Di pondok pesantren yang sunyi terdengar,
Langkah seorang santri yang penuh dengan beban.
Di balik sorot mata yang penuh dengan penyesalan,
Terpatri cerita kesedihan yang tak terucapkan.
Â
Santri yang penuh dengan cobaan dan ujian,
Menyiratkan keberanian dan ketabahan yang luar biasa.
Dalam setiap celaan dan ejekan yang menghantam,
Ia tetap berdiri teguh, tanpa mengeluh dan menyerah.
Â
Di balik senyuman yang terkembang,
Tersembunyi luka dan kepedihan yang dalam.
Namun, santri itu tetap berjuang dengan penuh keyakinan,
Menyemai harapan dan kebaikan di tengah kegelapan.
Â
Dalam sastra hidupnya yang penuh perjuangan,
Santri itu menjadi pahlawan tanpa tanda jasa.
Dengan hati yang tulus dan jiwa yang tegar,
Ia menginspirasi dengan keteguhan dan kebaikan yang tak terkalahkan
Ia masih selalu bertanya tanya
Apakah karena ia kuat untuk bertahanÂ
Ataukah itu yang dinamakan "takdir".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H