Kebisaan toxic merupakan kebiasaan yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang lain.Kebiasaan ini adalah sikap, perlakuan, atau tindakan yang membawa pengaruh negatif bagi diri kita sendiri maupun orang lain yang perlu kita hindari.
Sayangnya,ada beberapa kebiasaan toxic yang sering kali dianggap normal dan lumrah terjadi di kalangan orang-orang toxic.Meskipun sering kali kebiasaan ini tidak terlalu jelas dan terkesan biasa saja.Akan tetapi,hal ini kemungkinan dapat mengakibatkan salah satu atau kedua belah pihak merasa menderita tanpa mengetahui apa yang salah.Berikut ini adalah lima kebiasaan toxic yang sering dianggap normal.
-
Body Shaming
Istilah Body Shaming  ini mungkin sudah tidak asing lagi ditelinga kalian.Yup!tindakan mengkritik ataupun mengomentari fisik diri sendiri maupun orang lain karena bentuk tubuh yang kurang ideal,warna kulit yang gelap,postur tubuh yang gemuk,dan lain sebagainya.Perilaku ini tanpa kita sadari sering terjadi di lingkungan sekitar kita dan sering kali dianggap sepele,padahal perilaku ini dapat menyakiti perasaan orang lain dan bisa berdampak pada kesehatan mental.
Merasa Paling Benar
      Sikap merasa diri sendiri paling benar atau yang biasa disebut dengan Thanos Syndrom   identik dengan hal-hal yang toxic salah satunya yaitu merasa diri sendiri yang paling benar.Perasaan ini adalah perasaan bahwa diri kitalah yang paling hebat dan paling benar.
Orang-orang yang memiliki kebiasaan toxic yang satu ini dapat dengan mudah kita jumpai diberbagai tempat.Entah itu di lingkungan sekitar rumah, teman semasa sekolah, maupun teman-teman dalam lingkup dunia kerja. Beragam perilakunya yang unik namun menjengkelkan tentu meninggalkan kesan tersendiri dan sering kali kita tidak menyadari bahwa kebiasaan ini merupakan salah satu kebiasaan toxic yang sering dianggap lumrah bahkan normal.
-
Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Kebiasaan membandingkan diri kita dengan orang lain termasuk salah satu kebiasaan toxic yang perlu kita hentikan.Walaupun,membandingkan diri dengan orang lain tidak selalu berarti negatif,misalnya membantu kita mengoreksi kekurangan yang ada pada diri kita.Akan tetapi,jika dengan membandingkan diri kita dengan orang lain menimbulkan dampak negatif terhadap diri kita maka perilaku tersebut harus dihentikan.Misalnya,ketika kita membandingkan diri kita dengan orang lain yang kita rasa lebih baik sehingga bukannya menjadi motivasi malah mendatangkan perasaan insecure yang dapat menurunkan tingkat kepercayaan diri.
Stalking Melalui Sosmed
Tanpa kita sadari,melakukan stalking sosial media secara terus menurus dapat berdampak pada kesehatan mental kita.Frekuensi bersosial media yang berlebihan, khususnya stalking, dapat membuat diri kita merasa 'kosong'.Melihat kehidupan orang lain yang terlihat lebih baik dan menyenangan dari pada kita cenderung menimbulkan perilaku membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.Maka dari itu,gunakanlah media sosial secukupnya dan gunakanlah untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat.
Meremehkan Masalah  Orang Lain
Meremehkan masalah teman atau orang lain hanya karena permasalahan tersebut tidak terlalu berat di bagi kita, juga merupakan salah satu hal yang kurang pantas untuk dilakukan. Berpikiran bahwa masih ada masalah lain yang memiliki permasalahan lebih berat dibandingkan masalah yang teman kita hadapi bisa membuat kita kehilangan rasa empati.
Apalagi sampai ngejudge lebay,atau bahkan mengadu nasib buruk orang lain seperti mengatakan "Kamu siih mending,coba liat deh dia bla bla bla dan bla bla.....".Terkadang orang lain hanya butuh didengarkan, bukan butuh dinasehati dengan perkataan yang justru membuat orang lain berkecil hati.
Nah,itulah perilaku toxic yang selama ini masih dianggap sepele bahkan hal yang normal namun,bisa berdampak terhadap diri kita maupun orang lain. Semoga kita bisa terhindar dari perilaku toxic yang akan merugikan orang lain dan diri kita sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI