"Iya bu, titanya ada tidak ya"
"Ada kok sebentar ya ibu panggilkan" ucap Tania pramesti yang merupakan ibu dari tita, ia wanita yang cantik alami meski umurnya yang tak lagi muda sehingga orang orang memberikan pujian awet muda
"Tita, turun nak dicari raihan ini" ucap tania dengan berteriak
" Raihan, kamu sudah selesai untuk urusan di newyork? bahkan masih membawa koper, apa kamu tidak pulang terlebih dahulu lalu istirahat? bagaimana kalau kamu terlalu lelah perjalanan?" tanya tita beruntun
"Kamu ini tanya nya satu satu kasian raihan tidak bisa jawab semua pertanyaan kamu tita" ucap tania menyela
"Tidakpapa bu, aku akan menjawab pertanyaanmu tania namun ada yang ingin aku sampaikan kepadamu dan juga ibu, ini termasuk hal yang penting sehingga aku belum sempat pulang ke rumah"
"Apa yang ingin kamu bicarakan raihan?" ucap tita penasaran
"Duduklah dulu raihan, kita bicara didalam" ucap tania menyela
Setelah ketiga orang tersebut duduk, raihan memulai mengeluarkan sebuah cicin di dalam saku celananya yang ia siapkan sebelum kepulanganya ke indonesia. tanpa aba- aba raihan berjongkok didepan tita dan ibu.
"Begini, mungkin ini terkesan mendadak bagi kalian namun ini juga mengangguku apabila aku tidak segera mengungkapkanya. aku menyukai tita sejak kita di bangku sma hanya saja aku terlalu malu dan tidak ada keberanian untuk mengungkapkan ini kepada tita dan aku berfikir aku masih terlalu muda waktu itu, sampai saat aku di newyork  aku diberi saran oleh pak alex bahwa jarak bukan selalu menjadi penghalang dan juga bukan sebuah permasalahan yang sulit iya dia Alexander Grand yang merupakan ayahmu tita, menyarankanku untuk mengungkapkan perasaan kepada orang yang aku cintai,  maka dengan tekat yang kuat aku Ananda Raihan Bramasta meminta izin kepada ibu dan juga persetujuan dari tita. apakah kau mau untuk dapat menjadi istriku tita? dengan segenap hatiku aku akan menjagamu dengan baik dan juga membahagiakanmu" ucap raihan dengan penuh keyakinan
hiks