Mohon tunggu...
Dyah Silvi
Dyah Silvi Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Mengabadikan nama lewat sebuah karya ✨

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Lukisan yang Memudar : Potret Puspa dan Satwa di Ambang Kehilangan

5 Januari 2025   20:55 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:54 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Puspa dan Satwa Indonesia)

Di tingkat kebijakan, pemerintah memiliki tanggung jawab besar. Penegakan hukum terhadap perburuan dan perdagangan ilegal harus lebih tegas. Selain itu, kebijakan pembangunan harus memperhitungkan dampak lingkungan. Konsep ekonomi hijau, yang mengintegrasikan keberlanjutan dalam pembangunan, harus menjadi prioritas. Misalnya, program perhutanan sosial yang melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah langkah yang patut diapresiasi.

Menghidupkan Kembali Harapan

Di tengah segala tantangan, ada satu hal yang tak boleh hilang: harapan. Seperti bibit kecil yang tumbuh di tanah tandus, harapan bisa menjadi awal perubahan besar. Setiap tindakan kita, sekecil apa pun, adalah benih harapan bagi puspa dan satwa Indonesia. Mungkin suatu hari nanti, anak-anak kita bisa mendengar lengkingan owa-owa, melihat harimau Sumatera berlari bebas, atau mencium aroma bunga bangkai tanpa perlu membaca cerita sejarah.

Masa depan itu ada di tangan kita.

Ketika kita melangkah keluar rumah, mari kita ingat bahwa kita berbagi dunia ini dengan jutaan makhluk hidup lain.

Mereka bukan hanya penghuni, tetapi juga penjaga keseimbangan bumi. Menyelamatkan mereka berarti menyelamatkan diri kita sendiri.

Jadi, apakah kita akan berdiri diam dan menyaksikan keragaman hayati kita lenyap?

Atau, apakah kita akan bangkit, menjadi suara bagi yang tak bisa bersuara, dan melindungi puspa dan satwa Indonesia?

Pilihan ada di tangan kita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun