibandingkan masalah yang teman kita hadapi bisa membuat kita kehilangan rasa empati.

Apalagi sampai ngejudge lebay,atau bahkan mengadu nasib buruk orang lain seperti mengatakan "Kamu siih mending,coba liat deh dia bla bla bla dan bla bla.....".Terkadang orang lain hanya butuh didengarkan, bukan butuh dinasehati dengan perkataan yang justru membuat orang lain berkecil hati.

Nah,itulah perilaku toxic yang selama ini masih dianggap sepele bahkan hal yang normal namun,bisa berdampak terhadap diri kita maupun orang lain. Semoga kita bisa terhindar dari perilaku toxic yang akan merugikan orang lain dan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun