Teori organisasi memiliki peran yang sangat penting dalam praktik organisasi, termasuk dalam konteks pendidikan. Teori ini memberikan panduan bagi pengambil keputusan untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang efektif.Â
Menurut Daft (2016), teori organisasi berfungsi sebagai alat analisis yang membantu manajer memahami fenomena kompleks dalam organisasi. Dengan demikian, manajer dapat mengidentifikasi masalah yang ada dan merumuskan solusi yang tepat.
Salah satu peran utama teori organisasi adalah dalam pengembangan struktur organisasi. Struktur yang baik akan memfasilitasi aliran informasi dan pengambilan keputusan yang lebih cepat. Misalnya, dalam konteks sekolah, penerapan teori organisasi dapat membantu dalam menentukan bagaimana peran dan tanggung jawab guru, kepala sekolah, dan staf administrasi diatur.Â
Sebuah penelitian oleh Fullan (2001) menunjukkan bahwa struktur organisasi yang jelas dapat meningkatkan kolaborasi antar guru dan meningkatkan kualitas pengajaran.
Selain itu, teori organisasi juga berperan dalam pengembangan budaya organisasi. Budaya organisasi yang positif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan. Menurut Schein (2010), budaya organisasi terbentuk dari nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi. Dengan memahami teori-teori tentang budaya organisasi, pengelola pendidikan dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memberdayakan siswa serta staf.
Teori organisasi juga berkontribusi dalam pengelolaan perubahan. Dalam dunia yang terus berubah, organisasi pendidikan harus mampu beradaptasi dengan cepat. Teori perubahan, seperti yang dikemukakan oleh Kotter (1996), memberikan panduan langkah demi langkah untuk mengelola perubahan dalam organisasi. Dengan menerapkan teori ini, sekolah dapat melakukan perubahan kurikulum atau metode pengajaran dengan lebih efektif.
Terakhir, teori organisasi membantu dalam evaluasi dan pengukuran kinerja. Dengan adanya teori yang jelas, pengelola dapat menetapkan indikator kinerja yang relevan dan melakukan evaluasi secara berkala. Hal ini penting untuk memastikan bahwa tujuan pendidikan tercapai dan untuk melakukan perbaikan yang diperlukan. Sebuah studi oleh Hattie (2009) menunjukkan bahwa evaluasi yang berbasis teori dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara signifikan.
c. Jenis-jenis Teori Organisasi
Terdapat berbagai jenis teori organisasi yang telah dikembangkan seiring dengan waktu, masing-masing dengan fokus dan pendekatan yang berbeda. Teori klasik, yang mencakup Manajemen Ilmiah dan Teori Birokrasi, berfokus pada struktur formal dan efisiensi operasional.
 Teori ini menekankan pentingnya prosedur dan hierarki dalam mencapai tujuan organisasi (Taylor, 1911; Weber, 1947). Dalam konteks pendidikan, teori klasik ini dapat diterapkan dalam pengembangan sistem administrasi sekolah yang efisien.
Selanjutnya, teori kontemporer, seperti Teori Sistem dan Teori Kontingensi, memberikan pandangan yang lebih dinamis. Teori Sistem memandang organisasi sebagai kumpulan dari berbagai komponen yang saling berinteraksi (Katz & Kahn, 1978).Â