Selain itu, perburuan dan perdagangan ilegal menjadi ancaman besar. Harimau Sumatera, misalnya, diburu untuk kulit, tulang, dan bagian tubuh lainnya yang dianggap berharga dalam pengobatan tradisional. Diperkirakan hanya sekitar 400-500 individu yang tersisa di alam liar. Burung Cendrawasih, simbol keindahan Papua, sering ditangkap untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan, meskipun sudah dilindungi undang-undang.
Namun, ancaman terbesar mungkin adalah ketidakpedulian. Banyak dari kita tidak menyadari bahwa setiap spesies memiliki peran penting dalam ekosistem. Kehilangan satu spesies bisa berarti runtuhnya jaringan kehidupan yang lebih luas. Misalnya, hilangnya lebah penyerbuk akan berdampak pada produksi pangan global, termasuk di Indonesia.
Harapan di Tengah Kegelapan
Meski situasi tampak suram, ada upaya-upaya yang memberi harapan. Di berbagai penjuru Indonesia, individu dan komunitas berjuang untuk melindungi puspa dan satwa. Kisah mereka adalah pengingat bahwa setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar.
Salah satu contohnya adalah konservasi badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Dengan populasi kurang dari 80 ekor, upaya melindungi spesies ini menjadi perlombaan melawan waktu. Melalui patroli intensif, pengawasan habitat, dan edukasi masyarakat, angka populasi mereka mulai menunjukkan stabilitas. Selain itu, proyek konservasi badak Sumatera di Way Kambas, Lampung, juga berhasil mengembangbiakkan badak di penangkaran.
Di Kalimantan, beberapa organisasi seperti Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) bekerja tanpa lelah untuk menyelamatkan dan merehabilitasi orangutan yang kehilangan habitat. Mereka juga menginisiasi penanaman kembali hutan untuk memberikan rumah baru bagi primata ini. Salah satu kisah sukses adalah pelepasan kembali puluhan orangutan ke alam liar setelah melalui rehabilitasi intensif.
Gerakan komunitas juga tak kalah penting. Di Sumatera, masyarakat adat sering menjadi garis depan dalam melindungi hutan. Mereka mempraktikkan kearifan lokal yang selaras dengan alam, mengajarkan bahwa manusia dan lingkungan dapat hidup berdampingan. Contohnya adalah masyarakat Dayak di Kalimantan yang menjaga hutan mereka melalui tradisi dan hukum adat.
Peran Kita dalam Menyelamatkan Biodiversitas
Penyelamatan puspa dan satwa Indonesia bukanlah tugas segelintir orang, melainkan tanggung jawab bersama. Kita semua memiliki peran, sekecil apa pun, dalam menjaga kekayaan alam negeri ini.
Sebagai individu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Mengurangi penggunaan produk berbasis sawit tak berkelanjutan, mendukung produk lokal yang ramah lingkungan, hingga menyebarkan kesadaran melalui media sosial adalah langkah awal yang mudah. Selain itu, mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dapat membantu mengurangi pencemaran laut yang berdampak pada ekosistem pesisir.
Dukungan untuk organisasi konservasi juga sangat penting. Dengan memberikan donasi, menjadi relawan, atau sekadar menyebarkan informasi, kita dapat membantu mereka melanjutkan pekerjaan yang sulit namun krusial. Organisasi seperti WWF Indonesia dan Yayasan Kehati memimpin berbagai inisiatif yang dapat kita dukung.