Jadi Gavin menyukai adikku? Hah, bodoh sekali kamu Farah. Aturan selama ini aku bisa melihat nya. Bagaimana Gavin yang terus bertanya tentang Nesya.Â
"Kalau begitu aku duluan ya," ucap ku. Sakit. Sakit sekali aku tidak bisa menahan nya lagi. Setelah kasih sayang kedua orang tuaku dan abangku, kini Nesya juga mengambil laki-laki yang dirinya cintai. Apa ia tidak berhak bahagia Tuhan?Â
"Nangis aja," Aku yang sedang duduk sendirian tiba-tiba dipeluk oleh Bian.Â
"Kok kamu bisa ada disini, Bian." ucapku dengan menghapus air mata.Â
"Maaf, gue gak sengaja denger obrolan lu sama Gavin." ucap Bian.Â
"Ternyata sesakit itu ya, Bi." ucapku dengan terkekeh. "Lucu sekali ternyata selama ini laki-laki yang kucintai malah menyukai adik ku sendiri,"Â
"Aku salah dengan semua perhatian nya padaku, aku saja yang terlalu mudah baper dengannya,"Â
Bian tiba-tiba memegang tangan ku lalu digenggam nya.Â
"Izinin gue gantiin Gavin, Fa. Kasih gue kesempatan buat dapetin cinta lu." ucap Bian. Aku menatap mata Bian, hanya ada kesungguhan dimata itu.Â
"A-aku takut," ucapku.Â
"Takut kenapa?" tanya Bian.Â