Sesampai di mobil, kutumpahkan semua air mataku yang tadi aku bendung sewaktu di depan Dokter Dwi. Setelah aku tenang, kutepati janjiku ke Dokter Dwi,segera kukirimkan pesan voice Note tentang kondisiku ke keluargaku. Lalu aku mulai menjalankan mobilku pulang ke rumah.
***
Seminggu kemudian aku, suami dan anakku sudah duduk di hadapan Dokter Firman spesialis bedah syaraf dan mendapatkan penjelasan yang sama seperti yang telah dijelaskan oleh Dokter Dwi sebelumnya.
Tumor di Batang otak adalah tumor yang tidak bisa di otak-atik. Berdamai dengan penyakitku adalah solusinya. Artinya, aku harus menerima pusing sebagai bagian dari hidupku, aku harus mampu mengatasi ketidaknyamanan di tubuhku tanpa obat, Aku tetap beraktifitas seperti biasa, aku harus lebih mengerti kondisi tubuhku.Â
Aku disarankan tidak berkendara sendirian karena takut tiba-tiba drop. Dan yang paling penting dari semua itu, aku dan keluargaku harus bersiap-siap jika sesuatu yang terburuk tiba-tiba menimpaku. Namun sebelum itu terjadi, aku sudah harus mengumpulkan amal yang banyak sebagai bekalku menuju perjalanan abadiku.
Inilah ujianku; Hidup berdampingan dengan musuh yang selalu siap membunuhku kapan saja.Â
Apa ujianmu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI