Mohon tunggu...
Dwiki Setiyawan
Dwiki Setiyawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

#Blogger #Solo #Jakarta | Penyuka #Traveling #Sastra & #Politik Indonesia| Penggiat #MediaSosial; #EventOrganizer; #SEO; http://dwikisetiyawan.wordpress.com https://www.facebook.com/dwiki.setiyawan http://twitter.com/dwikis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bertualang Sebagai Penumpang Gelap di Lokomotif Kereta Api Argolawu

29 Oktober 2009   03:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 5332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Naik kereta di lokomotif, sesungguhnya bagi orang yang suka berpetualang lebih banyak sukanya ketimbang dukanya. Suka yang pertama telah saya singgung di muka: irit. Suka yang kedua, dapat makan dan minum gratis. Sebelum kereta api berangkat, pramusaji restorasi kereta api telah membekali masinis sebuah box plastik cukup besar berisi nasi dan lauk pauknya, air putih dan satu termos besar berisi kopi panas. Bekal itu tidak mungkin dihabiskan oleh sang masinis, karenanya dbagi pada "penumpang gelap" seperti saya itu.

Sedangkan sukanya yang lain, bisa melihat panorama luar dengan sangat menajubkan. Contohnya, jelang memasuki Stasiun Jatinegara, laju kereta api melambat. Sebab di kanan-kiri rel terbentang suasana remang-remang tingkah laku pelacur-pelacur kelas pinggiran. Transaksi sex terjadi sambil duduk-duduk di bantalan rel, dan mereka akan menyingkir begitu tersorot lampu depan kereta api. Boleh percaya atau tidak, tempat untuk melakukan adegan mesum itu ya di pinggiran rel. Cukup gelap dan hanya beralaskan tikar butut atau lembaran-lembaran koran. Sayangnya saya belum pernah melihat adegan-adegan mesum itu dari dalam lokomotif.

Selain itu, perasaan takjub juga terjadi manakala kereta api akan memasuki sebuah terowongan. Seakan-akan, kita yang berada di lokomotif akan menabrak terowongan saja ....

Dari pengalaman menjadi penumpang gelap di lokomotif tersebut, saya jadi hapal nama-nama stasiun (besar atau kecil) yang membentang sejak Gambir Jakarta hingga Tugu Yogyakarta. Termasuk juga tahu sistem persinyalan kereta api di Indonesia.

Anda mau mencoba? Apabila tidak "kepepet" seperti saya hampir 10 tahun silam, sebaiknya jangan mencoba. Kecuali anda punya nyali dan berjiwa petualang....

(DSK: Dwiki Setiyawan Kompasiana)

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun