Mohon tunggu...
dwiramadhani
dwiramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi memancing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gangguan Mental Politisi dan Dampaknya Terhadap Demokrasi di Indonesia

9 Januari 2025   02:08 Diperbarui: 9 Januari 2025   02:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keputusan politik yang diambil oleh individu dengan masalah kesehatan mental dapat berpotensi merugikan masyarakat. Ketidakstabilan emosional dapat menyebabkan kebijakan yang tidak konsisten atau bahkan berbahaya bagi publik. Misalnya, keputusan untuk menerapkan kebijakan tertentu mungkin didasarkan pada impulsif atau reaksi emosional daripada analisis rasional. Ketika seorang pemimpin berada dalam kondisi mental yang buruk, mereka mungkin tidak mampu mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang dari tindakan mereka.

2. Mengurangi Kepercayaan Publik

Gangguan mental di kalangan politisi dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap institusi politik. Ketika masyarakat menyaksikan perilaku maladaptif atau keputusan kontroversial dari para pemimpin mereka, hal ini dapat menimbulkan skeptisisme dan apatisme terhadap proses demokrasi. Rasa percaya masyarakat terhadap pemimpin mereka sangat penting untuk keberlangsungan demokrasi; jika kepercayaan ini hilang, maka legitimasi pemerintah pun akan dipertanyakan.

3. Polarisasi Politik

Fenomena ini juga berpotensi memperburuk polarisasi politik. Dalam konteks Indonesia yang sudah memiliki sejarah panjang perpecahan berdasarkan identitas etnis dan agama, gangguan mental politisi dapat memperburuk situasi dengan meningkatkan retorika kebencian dan konflik antar kelompok. Misalnya, selama Pilkada DKI Jakarta 2017, sentimen identitas digunakan secara masif untuk menyerang lawan politik. Hal ini menunjukkan bahwa ketika para pemimpin terjebak dalam konflik internal mereka sendiri, mereka cenderung menggunakan strategi destruktif untuk mempertahankan kekuasaan.

4. Stigma Terhadap Kesehatan Mental

Ketika kasus-kasus gangguan mental di kalangan politisi terungkap ke publik, hal ini juga berpotensi menambah stigma terhadap masalah kesehatan mental secara umum. Masyarakat mungkin melihat gangguan mental sebagai tanda kelemahan atau ketidakmampuan untuk memimpin. Stigma ini dapat membuat individu enggan mencari bantuan profesional ketika mereka mengalami masalah serupa.

Upaya untuk Meningkatkan Kesehatan Mental Politisi

Mengingat dampak serius dari gangguan mental di kalangan politisi terhadap demokrasi dan masyarakat luas, penting untuk melakukan upaya sistematis guna meningkatkan kesehatan mental para pemimpin kita:

1. Program Dukungan Kesehatan Mental

Partai politik perlu menyediakan program dukungan kesehatan mental bagi anggotanya. Ini bisa berupa konseling psikologis atau pelatihan manajemen stres untuk membantu para politisi mengatasi tekanan pekerjaan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun