Wirid itu bisa jadi semacam mantra doa yang diulang-ulang terus menerus untuk mendapatkan spirit bagi jiwanya. Wirid yang diyakini bisa menghasilkan aura positif adalah menulis nama (lengkap). Maka lukisan-lukisannya ditulis dengan nama lengkap yaitu Bambang Ekoloyo Butet Kertaradjasa.
Selama 90 hari ia menulis dan membuat sketsa dan lukisan yang dibuat berdasarkan nama lengkap pemberian orang tuanya.
Dalam pengantar dari kurator pameran yaitu Asmudjo J Irianto laku spiritual mendorong lahirnya bentuk, namun bentuk juga dapat mewadahi laku spiritual (form follow spiritual, spritual follow form), spiritual berkelindan dengan material, kesadaran artistik saat laku spiritual mengarahkan tulisan menjadi bentuk tertentu.
Dari wirid jiwanya ia menggambar banyak figur yang muncul hasil dari coret-coretannya. Dari sketsa, patung, hingga lukisan-lukisan yang tercipta kebanyakan 2023 adalah tahun yang sangat produk bagi karyanya yang akhirnya bisa dipamerkan di Galeri Nasional di depan stasiun Gambir Jakarta Pusat.
Dari pengamatan penulis, lukisan-lukisannya selain hasil dari refleksi kehidupannya yang cukup mencengangkan. BK pernah jatuh sakit, nyawanya hampir melayang ketika ia ternyata didiagnosis mengalami sakit jantung. Pernah pingsan, terus dilarikan ke rumah sakit dioperasi dan harus menggunakan ring untuk membantu agar peredaran darah dari jantung menjadi lancar.
Semacam ada mukzizat hingga Butet sehat kembali. Banyak orang tahu anak dari seniman Bagong Kussudiardjo adalah seniman multitalenta. Kritikan-kritikan tulisannya luar biasa tajam.
Di pemilu tahun ini Butet muncul sebagai sosok yang berseberangan dengan penguasa. Padahal sebelumnya BK ikut menjadi tim kampanye pemenangan presiden (2014, 2019)
Pameran Setelah Gelaran Pemilu SelesaiÂ
Perubahan peta politik itulah yang membuatnya merasa perlu untuk cawe-cawe, mencoba mengkritisinya dengan peribahasa yang pas untuk dijadikan tema pameran Melik Nggendong Lali.
Ada masalah yang harus dicarikan solusi, ada pemikiran kritis untuk menghentikan polarisasi politik yang cenderung pragmatis, menghalalkan segala cara.