Mohon tunggu...
Dwi Novitasari
Dwi Novitasari Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Money

Aset Tetap Tidak Berwujud

3 Oktober 2020   12:30 Diperbarui: 3 Oktober 2020   12:35 1517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di era modernisasi saat ini, banyak perusahaan yang menjalankan bisnis berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan adanya perubahan tersebut maka kemampuan untuk menciptakan nilai dari suatu perusahaan akan berubah. Perusahaan perlu mengelola sebaik mungkin sumber daya yang sudah ada agar tetap dapat bersaing dengan kompetitor, dengan cara menciptakan dan memanfaatkan nilai dari aset tidak berwujud. Semakin meningkatnya investasi perusahaan pada aset tetap tidak berwujud maka semakin besar kesadaran perusahaan terhadap pentingnya modal intelektual. Kesadaran ini merupakan landasan bagi perusahaan untuk terus berinovasi dan lebih kompetitif dalam berusaha.

Definisi Aset Tetap Tidak Berwujud

Aset tetap tidak berwujud adalah aset yang tidak memiliki bentuk fisik, melainkan berbentuk hak-hak khusus yang diharapkan dapat memberikan tambahan laba pada perusahaan. Aset tetap tidak berwujud bisa juga dalam bentuk hak yang melekat pada produk intelektual dimana fasilitasnya digunakan oleh pihak lain. Sama seperti aset tetap lainnya, aset tetap tidak berwujud mempunyai harga perolehan, amortisasi atau penyusutan, umur ekonomis, dan juga nilai residu atau nilai sisa.

Karakteristik Aset Tetap Tidak Berwujud

Pada dasarnya aset tetap tidak berwujud memiliki tiga karakteristik utama, yaitu:

  1. Kurang memiliki eksistensi fisik, akan tetapi mendapatkan nilai dari hak dan keistimewaan yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
  2. Bukan merupakan instrumen keuangan. Aset tetap tidak berwujud menghasilkan nilainya dari hak atau klaim untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa mendatang.
  3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, menyediakan jasa dalam kurun waktu bertahun-tahun.

Selain karakteristik utama di atas, ada beberapa karakteristik pendukung aset tetap tidak berwujud, seperti:

1. Diperoleh melalui pengembangan atau dibeli secara terpisah atau menjadi satu dengan aset lain.

2. Secara tidak langsung digunakan dalam operasional perusahaan.

3. Dipengaruhi oleh kegiatan kompetitor.

4. Memiliki nilai pada perusahaan.

5. Tidak ditentukan umur ekonomisnya.

Jenis Jenis Aset Tetap Tidak Berwujud

Berikut yang termasuk ke dalam jenis-jenis aset tetap tidak berwujud, yaitu :

  • Hak Paten, adalah hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan sesuatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuannya selama jangka waktu tertentu.
  • Hak Cipta, adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau artis untuk menerbitkan, menjual, atau mengawasi hasil karyanya yang berupa musik atau pekerjaan pementasan.
  • Merek, merupakan nama atau istilah dan simbol yang digunakan untuk mengidentifikasi produk yang dimiliki oleh suatu perusahaan ataupun mengidentifikasi perusahaan itu sendiri.
  • Franchises, yaitu hak yang diberikan oleh suatu pihak yang disebut franchisor kepada pihak lain untuk menggunakan fasilitas atau merek yang dimiliki oleh franchisor.
  • Perjanjian sewa, yaitu hak dari penyewa untuk menggunakan aset tetap dalam suatu perjanjian sewa menyewa tersebut.
  • Goodwill, adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti letak perusahaan yang baik hingga nama yang terkenal dan pimpinan yang ahli.

Harga Perolehan Aset Tetap Tidak Berwujud

Harga perolehan ini tergantung pada cara perolehan aset tetap tidak berwujud tersebut. Jika diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya sebesar jumlah uang yang dikeluarkan dalam pembeliannya. Jika aset tetap tidak berwujud diperoleh dari penukaran dengan aset lainnya maka harga perolehannya sebesar harga pasar aset yang dipakai sebagai penukar. Aset tetap tidak berwujud diakui pada saat diperoleh, dengan ketentuan ketika perusahaan atau individu berpotensi akan mendapatkan manfaat ekonomi di masa mendatang dari aset yang diperoleh tersebut, dan juga biaya-biaya dalam perolehannya bisa diukur dengan handal.

Aset tetap tidak berwujud dinilai atau diukur sesuai dengan harga perolehannya. Berdasarkan PSAK 19 paragraf 27 (Revisi 2010), biaya perolehan aset tetap tidak berwujud terdiri dari:

  1. Harga beli termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat.
  2. Segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan.

Yang termasuk dalam harga perolehan aset tetap tidak berwujud adalah :

  • Harga yang dibayar kepada penjual.
  • Biaya-biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya kepada pemerintah, biaya notaris, dan biaya administrasi.
  • Biaya-biaya percobaan dan pengembangan.
  • Biaya untuk penyerahan hak seperti royalti dan lisensi.
  • Biaya-biaya lain yang berkenaan dalam hal gugatan.

Amortisasi Aset Tetap Tidak Berwujud

Amortisasi aset tetap tidak berwujud adalah alokasi sistematis jumlah yang akan disusutkan suatu aset tetap tidak berwujud selama masa manfaatnya. Harga perolehan aset tetap tidak berwujud dibebankan secara periodik ke dalam perhitungan laba rugi perusahaan. Pembebanan harga perolehan aset ini disebut amortisasi. Aset tetap tidak berwujud umumnya diamortisasi menggunakan metode garis lurus. Amortisasi aset tetap tidak berwujud dilakukan dengan menjurnal sebagai berikut :

Beban Amortisasi                     xxx

                        Akumulasi Amortisasi              xxx

Umur Ekonomis Aset Tetap Tidak Berwujud

Pada umumnya masa manfaat aset tetap tidak berwujud tidak akan melebihi 20 tahun sejak tanggal aset siap digunakan, terkecuali ada bukti yang meyakinkan bahwa masa manfaat suatu aset tetap tidak berwujud melebihi 20 tahun. Dalam mempertimbangkan masa manfaat aset tetap tidak berwujud perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:

  1. Perkiraan penggunaan aset oleh perusahaan dan efisiensi dalam pengelolaan aset tersebut.
  2. Keusangan teknologi atau teknis lainnya.
  3. Kestabilan industri dimana aset digunakan dan permintaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan dari aset tersebut.
  4. Perkiraan tindakan yang akan diambil oleh pesaing.
  5. Jumlah pengeluaran untuk pemeliharaan dalam hal mendapatkan masa manfaat dari aset untuk mencapai tingkat tertentu.
  6. Periode pengendalian aset dan pembatasan lainnya yang dikenakan atas penggunaan aset tersebut.
  7. Ketergantungan masa manfaat aset terhadap masa manfaat aset lainnya.

Nilai Residu / Nilai Sisa Aset Tetap Tidak Berwujud

Nilai sisa suatu aset tetap tidak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan nol, kecuali ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tersebut pada akhir masa manfaatnya, atau ada pasar aktif bagi aset tersebut. Nilai sisa aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga yang berlaku di pasar tersebut. Selain itu terdapat kemungkinan yang cukup besar bahwa yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir masa manfaat aset tersebut.

Tidak seperti aset tetap berwujud (peralatan, kendaraan, mesin, dll) yang bisa dijual kembali secara bebas dengan mudah, karena mereka memiliki wujud dan banyak pembeli yang akan melanjutkan kepemilikan aset tersebut. Pelepasan aset tetap tidak berwujud (goodwill, hak paten, hak cipta, dll) tidak bisa dijual kembali dengan bebas, karena tidak banyak pembeli yang akan melanjutkan kepemilikan aset tersebut. Jadi, apabila aset tetap tidak berwujud tidak memenuhi dua ketentuan diatas, maka nilai sisa dalam aset tetap tidak berwujud seharusnya nol.

Kesimpulan

Aset tetap tidak berwujud merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Jika suatu perusahaan tidak memiliki aset tetap tidak berwujud, hal itu akan berpengaruh ke seluruh perusahaan. Tingkat kepentingannya hampir sama dengan aset berwujud. Ketika ada perusahaan yang akan dijual, maka untuk nilai perusahaan tidak hanya ditentukan berdasarkan modal saja, tetapi juga perlu dihitung jumlah dari aset tetap tidak berwujudnya. Bahkan kadang nilai aset tetap tidak berwujud ini bisa lebih besar daripada modal perusahaan itu sendiri. Itulah mengapa aset tetap tidak berwujud ini juga berpengaruh terhadap laporan keuangan suatu perusahaan.

Suatu aset tetap tidak berwujud harus dihentikan pengakuannya bila dalam sedang dalam proses pelepasan atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasan aset tetap tidak berwujud tersebut.

Aset tetap tidak berwujud ini seringkali dilupakan oleh pengusaha atau perusahaan. Ketika berbicara tentang aset, kebanyakan pasti lebih banyak berpikir dalam bentuk uang, peralatan, ataupun bangunan yang memiliki bentuk fisik. Memang manfaat dari aset tetap tidak berwujud ini baru akan dirasakan dalam jangka panjang. Aset tetap tidak berwujud ini bisa dikatakan senilai dengan merek atau branding dari perusahaan tersebut, yang memungkinkan lebih banyak dikenal oleh masyarakat luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun