Mohon tunggu...
Djono W. Oesman
Djono W. Oesman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pemerhati masalah sosial

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Madu dan Racun Obat Sirop, Tersangka Buron

25 November 2022   08:45 Diperbarui: 25 November 2022   08:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Reza Alfian Maulana. Harian DISWAY

Istilah AKI pengganti dari istilah sebelumnya yang disebut ARF (Acute Renal Failure). Defnisi: Gagal ginjal akut, adalah penurunan mendadak fungsi ginjal dalam beberapa jam, setelah individul mengkonsumsi sesuatu. Gagal ginjal
meliputi kerusakan struktural dan gangguan, atau kehilangan fungsi ginjal sama sekali.

Ginjal fungsinya, antara lain, memproses racun yang masuk ke tubuh individu melalui mulut (makan minum). Larutan racun yang sudah diproses, dibuang menjadi kencing (urine). Manusia kehilangan fungsi ginjal berarti, jika ada racun masuk tidak ada yang memproses lagi. Sehingga mematikan individu.

National Centre for Biotechnology Information menyebut, ketika AKI masih bernama ARF, sebelum tahun 1800, bentuk reaksi terhadap tubuh manusia, sama: Gagal ginjal.

ARF pertama kali dideskripsikan oleh dokter William Heberden pada tahun 1802.

Pada awal abad ke-20, ARF disebut Acute Bright's Disease (ABD) dan dicatat dalam buku Textbook for Medicine karya William Osler pada 1909. Pada buku itu penyakit tersebut didefinisikan sebagai akibat dari agen toksik (racun), kehamilan, luka bakar, trauma, atau operasi ginjal.

Selama Perang Dunia I, gagal ginjal akut disebut sebagai War Nephritis (WN) dan dilaporkan dalam sejumlah publikasi. Namun, penyakit ini kemudian dilupakan.

Sampai Perang Dunia II ketika Bywaters dan Beall merilis sebuah studi kesehatan tentang ginjal. Akhirnya diberi nama AKI, digunakan sampai sekarang.

Disebutkan di jurnal ilmiah itu, Propilen Glikol (yang dibolehkan) digunakan sebagai pelarut untuk sediaan farmasi intravena, oral, dan topikal. Hal ini umumnya dianggap aman. Tapi dalam jumlah besar menjadi racun.

Propilen Glikol dapat bercampur dengan air, aseton, dan kloroform. Propilen glikol juga digunakan sebagai bahan dasar farmasi untuk larutan de-icing.

Sedangkan EG dan DEG (bahan yang dilarang) disebutkan: Sangat beracun bagi tubuh manusia.

EG adalah senyawa cair beralkohol, bentuk sirup bening, yang memiliki rumus kimia C 2 H 6 O 2.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun