Puisinya bukan seperti puisi penyair-penyair yang berusaha merangkai kata seindah mungkin. Bahkan siapa mengira judul puisinya sederhana, Celana, Kepada Cium, Di Bawah Kibaran Sarung. Seperti puisi Mbeling Remy Silado, kadang nakal, iseng, mengangkat tema sederhana dari lingkungan sekitar namun mampu memberikan makna besar kalau direnungkan.
Puisi menurut KBBI adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Kalau melihat unsur unsur puisinya kadang karya Jokpin tidak mengikuti rumus syair dan puisi pada umumnya. Ia bebas menciptakan bait-baitnya.Â
Fokus puisinya pada makna, mantra dari ungkapan sederhana tentang celana, kibaran sarung, bahkan ada judul yang dipelesetkan dari ucapan khusus, seperti Selamat menunaikan ibadah Puisi (pelesetan dari selamat menunaikan ibadah puasa).
Interpretasi puisinya lepas, kadang kocak, seakan kata-katanya remah-remah namun jika dibaca berulang-ulang betapa mendalamnya makna puisi tersebut.
Indonesia pantas kehilangan talenta sastrawan, Sebelumnya sudah kehilangan Sapardi Djoko Damono, sekarang kehilangan Joko Pinurbo yang meninggal, Jumat Pagi 26 April 2024.
Jadi mencoba mengulik dan mencoba memahami puisi Jokpin Berjudul Doa Orang Sibuk 24 Jam sehari Berkantor di Ponselnya
Tuhan, ponsel saya rusak dibanting gempa.
Nomor Kontak saya hilang semua.
Satu-satunya yang tersisa ialah Nomor-Mu.
Tuhan Berkata: