Metodologi Al-Qur'an dapatlah digambarkan dalam gambar skema berikut di bawah ini:
A. Metodologi
- QS Ar-Rahman (55):1-3; QS Ar-Rum (30):30
- Sisi A = Sisi B = Sisi C
- Proses Pembangunan Iman = Penciptaan Manusia/Penciptaan Alam = Pembangunan Madinah.
Di ranah ilmu naturalis, metodologi dimaknai sebagai latar belakang yang mengarah pada tujuan sebuah karya ilmiah. Dan yang menjadi pembeda adalah bahwa ilmu naturalis tidak mengenal peran Allah (Tuhan), dimana ilmu adalah reflek dari objek penelitian. Sehingga tidak ada peran Tuhan, ilmuwan naturalis bebas menentukan tujuan, menjual dan menggunakan ilmu untuk kepentingan pribadinya.
Lihat, QS Al-Maidah (5):31, yang esensinya adalah bahwa manusia tidak mempunyai kemampuan menciptakan ilmu. Semua ilmu adalah dari Tuhan semata.
Jikalau Al-Qur'an adalah pedoman untuk menuju dan mewujudkan kehidupan Jannah, maka dapatlah digambarkan sebagaimana berikut ini:
- Al-Qur'an adalah pedoman untuk menghantarkan mukmin dari kondisi Dzulumat menuju Nur/Jannah.
- Metode Al-Qur'an: kerangka berpikir bahwa ayat-ayat Al-Qur'an merupakan pedoman dari Allah untuk manusia, yakni garis strategi-taktik serta tatanan Jannah.
- Pedoman mewujudkan Jannah meliputi:
1. Garis Iman/strategi-taktik perwujudan Nur = proses penciptaan tubuh manusia.
2. Konsep Madinah/Jannah = Kaljasadi (sistem anatomi dan fisiologi tubuh manusia).
1. Garis Iman (Shirathal Mustaqim)
Rancangan Allah/Makarullah
Garis Iman/Ja'al Haq ==> Garis Pembinaan Islam (Pembangunan Perilaku) = Garis Pembangunan Tatanan (Dinullah) = Proses Penciptaan Manusia ==> Pararel dengan Garis Zahaqal Bathil.