Â
"Mikael, habiskan susumu nak. Ibu sengaja menghangatkannya untukmu. Bukankah kau sangat menggemari susu hangat dengan tambahan sedikit cokelat. Mikael, Mikael ..., Ada apa denganmu nak?"Â
Â
Ibu Ratih Kasih sosok yang takkan mungkin tergantikan, bagiku ia adalah segalanya. Aku ingat bagaimana ia mengasihiku selama ini, belaiannya, kecup lembut bibirnya di keningku kala mengucapkan selamat tidur padaku. Aku rindu, rindu padamu Nu.Â
Â
***
Â
Ini New York - USA, saat ini aku menjejakkan kakiku di sana. Iblisku hebat kuakui, ia mampu membuatku melanglang buana tidak hanya Asia tapi seluruh dunia bisa kujelajahi berkat dirinya. Ia Tuhanku, ia penasehatku, ia pembimbingku. Aku mengabdi padanya dan menyerahkan diriku sebagai imbalannya. Kau tahu, terkadang aku tak mengenali diriku. Ada sosok lain di sana. Ini diriku, akan tetapi ada ingatan lain yang mengendap dalam otakku. Serasa diri ini bukan diri ini seutuhnya. Seperti ada yang ingin merebut raga ini. Ada yang ingin memaksa masuk mengganti diri ini seutuhnya. Iblisku bercerita mengenai dirinya yang ingin kembali menjadi manusia, ia bertanya padaku, bolehkah dirinya memakai ragaku atau setidaknya meminjam ragaku untuk alasan tertentu. Gila! Iblisku benar-benar gila! Ia mengatakan bahwa ia harus menyelesaikan sebuah misi, sebuah misi antara dirinya dan Tuhan yang ia sembah. Aku tentu saja menentang keinginannya. Kita sudah sepakat mengenai batasan usiaku. Kita sudah menyepakati sebuah perjanjian yang sudah tersegel. Bersikaplah kasatria, bahkan bila kau Tuhan sekalipun.Â
Â
***
Â