"iya sayang" jawab raihan seraya berbisik di telinganya
"Aku bakal buktiin kalau aku bisa berdiri sendiri raihan, aku bisa kuat tanpa kamu" teriak clara dari kejauhan
"serah lo" ucap raihan tanpa menoleh
Setelah raihan dan amel pergi meninggalkan cafe, tersisalah hanya clara yang tinggal dengan tangis yang pilu hingga orang lain iba melihatnya, siapa yang tidak iba bila seorang wanita dengan kondisi muka pucat basi tengah menangisi pacarnya yang telah berselingkuh dan memutuskan hubungan denganya secara terang terangan.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya salah seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di sampingnya sembari memberikan clara beberapa lembar tisu
"aku baik pak, terima kasih" ucap clara seraya menerima tisu yang diberikan
Tanpa berlama lama lagi, setelah pesanan dari ibunya siap, clara segera meninggalkan cafe tersebut dengan menundukan kepala. pasalnya hampir seluruh orang dicafe seperti sedang mengunjingnya, clara benci itu. saat clara dalam perjalanan pulang tanpa diduga pening menyerang kepalanya seakan ada batu besar yang menghantam kepalanya, sebelum sempat clara sampai dirumah clara sudah pingsan terlebih dahulu lalu salah seorang pengendara berbaik hati untuk mengantarkanya ke rumah sakit.
"Ibu nita, dengan berat hati saya harus memberitahukan kepada anda bahwa kondisi clara mengalami penurunan" ucap dokter yang menangani clara
deg
seakan ditusuk ribuan jarum di dalam hatinya yang menyisakan sesak tak tertahan, nita menangis tersendu seraya mencerna perkataan dokter agar dapat ia tangkap sepenuhnya
"Tapi dok, beberapa hari lalu clara baik baik saja, bahkan ia sempat bersekolah. clara mengatakan kepada saya bahwa ia bisa untuk sekolah lagi" ucap nita seakan menolak pernyataan dokter