Hidup pada dasarnya selalu ingin dinikmati oleh semua orang terutama masa muda namun tidak bagi Clara Putri, gadis berusia 18 tahun yang saat ini terbaring di rumah sakit. Bukan keinginanya untuk terus disana tapi penyakit yang memaksanya untuk tidak meninggalkan ruang bernuasna putih dengan bau obat obatan yang menyengat. clara di diagnosis oleh dokter bahwa ia mengidap tumor otak.
 "Dokter apa biaya untuk berobat clara sungguh mahal?" ucap Nita Rahayu yang merupakan ibu clara dengan sorot mata yang berkaca kaca
"Maafkan saya ibu nita, namun saya akui ini memang membutuhkan biaya yang lebih karena tergolong penyakit yang serius dan butuh penangan yang intensif di rumah sakit" ucap dokter yang menangani penyakit clara
"Baiklah dokter, saya akan segera mengusahakanya agar clara juga dapat ditangani dengan baik, kalo begitu saya permisi dulu"
"Ya, silahkan ibu" ucap dokter dengan nada ramah
Setelah nita keluar dari ruang dokter ia segera ke ruang inap clara untuk mengecek kondisi clara
"Ibu, aku bisa sembuh engga ya?" tanya clara dengan raut wajah sedih
"Pasti sembuh sayang, kita berdoa ya kamu harus kuat"
"Sejujurnya aku sudah menyerah dengan penyakit ini bu, aku engga mampu buat bertahan lebih lama"
"Jangan bilang gitu nak, ibu yakin kamu bisa. ibu cuma punya kamu kalo kamu pergi ibu sama siapa lagi?"
"ibu mohon clara kamu harus kuat kamu bisa sembuh kok" batin nita dengan air mata yang menetes
"Akan aku usahakan bu, tapi boleh tidak aku meminta satu hal" tanya clara jelas
"Boleh sayang kamu mau minta apa? selama ibu bisa mengabulkanya ibu akan mengusahakannya"
"Aku ingin sekolah lagi bu, kondisiku lebih baik daripada yang kemarin dan aku yakin aku kuat bu untuk ke sekolah"
"Ibu tidak akan mengizinkan kamu clara, lihatlah kondisimu sendiri lemas seperti ini" ucap nita yakin
"Aku mohon ibu, aku janji apabila kondisiku memburuk aku tidak akan ke sekolah lagi"
"Ini yang terahir, ibu toleransi kepadamu clara, setelah ini ibu tidak akan meemenuhi permohonanmu"
"iya ibu, aku janji" ucap clara dengan mata yang berbinar
SMA Mentari II
Merupakan salah satu sma favorit di Bandung, karena terkenal dengan fasilitas sarana dan prasarana yang mewah dan berkelas, sekolah ini juga merupakan sekolah bergengsi yang didalamnya didominasi anak anak orang kaya, beruntunglah clara karena ia merupakan siswa berprestasi di sma ini, maka tak ayal sekolah menyediakan beasiswa penuh untuk murid berbakat, clara adalah salah satunya. ia mempunyai sahabat dekat di sekolahnya bernama Anastasya Ayu, wanita cantik namun sedikit bar-bar dan juga tomboy. Clara juga mempunyai pacar di sekolah bernama Reihan Dewangga kerap dipanggil raihan oleh clara.
"Clara, yeila bocah tuli kali ya dipanggil kaga denger" gumam ana
"Eh iya na, kenapa? maaf  ya tadi engga kedengeran soalnya kelasnya ramean"
"Gimana kondisi lo?" tanya ana memastikan
"Baik kok, aku janji sama ibu kalo ini drop aku gabakal dibolehin sekolah lagi, harus fokus dirumah sakit" ucap clara dengan raut muka sedih
"Gapapa na, gue yakin lo bisa, lo kuat"
"Makasih ya na, kamu emang sahabat baik aku, eh iya aku tinggal dulu ya akum aku mau ngembaliin buku ke perpus sekalian ketemu raihan, paling dia juga lagi di perpus"
"dih iya iya si paling ngebucin" cibir ana
"eh engga kok biasa aja na, kamu jangan gitu aku malu"
"yaudah deh oke gue duluan, sampe ketemu di kelas" ucap ana lantang
"siap" ucap clara membalas
Ruang Perpustakaan
"Kamu kenapa si sayang baca buku itu, jadul banget kamu ga bosen apa?" ucap raihan menyela saat clara tengah membaca buku
"Engga kok, kaya udah jadi buku favorit aku ini" sahut clara dengan senyum
" Iya sayangnya aku, tadi sekalian ngembaliin buku ke perpus cuman udah kok, mau balik ke kelas engga?habis ini bel masuk"
"Raihan aku barusan aja sampe, bentar ya aku baca buku ini dulu" ucap clara dengan nada halus
"Kamu bisa engga sih manggil aku sayang aja daripada nama raihan gitu kek aneh sayang"
"eeh, iya deh aku bakal coba" ucap clara tersipu
"Masih lama engga bacanya?" tanya raihan tenang
"Engga kok han, yaudah ayo ke kelas"
"Ets apa tadi masih raihan" ucap raihan mengingatkan
"yaudah, engga lama kok sayang, yaudah ayo ke kelas" ucap clara pelan
"iya sayang ayo" balas raihan dengan nada manja
Kelas
"Anak-anak kita hari ini belajar tentang logika matematika ya" ucap pak budi sebagai guru pengampu mata pelajaran matematika
"huh" terdengar helaan nafas teman teman ketika mulai pasrah dengan mata pelajaran matematika. siapa pula yang betah selama berjam jam hanya berkutat pada angka dan hitungan. hampir semua siswa tidak berminat mendengarkan penjelasan pak budi, mereka hanya sekedar mendengarkan tanpa berminat memahaminya.
Beberapa jam kemudian
Kring..Kring...Â
Tanda bel pulang sekolah berkumandang di seluruh sma mentari II pertanda jam pelajaran telah usai, dalam hitungan detik semangat siswa siswi di kelas mulai ada karena tidak perlu lagi mendengarkan penjelasan dari pak budi.
"Baik anak anak, bapak cukupkan sampai di sini, bapak tutup pembelajaran hari ini" ucap pak budi kepada seluruh kelas
"Baik pak, Terima kasih pak" ucap siswa siswi serentak
Parkiran
"Sayang, aku pulang dulu kamu gapapa kan aku tinggal aku ada janji sama anak anak engga enak kalau suruh nunggu" tanya raihan
"Iya gapapa kok aku bisa pulang sendiri"
"Yaudah sayang aku tinggal ya nanti kabari aku kalau udah sampai rumah" ucap raihan sambil mengusap halus kepala clara
"Iya" sahut clara dengan senyum
Setelah raihan pergi tak lama kemudian clara mendapat pesan dari ibunya untuk membelikan kue kesukaanya karena akan ada acara kumpul tetangga dirumahnya lalu clara menyanggupi permintaan ibunya kebetulan cafe tersebut searah dengan arahnya pulang. Cafe itu terletak di sebrang tepat didepan clara, Â lalu clara menunggu lampu lalu lintas berwarna merah agar ia dapat segera menyebarang, namun sebelum ia menyebrang, terlihat dari tempatnya berdiri ada sesoorang wanita cantik yang sedang berada dicafe, dilihat dari seragamnya itu bukan merupakan seragam sekolah SMA Mentari II, wanita tersebut sedang duduk sendirian di pinggir cafe terlihat tenggah menunggu sesorang. saat ia akan menyebrang langkahnya terhenti ketika clara melihat siluet laki laki yang ia kenal betul yakni raihan sedang berjalan ke arah wanita tersebut dengan senyum menerkah.
"Bukanya itu raihan ya, tapi kok sama cewek lain, mungkin saudaranya kali ya" batin clara sambil menerka nerka siapa wanita tersebut
Saat clara ingin menghampiri pacanya itu tiba tiba ia melihat dari kejauhan raihan memeluk wanita tersebut dan merangkulnya.
"Apa aku engga salah lihat ya, yaudah aku samperin aja deh" ucap clara dengan sorot mata menyidik
"Raihan" ucap clara lantang sesaat setelah clara memasuki cafe tersebut dengan cepat kedua orang tersebut pun menoleh
"Ini siapa raihan? kok kamu meluk dia" tanya clara dengan nada rendah
"Eeee, sayang kamu kok bisa disini?" ucap raihan dengan raut muka terkejut
"Apaan sih han, mending lo jujur aja sama wanita ini, kasian juga kalo diboongin mulu, cih" sela wanita tersebut yang bernama Amel Aquela yang tak lain ialah selingkuhan raihan
"Gue Amel Aquela pacarnya raihan, dan perlu lo tau gue lebih dulu sama reihan daripada lo" jelas amel dengan tatapan merendahkan
"Bener itu raihan?" tanya clara memastikan
"Yaudah deh toh juga udah ketahuan juga. Iya bener. perlu gue jelasin ke lo clara gue sebenernya sayangnya sama amel daripada sama lo" tunjuk raihan pada clara
"Salah aku apa coba?" ucap clara seakan meminta penjelasan
"Lo tu cupu, gue mau ya karna gue jadiin babu lah buat ngerjain tugas gue, lo cuma ketolong pinter doang ra" jelas raihan dengan nada lantang
"Terus selama ini kamu cuma manfaatin aku aja?"
"iyalah yakali gue yang ganteng gini mau sama lo yang udik, pucet, kek orang mati. lo tu sampah masyarakat ra, mending lo mati aja deh gue aja jijik sama lo" ucap raihan
" lo tau lo tuh engga diinginkan didunia ini, daripada lo boros-borosin oksigen dibumi mending lo gausah nafas aja, raihan biar gue yang jaga" sambung amel
hiks..
hiks..
"kamu jahat raihan" ucap clara
Plak. tampar clara ke raihan dalam hitungan detik
"lo gila apa" teriak raihan mengema di seluruh cafe hingga pengunjung lain pun mengalihkan perhatian mereka
"Udahlah sayang kita tinggalin aja dia, engga berguna juga kamu marah-marah gini, liat deh orang lain merhatiin kita" ucap amel menyela
"iya sayang" jawab raihan seraya berbisik di telinganya
"Aku bakal buktiin kalau aku bisa berdiri sendiri raihan, aku bisa kuat tanpa kamu" teriak clara dari kejauhan
"serah lo" ucap raihan tanpa menoleh
Setelah raihan dan amel pergi meninggalkan cafe, tersisalah hanya clara yang tinggal dengan tangis yang pilu hingga orang lain iba melihatnya, siapa yang tidak iba bila seorang wanita dengan kondisi muka pucat basi tengah menangisi pacarnya yang telah berselingkuh dan memutuskan hubungan denganya secara terang terangan.
"Apakah kamu baik-baik saja?" tanya salah seorang pria paruh baya yang tengah berdiri di sampingnya sembari memberikan clara beberapa lembar tisu
"aku baik pak, terima kasih" ucap clara seraya menerima tisu yang diberikan
Tanpa berlama lama lagi, setelah pesanan dari ibunya siap, clara segera meninggalkan cafe tersebut dengan menundukan kepala. pasalnya hampir seluruh orang dicafe seperti sedang mengunjingnya, clara benci itu. saat clara dalam perjalanan pulang tanpa diduga pening menyerang kepalanya seakan ada batu besar yang menghantam kepalanya, sebelum sempat clara sampai dirumah clara sudah pingsan terlebih dahulu lalu salah seorang pengendara berbaik hati untuk mengantarkanya ke rumah sakit.
"Ibu nita, dengan berat hati saya harus memberitahukan kepada anda bahwa kondisi clara mengalami penurunan" ucap dokter yang menangani clara
deg
seakan ditusuk ribuan jarum di dalam hatinya yang menyisakan sesak tak tertahan, nita menangis tersendu seraya mencerna perkataan dokter agar dapat ia tangkap sepenuhnya
"Tapi dok, beberapa hari lalu clara baik baik saja, bahkan ia sempat bersekolah. clara mengatakan kepada saya bahwa ia bisa untuk sekolah lagi" ucap nita seakan menolak pernyataan dokter
"Maafkan saya ibu, terkadang kondisi pasien memang tidak selalu dalam keadaan stabil, dan dapat dipicu oleh beberapa hal, dalam kondisi clara ini diluar prediksi kami" ucap dokter menjelaskan
"Dokter, pasien siuman" teriak seorang perwat dari dalam ruang rawat clara
Bergegas dokter dan nita masuk untuk melihat kondisi clara
"Apa yang kamu rasakan clara?" tanya dokter dengan menaruh stetoskop ke badan clara
"Baik dok, hanya sedikit merasa pusing" ucap clara menanggapi
"Istirahatlah lebih dahulu clara jangan terlalu banyak bergerak dan memikirkan hal yang tidak perlu. saya tinggal dahulu" ucap dokter
"iya dok" jawab clara bersamaan dengan anggukan kepala
"Kamu kenapa bisa kaya gini clara, kamu janji kan sama ibu kalau kamu akan baik baik saja di sekolah" ucap nita setengah berteriak
"Maaf bu" jawab clara dengan suara lirih
"Clara" teriak ana dengan tatapan khawatir saat memasuki ruang rawat clara, ana tau kalau clara masuk rumah sakit karena tadi ditelfon oleh pengendara motor sesaat sebelum mengatarkan clara ke rumah sakit, jadi ia bergegas ke rumah sakit setelah menerima panggilan telfon tersebut
"eh tante, gimana keadaanya clara tan?" tanya ana dengan muka yang panik
"Dia tambah parah ana, terutama setelah kamu bertiak tadi, telinga tante juga sakit denger suara kamu yang cempreng ini" jawab nita seraya bergurau
"Ih tante suara aku tuh kalem gini, sekelas sama penyanyi kok dibilang cempreng" ucap ana merajuk
"ehehe, iya sayang bercanda. tadinya emang kata dokter clara agak down tapi sekarang udah mendingan tinggal suruh istirahat aja" jelas nita dengan menatap ana
"Serius tan?" tanya ana ulang
"Iya, yaudah tante tinggal ya mau ke ruangan dokter kamu jaga clara dulu disini ya"
"Iya tante"
"Tadi perasaan kita balik lo oke oke aja na, lah baru gue tinggal jalan pulang lo dah gini lagi"
"Aku awalnya emang gapapa na, cuman waktu pulang tadi disuruh beli kue dulu ke cafe yang biasanya tuh, disitu aku liat raihan ternyata sama cewe lain pas aku tanya ternyata selingkuhanya. bahkan bilang ke aku kalau dia duluan yang sama raihan, berarti ini aku yang posisinya selingkuhanya ya apa gimana" ucap clara menjelaskan
hiks..hiks..
"Gatau diri banget sih tu raihan"
"Lo bego clara, kalau emang raihan selingkuh ya lo lepasin aja. Misalpun lo mau bertahan tapi itu nyakitin diri lo sendiri"
"Aku tau ana, aku juga engga bakal bertahan sama raihan"
"Terus udah lo putus berarti?"
"Iya tadi raihan ngomongnya gitu"
"Yaudah lo fokus aja ke diri lo, liat nyokap lo aja bener bener berjuang buat lo clara,seengganya lo harus semangat buat sembuh" ucap ana menjelaskan
"Iya aku paham, cuman na, boleh minta tolong engga. kasih surat ini tepat seminggu misal setelah aku gaada"
"Lo jangan ngomong macem macem deh, lo tu bakal sembuh ana. berapa kali sih gue ngomong. lo jangan nyerah dulu" omel ana
"Ini kan cuman misal ana kita gatau masa depan, plis aku mohon aku cuman punya kamu sahabat aku,. yaya mau ya? ucap clara dengan tatapan memohon
"Ogah"
"Plis ana, kalo engga aku engga bakal minum obat"
"Cih, ngambekan"
"Makanya mau ya, nih" ucap clara dengan mengulurkan suratnya
"Hmm" sahut ana dengan tatapan malas
Beberapa bulan kemudian
"Ibu nita" panggil dokter saat di rumah sakit
"Iya gimana dok" sahut nita
"Ada yang perlu saya jelaskan, mari keruangan saya" ucap dokter
"Ibu nita, dengan berat hati saya meminta maaf kepada ibu karena harus memberitahukan ini bahwa kondisi clara, saat ini hampir keseluruhanya ditopang oleh alat bantu, maka dari itu apabila ibu merelakan, kami butuh persetujuan ibu untuk melepas alat bantu pada clara" jelas dokter dengan nada pelan
"Maksud dokter anak saya udah gaada kemungkinan untuk sembuh" teriak nita seakan tidak terima dengan pernyatan dokter
"Maafkan kami ibu, kami sudah berusaha semaksimal mungkin kondisi clara semakin menurun dari waktu ke waktu, kecil kemungkinanya untuk clara sembuh"
"Engga dok, engga mungkin" teriak nita dengan tangis
"Dengan berat hati anak ibu kami nyatakan meninggal dunia" ucap dokter dengan  tatapan sendu
Seminggu setelah kepergian clara
SMA Mentari II
"Woy ana" panggil raihan dengan setengah teriak karena jarak mereka yang jauh
"Apaan" sahut ana dengan nada kesal
"Santai aja kali, gue cuman nanya kok si clara gapernah gue liat di sekolah" tanya raihan
"Ngapain lo peduli"
"Heh cewe bar bar gue cuman tanya kali"
"Yaudah sih santai gausah ngatain segala, lo engga bisa ngehargain orang apa" ujar ana
"Ribet lo, tinggal jawab pertanyaan gue aja susah"
"Urus aja pacar lo siapa tu amel adel omel ah itulah pokoknya"
"Kok lo sewot banget sih, gue udah putus sama dia"
"Lo gila apa setelah lo mutusin clara terus selingkuh sama amel baru juga berapa bulan dah putus aja. lo emang cowo gabener sih, syukur deh clara pinter langsung pergi dan engga ngurusin lo lagi"
"Clara dimana" tanya raihan ulang dengan penuh penekanan
"Udah mati" jawab ana dengan nada yang dingin
"Hah" beo raihan
"Dih lo ngarang gaada yang bagusan dikit ngapa" terang raihan mengalihkan topik
"Tadi engga gue kasih tau ribut gue kasih tau engga percaya lo emang ya.. susah ngomong sama orang oon kek lo"
"Ya jelas dong gue ga percaya, engga mungkin orang kemarin terahir gue ketemu aja dia sehat gitu"
"Karena lo engga peka raihan. lo tau engga clara tu sakit kanker otak, jauh pas lo masih pacaran sama clara. lo aja engga nyadar. padahal kalo lo liat muka clara tu dah kek pucet gitu lo masih aja engga nyadar, setelah clara meninggal lo baru nanyain. telat kali" ucap ana terang
Deg
"Engga mungkin. clara engga pernah tuh cerita sama gue tentang penyakitnya" teriak raihan dengan mata yang berkaca kaca
"Iya karena dia gamau nyusahin lo, bayangin dia sakit gitu masih ngerelain buat bantuin lo ngerjain tugas, begadang, masih mikir jawaban buat lo. lo adalah orang yang gatau bertima kasih banget" maki ana
"Engga mungkin" ucap raihan dengan raut sedih
"Apaan, baru nyesel lo percuma! orang yang lo buang sekarang gaada. lo seneng kan?lo sendiri yang bilang kalo lo mau clara mati aja, selamet ucapan lo jadi kenyataan" sindir ana
"Pas banget gue ketemu sama lo gue mau ngasih ini adalah surat terahir yang clara titipin buat lo, tenang aja gue engga buka gue masih tau privasi. kalo engga karena clara yang mohon gue engga bakal mau ya"
Untuk Reihan Dewangga
Maaf.
Pesan ini harus aku jelaskan lewat tulisan, karena mungkin waktuku yang terbatas. saat kamu menerima surat ini aku sudah pergi jauh, seperti yang kamu tau. pergiku bukan hanya terbatas jarak dan waktu namun berbeda alam, yah kamu tau artinya bukan? aku telah tiada raihan. maaf karena tidak memberitahumu lebih dulu.
Jauh dari lubuk hatiku, aku masih mencintaimu raihan. bahkan diwaktu terahir aku menghembuskan nafas di dunia ini, aku memaafkanmu dan mengiklaskanmu apabila kamu bersama wanita lain, toh pada dasarnya aku juga tidak mampu menemanimu hingga hari tua nanti.Â
Sejauh apapun kita, aku akan tetap berharap kamu mendapatkan wanita yang baik yang dapat mengantikanku, aku harap ia dapat menjagamu lebih baik dari aku, jangan pernah menyesal dengan ini. setelah kamu menerima surat ini aku harap kamu dapat memulai lembaran baru.
Tertanda Clara Putri.
-end-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H