Mohon tunggu...
Dwi Wahyu Khairunnisa
Dwi Wahyu Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pascasarjana Industri Halal Universitas Indonesia

Menulis seputar Industri Halal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peranan Manusia dalam Islam sebagai Khalifah di Bumi

31 Oktober 2024   19:41 Diperbarui: 31 Oktober 2024   19:41 2383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ayat ini, Allah SWT menetapkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Menurut para ahli tafsir, istilah "khalifah" di sini merujuk pada manusia yang diberi amanah untuk memelihara dan mengelola bumi dengan bijaksana. Tugas ini bukan hanya tentang pemanfaatan sumber daya, tetapi juga menjaga keseimbangan, mencegah kerusakan, dan mempromosikan kebaikan. Lebih lanjut, dalam Surah Hud ayat 61, Allah SWT menegaskan tanggung jawab manusia sebagai pemakmur bumi:

 

"Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya."

Perintah ini tidak hanya terbatas pada pembangunan fisik, tetapi mencakup segala upaya untuk meningkatkan kualitas hidup di bumi dan menjaga keseimbangan ekosistem. Alam semesta diciptakan untuk melayani manusia, tetapi manusia bertanggung jawab untuk mengelolanya dengan bijak, menjaga kesejahteraan semua makhluk, dan memastikan kelestarian lingkungan sebagai bentuk pengabdian kepada Sang Pencipta.

Tugas kita memakmurkan alam semesta ini tidak bisa dilakukan secara individu saja akan tetapi butuh adanya kolaborasi antar individu manusia itu sendiri. Dan di dalam islam seruan untuk berkolaborasi itu sudah ada:

 

"Dan hendaklah ada di antara kamu (segolongan) umat yang mengajak kepada kebajikan, menuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung".

Makna yang dimaksud dari ayat ini adalah hendak ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini. (Ibn Katsir).

Maka dengan tegas dan jelas bahwa membentuk kelompok atau bermasyarakat dalam pandangan islam itu harus tetap berasas amr ma'ruf dan nahi munkar.

Para ahli antropologi, termasuk Yuval Noah Harari dalam bukunya Homo Sapiens, menjelaskan bahwa kemampuan manusia untuk bekerja sama secara kolektif adalah hal yang membedakannya dari makhluk hidup lainnya. Islam telah menetapkan pedoman tentang bagaimana manusia berinteraksi dan membangun kehidupan sosial, agar tercipta hubungan yang harmonis dan memudahkan mereka dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Prinsip dasar bermasyarakat menurut tuntunan Islam:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun