Asbabun Nuzul Surat Al-Muzzammil
Ada beberapa pendapat tentang sebab turunnya surat Al-Muzzammil (ayat: 1 -- 19), antara lain adalah pendapat yang dikeluarkan oleh Al-Bazzar dan Ath-Thabrani, yang berbunyi:
Telah mengeluarkan Al-Bazzar dan ath-Thabrani di dalam kitab Al-Ausath dan Abu Nuaim di dalam dalil-dalilnya dari Jabir yang berkata, : "suatu hari, orang-orang Quraisy berkumpul di Dar an-Nadwah (balai pertemuan mereka). Di antara mereka lalu berkata, 'Lekatkanlah gelar yang buruk pada laki-laki ini (Muhammad) yang akan membuat orang-orang menjauh darinya!' sebagian lalu berkata, 'Dukun!' sebagian lagi berkata 'Orang gila!' akan tetapi, yang lain membantah, 'Ia bukan dukun!' sebagian lagi berkata, 'Orang gila!' sebagian berkata, 'Tukang sihir!' tetapi lagi-lagi yang lain membantah, 'Ia juga bukan tukang sihir!'. Orang-orang Quraisy berkata: berpisahlah kalian, maka orang-orang musyrik berpisah dari perselisihan tersebut. Maka, sampailah kepada Nabi SAW. beliau lantas menyelimuti dirinya dengan kain. Malaikat Jibril lalu datang dan menyampaikan wahyu:
Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!. (Q.S. Al-Muzzammil [73]:1).
Wahai orang yang berkemul (berselimut)!. (Al- Muddattir[74]: 1)
Sedangkan menurut Ibnu Abbas:,
Ibnu Abbas berkata: "awal mula Jibril datang kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi SAW merasa takut dan menyangka kalau dirinya kemasukan Jin, kemudian Nabi SAW pulang dalam keadaan gemetar. Nabi SAW berkata kepada Istrinya (Khadijah): selimuti aku, selimuti aku. Dalam keadaan seperti itu Jibril datang dan memanggilnya.
Salah satu riwayat lagi mengatakan bahwa arti berselimut di sini bukanlah benar-benar berselimut kain karena kedinginan, melainkan tanggungjawab nubuwat dan risalah yang diberikan Allah kepada beliau, karena begitu beratnya seakan-akan membuat badan menjadi "panas-dingin", yaitu suatu perintah dari Allah yang wajib disampaikan kepada manusia terutama terlebih dahulu kepada kaumnya yang terdekat yang masih sangat kuat mempertahankan jahiliyah dan kemusyrikan. Dari semula beliau telah merasakan bahwa pekerjaan itu tidaklah mudah. Lantaran itu maka beliau dipanggil Allah dengan "Muzzammil", yang boleh diartikan orang yang diselimuti seluruh dirinya oleh tugas yang berat.
Namun ia adalah seorang manusia dimana antara ia dengan malaikat ada perbedaan yang sangat jauh secara fisik. Karena itu Rasul SAW gemetaran dan takut ketika pertama kali bertemu. Beliau pergi menemui Khodijah r.a dalam keadaan seperti terkena demam dan beliau berkata : "selimuti aku selimuti aku !". Waktu itu beliau tidak tahu bahwa yang menemuinya di goa adalah Jibril. Yang pernah turun menemui Nabi Musa a.s dan Nabi Isa a.s. Risalah ini turun kepada kaum penyembah berhala, musyrik, fanatik, dan taqlid. Dan Rasul mengetahui itu semua. Adalah Rasul SAW sepertinya mencemaskan hal itu dan merasa betapa beratnya dakwah di masyarakat yang seperti itu.
Maka Allah SWT memanggilnya dengan panggilan tersebut ( di surat Al- Muzzammil) dan dengan firmanNya dalam panggilan ini merupakan bagian dari cara pendekatan yang lembut dan akrab sesuai dengan sifat (kebiasaan) Allah SWT dalam memanggil nama dari sifat orang yang diajak bicara. Kedua surat ini Al-Muzzammil dan Al-Muddatsir termasuk surat-surat Al-Qur'an yang pertama turun. Diriwayatkan bahwa ketika wahyu turun untuk yang kedua kalinya, Jibril menemukan Rasulullah SAW sedang memakai selimut (qothifah). Maka Jibril menyampaikan kepadanya :
"Wahai orang yang berselimut, bangunlah di waktu malam! Di waktu yang lain saat Jibril datang, ia menemukan Rasulullah SAW mengenakan ditsar (jenis selimut) maka Jibril menyampaikan : "wahai yang mengenakan ditsar, bangunlah dan sampaikan peringatan"