Mohon tunggu...
dyah ayu
dyah ayu Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Ayu hanya 'anak-anak' yang ingin melihat betapa banyak dunia yang ingin ia jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kucing-kucing Manusia

2 Februari 2023   01:23 Diperbarui: 2 Februari 2023   01:35 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

     Sebelum sesuatu dingin menghampiri tubuh hangusnya. Seseorang menyiramnya. Membuat api di perut seketika padam. Tapi entah apakah masih bisa diselamatkan atau tidak, kucing malang itu tergeletak seketika.

     Gadis kecil berkepang penyelamat meletakkan ember sembarangan lalu bergegas membawa tubuh lemah si kucing menuju rumah.

     “BUUUK! ADA KUCING KEBAKAR!” Tadinya gadis itu sontak mengambil air begitu melihat seekor kucing lucu berlari ke arahnya dengan api membakar perutnya. Untungnya api itu tak sampai membakar seluruh tubuhnya yang basah.

     1 bulan kemudian.

     Seekor kucing putih berbulu sehat, bersih, wangi, lucu–masih sama lucunya seperti pertama kali ia menyelamatkannya–dengan mata berbinar duduk dalam pangkuannya. Mendengkur ketika ia membelainya lembut.

     Ia ingat pertama kali memegang Chiko–nama pemberian gadis itu–setelah siuman, kucing itu mendesis marah. Ketakutan sambil mendempis tidak mau dipegang.

     “Nduk, siapkan mukenah sama sajadah. Tamunya mau sholat.”

     Gadis itu akan beranjak saat tamu ibu memasuki rumah. Keluarga terpandang berisi tiga orang. Kepala keluarga, ibu, dan bocah lelaki. Berwudhu.

     Melihat kucing putih lucu, anak lelaki keluarga itu langsung berlari menghampiri. Tapi kucing lucu itu mendesis tanpa sebab sehingga gadis itu harus turun tangan menenangkan kucingnya. Barulah bocah itu bisa mengelus bulu si kucing dengan sayang.

     “Ih, Ma… Kucingnya bagus. Aku pengen punya.”

     “Lucu ya? Sana tanya Papa, boleh apa nggak.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun