Mohon tunggu...
Dyah Ayu
Dyah Ayu Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bidang pendidikan

orang yang senang menulis, dan mempunyai hobi membaca selain itu juga dapat beradaptasi dengan lingkungan,berkomunikasi dengan baik serta cepat belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesan Terahir

24 Januari 2023   11:17 Diperbarui: 28 Januari 2023   06:54 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"iya sayang" jawab raihan seraya berbisik di telinganya

"Aku bakal buktiin kalau aku bisa berdiri sendiri raihan, aku bisa kuat tanpa kamu" teriak clara dari kejauhan

"serah lo" ucap raihan tanpa menoleh

Setelah raihan dan amel pergi meninggalkan cafe, tersisalah hanya clara yang tinggal dengan tangis yang pilu hingga orang lain iba melihatnya, siapa yang tidak iba bila seorang wanita dengan kondisi muka pucat basi tengah menangisi pacarnya yang telah berselingkuh dan memutuskan hubungan denganya secara terang terangan.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya salah seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di sampingnya sembari memberikan clara beberapa lembar tisu

"aku baik pak, terima kasih" ucap clara seraya menerima tisu yang diberikan

Tanpa berlama lama lagi, setelah pesanan dari ibunya siap, clara segera meninggalkan cafe tersebut dengan menundukan kepala. pasalnya hampir seluruh orang dicafe seperti sedang mengunjingnya, clara benci itu. saat clara dalam perjalanan pulang tanpa diduga pening menyerang kepalanya seakan ada batu besar yang menghantam kepalanya, sebelum sempat clara sampai dirumah clara sudah pingsan terlebih dahulu lalu salah seorang pengendara berbaik hati untuk mengantarkanya ke rumah sakit.

"Ibu nita, dengan berat hati saya harus memberitahukan kepada anda bahwa kondisi clara mengalami penurunan" ucap dokter yang menangani clara

deg

seakan ditusuk ribuan jarum di dalam hatinya yang menyisakan sesak tak tertahan, nita menangis tersendu seraya mencerna perkataan dokter agar dapat ia tangkap sepenuhnya

"Tapi dok, beberapa hari lalu clara baik baik saja, bahkan ia sempat bersekolah. clara mengatakan kepada saya bahwa ia bisa untuk sekolah lagi" ucap nita seakan menolak pernyataan dokter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun