Self - Saya mengenal makna pesimis ya, akhir-akhir ini. Selama ini. Bahkan sejak dahulu saya ingin selalu menanamkan pemikiran saya, bahwa, saya harus selalu yakin akan suatu hasil yang baik-baik saja.Â
Menurut saya, sikap optimis yang sudah saya tanamkan di diri saya dari saya kecil hingga sekarang, malah justru menekan saya dan membuat pola pikir saya tidak berkembang terutama terkait dengan pengambilan keputusan-keputusan.Â
Tidak jarang saya mendengar ungkapan berupa dorongan yang berbunyi seperti ini "KAMU PASTI BISA!!" mungkin sebagaian orang akan menjawab "PASTI!" atau bahkan mungkin menjawab "TAU DARI MANA SAYA BISA?".Â
Ya, saya tidak mau menekan diri saya untuk tetap berpikir baik-baik saja yang malah justru disatu sisi ini akan memberikan kerugian bagi saya, gimana kalo pertanyaannya di balik ? Bagaimana kita bisa berpikir yang hal-hal buruk tapi, bisa jadi ini akan membuat kita lebih baik nantinya ?
Saya melihat bahwa optimisme yang saya tanamkan selama ini adalah, saya harus yakin akan harapan saya untuk menghasilkan sesuatu yang baik, tanpa mengendalikan tindakan-tindakan apa yang harus saya lakukan jika, apa yang saya harapkan tidak sesuai dengan proyeksi atau bahkan ekspetasi saya.Â
Jika berpikir harapan, ini cukup menyinggung tentang masa depan, masa depan itu biasanya terkait dengan target, capaian, tujuan atas harapan yang kita pikirkan dari sekarang.
 Namun,  menurut sebuah penelitian tentang studi psikologi, pesimisme ini justru mungkin akan memberikan manfaat. Pesimisme diartikan bukan hanya tentang berpikir hal-hal yang negatif.Â
Ada bentuk pesimisme yang menurut saya menarik yaitu, tentang Pesimisme Defensif, yang dalam ilmu psikologi ini bisa membawa pemikiran negatif ini ketingkat yang baru dan bahkan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.Â
Peneliti mengungkapkan bahwa pesimisme defensif ini adalah bagian dari strategi orang-orang yang mengalami cemas untuk membantu mereka dalam mengelola kecemasannya. Hal yang paling ditekankan adalah "Bagaimana mereka bisa menentukan ekspetasi rendah atas suatu hasil dari rencana atau situasi tertentu".
Fuschia Sirois seorang peneliti dari University of Sheffield dari Departemen Psikologi memberikan ilustrasi,yaitu seseorang yang memiliki pola pemikiran pesimis defensif, saat wawancara kerja,  ia akan melihat kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi saat wawancara sehingga ia  akan berlatih sampai wawancara sesungguhnya dimulai.Â