Mohon tunggu...
Dyah Putri Eka Febrianti
Dyah Putri Eka Febrianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fakultas Vokasi Prodi : D-IV Teknologi Radiologi Pencitraan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penilaian Kasus Hepatomegali dengan Berbagai Modalitas Radiologi: Sebuah Perbandingan Komprehensif

17 Juni 2024   23:45 Diperbarui: 18 Juni 2024   00:04 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Hepar Normal dan Hepatomegali https://medlineplus.gov/ency/imagepages/9396.htm

Radiologi merupakan salah satu bidang ilmu kesehatan dan pengetahuan yang membahas terkait radiasi yang dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu gambaran struktur organ internal tubuh manusia dengan minim invasif. Radiologi memiliki peran penting dalam mendiagnosis dan menangani berbagai kondisi medis dengan menggunakan beberapa modalitas yang dimiliki oleh instalasi radiologi. Modalitas yang dimaksud adalah X-Ray Konvensional, CT-Scan, MRI, USG, Kedokteran Nuklir, Radioterapi, Fluoroskopi, dan lain sebagainya.  Semua modalitas tersebut pastinya memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang digunakan tergantung dari klinis yang diminta.

Hepatomegali merupakan salah satu kondisi medis dimana hati mengalami pembesaran melebihi kondisi normalnya. Kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti infeksi virus, gangguan metabolisme, dan penggunaan obat-obatan tertentu. Gejala yang muncul tergantung pada penyebabnya, namun umumnya termasuk perut membesar, nyeri perut, dan warna kulit yang tidak normal.

Hepatomegali dapat didiagnosis menggunakan beberapa modalitas penunjang seperti USG (ultrasound), MRI, CT-scan maupun kedokteran nuklir. Pengobatan hepatomegali tergantung pada penyebabnya dan dapat meliputi penggunaan antivirus, kemoterapi, radioterapi, atau operasi, serta perubahan gaya hidup seperti menghentikan konsumsi minuman beralkohol dan mengonsumsi makanan sehat.

Sesuai dengan uraian di atas, hepatomegali dapat dievaluasi menggunakan berbagai  modalitas yang ada pada radiologi, yaitu CT-Scan, USG, MRI, dan Kedokteran Nuklir. Berikut merupakan penjabaran dari masing-masing modalitas.

USG (Ultrasonografi)

Teknik USG untuk indikasi hepatomegali menggunakan jenis transducer curved array. Parameter scanning yang digunakan, seperti depth, gain, dan Time Gain Compensation (TGC) dapat disesuaikan tiap pasien. Pasien diposisikan supine dengan tubuh dimiringkan 45 ke arah kiri dengan arah menjauhi sonografer sehingga bagian hepar berada dekat dengan sonografer. Baju pasien disisingkan sehingga permukaan kulit tampak hingga xhipisternum.

Pemeriksaan dilakukan untuk mengambil dua view USG hepar. View pertama diambil dengan orientasi longitudinal, yaitu transducer mengarah memanjang searah midline bidang yang sejajar dengan xhipisternum pasien. Orientasi ini akan menghasilkan citra USG dari lobus kiri hepar. kemudian view kedua menggunakan orientasi longitudinal yaitu transducer memanjang pada bidang yang sejajar dengan mid-clavicular line. Orientasi ini akan menghasilkan citra USG dari lobus kanan hepar. Kedua view tersebut diambil ketika pasien inspirasi. Pengukuran dilakukan tiga kali menggunakan tools kaliper yang ada di mesin USG. Pengukuran pertama (A) dilakukan menggunakan citra lobus kiri untuk mengukur diameter maksimum hepar dari anterior ke posterior. Pengukuran kedua (B) menggunakan citra lobus kanan untuk mengukur diameter dome ke ujung liver lobus kanan. Kemudian pengukuran ketiga (C) menggunakan citra lobus kanan juga untuk mengukur diameter maksimum hepar dari anterior ke posterior.

Gambar 2. Pengukuran Linear dari Gambar Left Lobe (A) dan Right Lobe (B dan C) https://doi.org/10.1002/sono.12051
Gambar 2. Pengukuran Linear dari Gambar Left Lobe (A) dan Right Lobe (B dan C) https://doi.org/10.1002/sono.12051

Dari ketiga pengukuran tersebut dapat menentukan volume hepar dengan persamaan: volume hepar (cm3) = 343.71 + [0.84 ABC]. Referensi rata-rata volume normal hepar adalah 1.062--2.223 cm3. USG hepar menjadi rujukan pertama setelah indikasi klinis hepatomegali karena murah, cepat, non-invasif, dan aman dari radiasi pengion. USG dapat dengan mudah memvisualisasikan dan mengukur hepar, namun pengukuran tersebut adalah pengukuran linier, tidak langsung menampilkan volume hepar. Selain itu, kekurangan dari pengukuran hepatomegali dengan USG adalah kurangnya literatur untuk metode pengukuran hepar dan nilai batas ukuran normal dari hepar.

CT-Scan (Computerized Tomography Scan)

Jenis pemeriksaan CT-Scan yang dilakukan pada penyakit Hepatomegali adalah whole-abdominal CT-Scan yang teknik pemeriksaannya menggunakan pesawat CT-Scan multislice dengan teknik helical yang menghasilkan 16 slice/irisan setiap satu kali pemindaian. Dengan menggunakan jenis thermal blue film dan menggunakan sistem perekaman bayangan objek film secara dryview dari film, serta menggunakan potongan-potongan pengambilan gambar aksial. Pasien juga harus melakukan persiapan khusus, yaitu berpuasa dan sehari sebelum pemeriksaan disarankan untuk mengonsumsi makanan lunak (bubur + kecap) agar pasien bebas dari udara dan feses. Pasien juga harus melakukan pemeriksaan lab ureum dan kreatinin untuk melihat fungsi ginjal, serta pasien melakukan skin test untuk melihat daya tahan tubuh pasien terhadap zat media kontras yang akan diberikan. Kemudian persiapan alat dan bahan yang meliputi pesawat CT-Scan yang siap digunakan, alat untuk injeksi zat kontras seperti spuit, kapas alkohol, plester, nierbeken, torniquet, dan oksigen. Bahan yang dibutuhkan adalah media yodium kontras yang akan diinjeksikan secara intravena.

Gambar yang dihasilkan adalah gambar CT-Scan abdomen Tn.saragih, dimana terlihat gambaran hati yang membesar bentuk dan ukurannya, tepi-tepi yang teratur, kepadatan parenkim hati sebagian tampak meningkat dan dapat disimpulkan dari pemeriksaan CT-Scan abdomen seluruh Tn.saragih bahwa beliau menderita hepatomegali/pembesaran hati.

Gambar 3. CT-Scan Dengan Klinis Hepatomegali https://iocscience.org/ejournal/index.php/JMN/article/download/393/218
Gambar 3. CT-Scan Dengan Klinis Hepatomegali https://iocscience.org/ejournal/index.php/JMN/article/download/393/218

Oleh karena itu pemeriksaan CT-Scan abdomen secara keseluruhan dapat memberikan informasi diagnostik yang lebih akurat kepada dokter untuk mendiagnosa kelainan patologi yang terdapat di dalam rongga hati pada kasus hepatomegali dan dapat memberikan keputusan untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Kemudian, kekurangan dalam pelaksanaan CT-Scan penyakit Hepatomegali adalah penggunaan  pesawat CT-Scan multislice kurang tepat dan besarnya jumlah radiasi yang diterima pasien.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Prosedur yang sangat berguna untuk menilai ukuran, bentuk, dan kondisi hati secara menyeluruh adalah pemeriksaan hepatomegali dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Prosedur ini menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan gambar yang sangat rinci dari berbagai organ dan jaringan dalam tubuh, termasuk hati.

Gambar 4. Hepatomegali Pada MRI  https://radiopaedia.org/play/61437/entry/1128990/case/46187/studies/50569?lang=us
Gambar 4. Hepatomegali Pada MRI  https://radiopaedia.org/play/61437/entry/1128990/case/46187/studies/50569?lang=us

Pasien biasanya diminta untuk berpuasa beberapa jam sebelum pemeriksaan agar hasilnya lebih baik. Dalam beberapa kasus, agen kontras berbasis gadolinium mungkin diberikan secara intravena untuk membantu menunjukkan struktur hati dan lesi yang terlihat. Pemeriksaan MRI biasanya memakan waktu 30 hingga 60 menit, tergantung pada area yang diperiksa dan apakah agen kontras digunakan atau tidak. Pasien juga diminta untuk melepaskan semua benda logam yang dapat mengganggu medan magnet MRI.

Keunggulan MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) memungkinkan pencitraan dalam berbagai bidang (axial, coronal, dan sagittal) yang membantu dalam penilaian yang lebih komprehensif karena MRI tidak menggunakan radiasi ionisasi, sehingga lebih aman untuk pasien dalam jangka panjang. MRI juga memberikan gambar dengan resolusi tinggi yang memungkinkan visualisasi detail struktur hati.

Kekurangan MRI

Dibandingkan dengan metode pencitraan lain seperti USG atau CT scan, MRI adalah prosedur pencitraan yang mahal. Baik pasien maupun fasilitas medis dapat menghadapi tantangan karena biaya yang tinggi.Tergantung pada kompleksitas studi, proses MRI dapat memakan waktu antara tiga puluh hingga enam puluh menit. Bagi pasien yang mengalami kesulitan berbaring diam untuk waktu yang lama, ini dapat menjadi tugas yang sulit. Tidak semua rumah sakit atau klinik memiliki mesin MRI, terutama di negara berkembang atau pedesaan. Ini dapat membatasi ketersediaan pemeriksaan ini untuk beberapa pasien. Karena implan logam seperti pacemaker, klip aneurisma, atau perangkat medis lainnya dapat mengganggu medan magnet yang kuat, pasien dengan implan logam mungkin tidak dapat menjalani MRI.

Meskipun magnetik resonansi magnetik (MRI) adalah alat yang sangat berguna dan canggih untuk pemeriksaan hepatomegali dan kondisi hati lainnya, kelemahan di atas harus dipertimbangkan saat memilih metode pencitraan yang tepat. Untuk menentukan apakah MRI adalah opsi yang paling sesuai, evaluasi klinis dan kebutuhan unik pasien harus dipertimbangkan.

Kedokteran Nuklir

Kedokteran nuklir merupakan prosedur dalam pencitraan medis yang menggunakan zat radioaktif untuk melakukan diagnosis dan juga terapi. Zat radioaktif atau biasa dikenal dengan radioisotop akan dicampur dengan radiofarmaka yang berupa obat tertentu agar pada saat injeksi obat akan berhenti pada organ tertentu tergantung radiofarmaka yang digunakan. Prosedur kedokteran nuklir juga bisa digunakan untuk mendiagnosis area hati manusia.

Pada pemeriksaan kedokteran nuklir untuk indikasi hepatomegali diperlukan persiapan pasien yaitu pasien akan diminta untuk menggunakan pakaian yang tidak mengandung logam karena logam dapat mengganggu citra yang dihasilkan oleh kamera gamma. Pasien juga mungkin perlu menjaga pola makan tertentu atau menghindari minum air sebelum pemeriksaan tergantung pada jenis radiotracer yang digunakan.

Kemudian dilakukan pemasukkan radioisotop dan radiofarmaka atau biasa disebut dengan radiotracer. Pasien diberikan radiotracer intravena. Radiotracer ini telah dimodifikasi untuk menumpuk di organ atau area tubuh tertentu, atau untuk menunjukkan fungsi biologis tertentu. Misalnya 99mTc-sulfur koloid menumpuk di hati. Setelah radiotracer menyebar di dalam tubuh, pasien diletakkan di bawah kamera gamma. Kamera ini mengambil gambaran dari organ atau area tubuh yang ditargetkan selama periode waktu tertentu. Durasi pengambilan gambar dapat bervariasi tergantung pada tujuan pemeriksaan.

Gambar 5. Hepatomegali Pada Nuclear Imaging radiologitop.wordpress.com/2014/01/02/kedokteran-nuklir-sebagai-modalitas-staging-pemeriksaan-ca-hepar/
Gambar 5. Hepatomegali Pada Nuclear Imaging radiologitop.wordpress.com/2014/01/02/kedokteran-nuklir-sebagai-modalitas-staging-pemeriksaan-ca-hepar/

Selanjutnya untuk hasil citra pada kedokteran nuklir, gambaran yang dihasilkan kemudian dianalisis oleh teknisi atau dokter radiologi. Mereka mencari pola atau perubahan dalam distribusi radiotracer yang mungkin menunjukkan kondisi patologis. Misalnya penumpukan radiotracer yang tidak normal di hati mungkin menunjukkan adanya tumor atau infeksi. Dan yang terakhir terdapat kekurangan dan kelebihan dari kasus hepatomegali.

Kelebihan: 

  • Teknik ini tidak memerlukan intervensi bedah atau biopsi.
  • Dapat memberikan informasi tentang fungsi hati dan distribusi radiotracer.
  • Beberapa radiotracer dirancang untuk menunjukkan aktivitas biologis atau fisiologis tertentu yang dapat membantu dalam diagnosis dan evaluasi penyakit hati.

Kekurangan:  

Dibandingkan dengan metode imaging lainnya seperti CT atau MRI kualitas citra anatomi mungkin kurang tinggi karena hanya berfokus pada patologis yang terkandung dalam suatu organ.

Kesimpulan

Hepatomegali merupakan patologis pada organ liver, pada identifikasi awal untuk mengetahui adanya hepatomegali dapat dilakukan dengan pemeriksaan USG, CT-Scan, MRI, dan juga kedokteran nuklir. Sebelum pemeriksaan dilakukan baik dari modalitas manapun pasien diharapkan melepas benda logam yang kemungkinan akan menjadi artefak. Semua modalitas diatas memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Pemeriksaan ultrasonografi hepatomegali dapat mengidentifikasi ukuran dari hepar dimana usg baik untuk tampilan soft tissue organ abdomen. Namun, untuk kekurangan pemeriksaan USG kurang baik dalam menampilkan volume dari liver. Identifikasi berikutnya dapat menggunakan modalitas CT-Scan, pada pemeriksaan CT-Scan dapat menampilkan keseluruhan tampilan dari abdomen, sehingga untuk evaluasi dapat lebih akurat dan menyeluruh.

Pada pemeriksaan CT-Scan juga menampilkan dari berbagai irisan sehingga untuk evaluasi volume dari hepar dan adanya patologis akan lebih tampak akurat. Sebelum pemeriksaan CT abdomen pasien diharapkan untuk melakukan prosedur seperti berpuasa untuk mengosongkan udara dan feses pada colon. Kekurangan pada pemeriksaan hepatomegali dengan modalitas CT-Scan adalah penggunaan pesawat CT-Scan multislice kurang tepat dan besarnya radiasi yang diterima oleh pasien. Pada modalitas MRI juga dapat digunakan untuk evaluasi patologis pada hepar, MRI menggunakan medan magnet sehingga tidak ada paparan radiasi untuk pasien, pada pemeriksaan MRI akan menghasilkan gambar yang lebih rinci yang memungkinkan visualisasi detail dari hepar, sama seperti CT-Scan untuk prosedur sebelumnya pasien diharapkan berpuasa untuk mengosongkan udara dalam perut. Pada modalitas kedokteran nuklir menggunakan bahan radioaktif yang akan dimasukkan dalam tubuh pasien untuk evaluasi kelainan patologis dan juga untuk pengobatan, untuk organ hepar dapat menggunakan bahan radioaktif Tc-99m dan Iodium 131 hal ini tentunya akan berisiko lebih tinggi. Pada kedokteran nuklir pasien diminta menyiapkan prosedur sebelum pemeriksaan seperti melepas benda logam pada tubuh dan juga diminta untuk mengonsumsi air yang bertujuan untuk melarutkan bahan radioaktif pada radiotracer tertentu, setelah pasien mengonsumsi bahan radioaktif tahap berikutnya yaitu pengambilan gambar untuk pengambilan gambar waktu yang digunakan tergantung dengan organ yang akan dievaluasi. memberikan informasi tentang fungsi hati dan distribusi radiotracer, untuk kekurangan pada kedokteran nuklir yaitu akan menampilkan gambar yang kualitas citra nya tidak sebaik jika menggunakan modalitas CT ataupun MRI. Oleh sebab itu, dari penjelasan berbagai modalitas di atas terkait dengan penanganan kasus hepatomegali, modalitas yang paling baik digunakan yaitu USG dan CT-Scan.

Referensi

  • Childs, J.T. et al. (2016) 'Ultrasound in the assessment of hepatomegaly: A simple technique to determine an enlarged liver using reliable and valid measurements', Sonography, 3(2), pp. 47--52. Available at: https://doi.org/10.1002/sono.12051.
  • Simamora, D., Lubis, H. and Surbakti, E.P. (2019) 'Inspection Computed Tomography Scan (Ct Scan) Whole Abdomen on suspicion Hepatomegali General Hospital Haji Adam Malik', 2(1).
  • Widak, K. et al. (2018) 'Hepatomegaly As The First Symptom Of Malignant Solid Tumors In Children'. Available at: https://doi.org/10.5281/ZENODO.1250334.
  • Zanetto, Alberto, Marco Senzolo, Filippo Pelizzaro, Claudia Mescoli, and Stefania Rizzo. "A Rare Cause of Painful Hepatomegaly." Journal of Hepatology 79, no. 6 (December 2023): e228--30. https://doi.org/10.1016/j.jhep.2023.09.015.

Ditulis Oleh :

Nadya Annur Putri (152010383040), Salsabila Ista Nudiana (413221007), Juan Farikh Rahmada (413221013), Hanistasya Prameswari L. Q. (413221029), Dyah Putri Eka Febrianti (413221037), Yolla Sholichatul Faradilla (413221050), Reninda Fradhea Dewi Syafana (413221051). Kelompok 7A, Program Studi D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun