Mohon tunggu...
dwiramadhani
dwiramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi memancing

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gangguan Mental Politisi dan Dampaknya Terhadap Demokrasi di Indonesia

9 Januari 2025   02:08 Diperbarui: 9 Januari 2025   02:08 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu istilah yang muncul dalam konteks ini adalah Post-Election Stress Disorder (PESD), yang menggambarkan kondisi mental yang dialami oleh politisi setelah pemilihan umum. PESD dapat menyebabkan gejala seperti depresi, kecemasan, dan kehilangan harga diri ketika harapan untuk menang tidak tercapai. Selain itu, ada juga Post-Power Syndrome (PPS), yang merujuk pada kondisi psikologis yang dialami oleh politisi setelah kehilangan kekuasaan. Politisi yang mengalami PPS sering merasa kehilangan identitas dan menghadapi stigma sosial sebagai "politisi gagal" setelah tidak lagi menjabat.

Kasus Nyata

Kasus Aris Wahyudi

Salah satu kasus nyata adalah Aris Wahyudi, seorang politisi dari Partai Ponsel yang diduga mengalami gangguan mental setelah kalah dalam pemilihan kepala daerah di Banyumas. Kekecewaan dan tekanan finansial akibat kampanye yang gagal membuatnya terpuruk secara emosional. Aris dilaporkan menunjukkan perilaku aneh pasca-kekalahan, termasuk isolasi sosial dan penurunan produktivitas kerja. Kasus ini menunjukkan bagaimana kegagalan dalam dunia politik dapat berdampak besar pada kesehatan mental individu.

Kasus Yuli Nursanti

Kasus lain melibatkan Yuli Nursanti, mantan calon Bupati Ponorogo, yang terlibat dalam kasus penipuan senilai Rp 3 miliar setelah kalah dalam pemilihan. Kejadian ini berujung pada percobaan bunuh diri, menunjukkan betapa beratnya beban psikologis yang harus ditanggung oleh politisi ketika menghadapi kegagalan. Yuli merasa tertekan oleh ekspektasi masyarakat dan merasa bahwa dia telah mengecewakan banyak orang.

Kasus Nano Hermanto

Nano Hermanto, mantan anggota DPRD Kabupaten Subang, juga menunjukkan dampak serius dari kegagalan politik ketika ia nekat memanjat menara seluler setinggi 62 meter sebagai bentuk protes terhadap pengusutan kasus dugaan korupsi. Dalam aksinya itu, Nano mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap sistem politik dan hukum di Indonesia serta bagaimana hal tersebut berdampak pada karir dan kehidupannya sebagai seorang politisi.

Efek Gangguan Mental Politisi terhadap Demokrasi

Dampak dari gangguan mental di kalangan politisi sangat luas dan kompleks. Berikut adalah beberapa efek utama:

1. Keputusan Politik yang Buruk

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun