Mohon tunggu...
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team
Sucahyo AdiSwasono@PTS_team Mohon Tunggu... Wiraswasta - Bakul Es :
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pegiat Komunitas Penegak Tatanan Seimbang (PTS); Call Center: 0856 172 7474

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ad-Dhuha, Sebuah Penafsiran

9 Januari 2024   00:43 Diperbarui: 12 Januari 2024   20:58 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar: dokpri
Input sumber gambar: dokpri
Dan, terhadap karunia Allah harus disyiarkan.

Pelajaran Surat Ad-Dhuha

Semua Rasul melakukan proses perjuangan mewujudkan tatanan Allah, perjuangan dengan tantangan yang sangat berat, penuh liku-liku, dan dibutuhkan kesabaran tingkat tinggi.

Sebagai manusia, Rasul juga dihadapkan pada kerisauan, keputusasaan karena beratnya masalah yang dihadapi terutama pada awal-awal pergerakan (Dhuha) sebagai titik yang paling rawan, ketika kondisi para Rasul masih lemah. Sehingga Rasulullah sempat berprasangka seolah-olah Allah telah meninggalkannya. Padahal, bimbingan (karunia) Allah selalu menyertai perjuangan para Rasul-Nya.

Sehingga kita juga harus memperlakukan para mukmin baru yang masih lemah. Bukan malah dengan merendahkannya, dengan cara-cara yang keras dan tidak mendidik. Sebaliknya, harus dibimbing dengan penuh perhatian dan kesabaran sebagaimana Allah membimbing para Rasul dengan karunia-Nya.

Selanjutnya, karunia (bimbingan) Allah dari awal proses  hingga mewujud tatanan yang ideal harus dijadikan acuan pola bimbingan (pendidikan) terhadap masyarakat. Oleh karena itu karunia (bimbingan) Allah dari awal proses hingga lahir karya yang ideal, harus disyiarkan ...

Sekian dan terima kasih. Salam Seimbang Universal Indonesia Nusantara ....

 *****

Kota Malang, Januari di hari kedelapan, Dua Ribu Dua Puluh Empat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun