Tersebut sebuah korupsi lantaran diketahui dan ketahuan. Bila tak diketahui dan tak ketahuan, adakah yang menyebutnya korupsi? Meski kita 'tlah memiliki rumah institusi sebagai kaki tangan negara dalam menegakkan integritas bangsa, memiliki rumah institusi sebagai alat kontrol terhadap jalannya pemerintahan bangsa dan negara, dan memiliki komisi-komisi berorientasi menghadang dan memberantas korupsi agar tak menggerogoti tegaknya bangsa dan negara yang dengan susah payah diperjuangkan oleh para pejuang kita, founding fathers kita dengan air mata dan darah, korbankan segenap harta, jiwa  dan raga ... Korupsi masih saja menari-nari di negeri ini! Justru mereka yang ditasbihkan sebagai penegak antikorupsi, terseret menjadi pelaku bagai pagar makan tanaman, korupsi pula! Berbagai jurus dan rumus tata kelola terhadap manajemen bangsa dan negara di negeri ini, di seluruh sendi kehidupannya, menjadi tak berdaya ketika berhadapan dengan tindak korupsi yang kian menggurita merajalela dimana-mana. Ampun sudah!
Korupsi sudah tak mau peduli lagi. Di ranah ideologi, politik, sosial, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan pun, masih punya taji dan bernyali. Apalagi di divisi pendikan,  mulai dari sekolah dasar, menengah dan lanjutan, kampus pendidikan tinggi pun terjamah oleh korupsi yang masih bertaji dan bermyali. Karena institusi pendidikan kita, utamanya pendidikan tinggi kita, tak lebih hanyalah sebagai potret lembaga Menara Gading yang di dalamnya dihuni oleh para insan yang konon katanya berlabel intelektual bin cerdik cendekia. Aktualisasi dan tindak nyata terhadap bangsa dan negeri ini, dimanakah bisa kita temukan realita faktanya dalam berkontribusi membangun dan menegakkan ingtegritas kepribadian bangsa?
'Jalur Mandiri Rawan Korupsi Perlu Dievaluasi?' begitu tajuknya kali ini, maka simpel saja untuk yang ini dan kali ini.
Adanya korupsi, karena diketahui dan karena ketahuanÂ
Bila tak diketahui dan tak ketahuan, korupsi takkan berbunyi
Jangan hanya karena 'tlah terjadi di ranah perguruan tinggi diketahui dan ketahuan
Sang profesor komandan perguruan tinggi negeri memanfaatkan jalur mandiri  dan mengorupsi
Tajuk ini diunggah dinasihatkan untuk dievaluasi
Apakah di lain perguruan tinggi negeri juga tak terjadi hal yang sama seperti yang dialami sang profesor ini?
Sehebat apakah sang komisioner membongkar dugaan korupsi di ranah perguruan tinggi negeri, berdaya guna dan berhasil guna menciptakan efek jera bagi pelaku korupsi di negeri ini?
Sekali lagi, itu hanya karena diketahui dan ketahuan saja!