Mohon tunggu...
Dwikorahardo Histiajid
Dwikorahardo Histiajid Mohon Tunggu... profesional -

Saya bukan orang pintar dan bukanlah seorang penulis, Saya bukan sarjana. Namun ijinkanlah saya untuk belajar menulis. Saya adalah Senior Art Director di sebuah perusahaan EO, sebelumnya di Advertising Agency dan Food Supplement. Sebelumnya juga pernah sebagai editor di pets magazine, marketing dan trader perdagangan berjangka, di Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Classic Disco? Oh Yeaaahh!

22 Maret 2010   16:58 Diperbarui: 4 April 2017   17:47 13349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gucci, You're Through" (Pretty Girls), bercerita tentang persetubuhan, cewek yang melecehkan small size dari "property" cowok. " We Want Some Pussy" (2 Live Crew) membuat pedisco histeris. Dan "I Want Your Sex" (George Michael) adalah rayuan untuk mengajak bermain sex.

Pada ‘90-an, disco muncul lagi dengan sub-genre baru, yaitu dance music. Waktu itu sudah mulai ada pencangkokan, seperti yang dilakukan oleh Boney M. Pada pertengahan ‘90-an. Genre baru ini marak seiring dengan pesatnya teknologi rekaman. Pemusik seperti Moby dan Fatboy Slim, menghadirkan cangkokan disco dengan aliran electronic music atau yang disebut aliran industry.

Era pertengahan '90-an adalah era elektrik, yakni ketika mereka mengambil lagu orang lain, lalu meramunya (mix). Fatboy Slim misalnya, meramu "Bird of Prey"-nya Jim Morison - The Doors, lalu menggubahnya menjadi lagu dansa disco.

Tahapan selanjutnya adalah muncul sub-genre dengan beat yang lebih cepat, seperti; techno, house, drum ‘n' beat, progressive, dan jungle. Musik-musik seperti inilah yang belakangan mengisi lantai dansa di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Meski sudah digemari banyak orang, dance music masih tetap menjadi simbol dari komunitas bawah tanah. Subkultur yang tidak ingin bergerak di arus utama.

Michael Jackson & The Jackson Five

Inilah dia "An American Dream". The Jackson Five adalah sebuah grup musik paling terkenal di Amerika Serikat, dengan personil; Tito Jackson, Jacky Jackson, Marlon Jackson, Jermaine (Jerome) Jackson dan Michael Jackson, yang sebagian besar lagu-lagunya ber-genre disco. The Great Performer lanjutan yang kedua di Amerika Serikat setelah Elvis Presley. Di era '70 - '80, The Jackson Five menghentak panggung disco dengan nomor-nomor terkenalnya, seperti; The Love You Save, Dancing Machine, Going Back To Indiana, Forever Came Today, Life Of The Party, Body Language, Moving Violation, Can You Feel It?, Shake Your Body Down, dan masih banyak lagi.

Pada 1979, salah-satu personil The Jackson yang paling menonjol, yaitu Michael Jackson, tampil bersolo-karir, dengan debut pertamanya mengeluarkan album "Off The Wall", dengan lagu-lagunya seperti; Off The Wall, Dont Stop ‘Till You Get Enough, Rock With You dan Burn This Disco Out. Inilah album breaktrough Michael Jackson, karena dia betul betul mengubah image-nya menjadi manusia musik paling kreatif dan sarat inovasi. Bahkan album ini dianggap sebagai penyelamat musik disco yang berada diambang keruntuhan pada akhir era ‘70-an. Disini pula Michael mulai mengeksplorasi warna vokalnya menjadi kian bergairah. Musiknya pun terdengar eklektik. Ada soft rock, funk, ballad dan disco tentunya.

Konstruksi sound yang dibangun oleh seorang jazzer, yang kemudian lebih dikenal sebagai produser midas, yaitu Quincy Jones, lebih memperkukuh pesona Jackson sebagai bintang yang sangat menjanjikan. Bayangkan di album ini terdapat begitu banyak komposisi dari para pesohor music, seperti; Paul McCartney, David Foster, Rod Temperton (mantan Heatwave), Carole Bayer Sager dan Stevie Wonder. Bahkan nomor "Dont Stop Till You Get Enough" dan "Rock With You" berhasil berjaya menjadi anthem di lantai disco seantero jagad.

Kedigdayaan disco era Michael Jackson tidak berhenti pada album "Off The Wall" saja, melainkan berlanjut dengan keluarnya album "Thriller" pada 1982. Jika "Off The Wall" merupakan sebuah sukses massive, maka "Thriller" melampaui segalanya. Bayangkan, saat album ini dirilis pada 1982, telah menghasilkan 40 juta dollar. 7 dari 9 lagu dalam album yang juga digarap oleh Quincy Jones ini, berhasil meraih peringkat Top Ten. Selain itu, dari album inilah MTV mulai membuka sekat rasialisme dalam tayangan videoklipnya. Dan Jackson adalah artis berkulit hitam pertama yang tampil di MTV.

Simak saja nomor-nomr disco legendaris dalam album "Thriller", seperti; Billy Jean, Wanna Be Startin' Somethin', Beat It (diperkuat oleh gitaris - Eddy Van Hallen), dan Thriller. Sehingga gelar megabintang pun mulai disematkan Jacko (panggilan akrab Michael Jackson) sejak sukses spektakuler album ini.

Bahkan "Billy Jean" didaulat sebagai lagu disco paling terkenal, terpopuler sepanjang zaman. Terlebih lagi, dalam lagu inilah untuk pertamakalinya Jacko menampilkan gerakan "Moonwalk" yang sangat memukau, sebuah kontribusi yang besar dalam koleksi gerak dansa disco.

Kejayaan disco masih berlanjut, dimana Jacko mengeluarkan album-albumnya lagi, yaitu; "Bad", "Dangerous", dan lainnya, meskipun tidak sefenomenal "Thriller", namun tetaplah lagu-lagu disco yang terdapat dalam 2 album tersebut adalah merupakan nomor-nomor disco yang spektakuler, seperti; Bad, Smooth Criminal, The Way You Make Me Feel, Black Or White, Jam, Scream, dan lain-lainnya. Dan Jacko, sang penyelamat disco ini, telah berhasil menghantarkan disco dengan Jacko style-nya sebagai mainstream musik sepanjang masa yang kedua di dunia setelah The Beatles.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun