Mohon tunggu...
DafanovKoliska
DafanovKoliska Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menulis adalah sebuah seni untuk mengukir nama di prasasti kehidupan ini.

Selanjutnya

Tutup

Diary

The Power of Ikhtiar

24 Mei 2023   16:24 Diperbarui: 20 Juni 2023   16:49 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hihihi... Lucu juga sih. Motor matic 125 cc yang dikendarai oleh emak-emak mengejar bus yang sudah jalan lebih dari 15 menit yang lalu. "Apa aku bisa mengejarnya?" Pikirku ragu.

Sempat terpikir untuk membatalkan pengejaran saja dan menyusul bersama Pak Kepsek saja nanti sore.

Lagi-lagi aku membayangkan wajah anakku yang tadi pagi sempat menangis kecewa. Aku tidak ingin membuatnya kecewa. Aku harus memberikan yang terbaik untuknya. Minimal aku berikhtiar saja dulu.

Dengan menggunakan jurus The power of emak-emak, Kupacu motorku mengejar bus. Sepanjang jalan aku terus beristighfar memohon ampunan atas kesalahanku yang kesiangan menunaikan salat subuh.

Subhanallah wabihamdi subhanallah hiladzim astagfirullah. Terus berkali-kali.

Setelah 7 KM perjalanan, di daerah Bundaran Cibiru kehentikan motorku.

Kutelepon wali kelas untuk menanyakan posisi bus berada di mana.

"Sekarang kami sedang mengisi bensin di pom bensin Cileunyi, Bunda." Lalu ia mengirim foto. Kulihat bis sedang mengantri di urutan ketiga. Di depan bus ada sebuah bus warna hijau. Di depannya lagi ada truk yang sangat besar sedang mengisi bensin.

Analisaku saat itu adalah Ibu Wali Kelas duduk di bus kedua. Bus di depannya yang berwarna hijau adalah bus kesatu. Sedangkan truk di depannya, adalah kendaraan lain yang sedang mengisi bensin.

"Bunda jangan terlalu dipaksakan. Kalau tidak keburu kakak Jaka lebih baik ikut Pak kepsek nanti sore." Sekali lagi Ibu wali kelas memberi opsi yang bagus. Aku mengerti bahwa beliau menghawatirkan kami.

Namun aku tetap berusaha gigih mengejarnya, demi menyenangkan anakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun