Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ujung Tahun 2022, Sebuah Refleksi dan Harapan di Tahun 2023

21 Desember 2022   19:18 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:01 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu terus berjalan, aneka peristiwa datang dan pergi. Tidak terasa baru saja merayakan tahun 2022 sekarang sudah berada di ujung tahun 2022. Rutinitas, padatnya kegiatan, kesibukan yang menyita waktu dan hari yang berjalan cepat (sugesti) membawa manusia menyusur, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan. Semuanya mengalir dengan pernik-pernik peristiwa yang membuat manusia berefleksi memahami misteri kehidupan.

Refleksi dan Kilas Balik 2022

Ada rencana besar di awal tahun, sudah disusun tetapi bisa berantakan ketika dalam perjalanan waktu tiba-tiba muncul peristiwa misteri yang tidak terduga, entah sakit, kehilangan salah satu anggota keluarga, bangkrut dari usaha, dipecat dari pekerjaan dan peristiwa lain seperti tiba-tiba sakit dan harus menunda rencana yang sudah disusun.

Saat menulis ini penulis sudah mulai menikmati libur. Siswa sudah lebih dahulu libur di akhir pekan lalu. Ada kesempatan melakukan refleksi. 

Kadang merasa dejavu, merasakan ada peristiwa yang pernah dilakukan entah kapan, kilasan peristiwa itu datang sebagai kaleidoskop, akan tercatat rapi jika aktif menulis, aktif mencatat peristiwa demi peristiwa yang bisa dibaca dan dilihat disepanjang tahun ketika menulis.

Di Kompasiana, saya menulis artikel 128 artikel, dengan 20 diantaranya Headline (dari catatan Kompasiana). Saya merasa tulisan saya itu tidak banyak biasanya lebih dari 200 artikel. Tetapi paling tidak masih ada konsistensi menulis. 

Dari tulisan itu sepanjang tahun saya mencatat berbagai peristiwa yang terjadi di sepanjang tahun 2022. Beberapa peristiwa politik budaya muncul trending. Trend fashion jalan raya, munculnya calon presiden, prestasi wali kota muda yang menembus pasar dunia. Pembangunan tol, dan juga peristiwa politik hingar bingar yang membuat media sosial ramai dengan isu politik identitas.

Kalau saya mencatat, dengan mencoba berada di tengah-tengah tidak membangun keberpihakan. Tugas penulis sebetulnya bukan memicu munculnya hoaks, tetapi menuliskan fakta lewat referensi yang bisa dipercaya.

Banyak hal yang sebetulnya bisa dicatat, tetapi saya membatasi masalah-masalah budaya dan seputarnya, menulis dengan sudut pandang guru atau orang yang terbiasa hidup dalam ruang lingkup seni. 

Di era modern ini muncul pergesekan budaya, antara yang pengin kembali ke masa lalu dengan nostalgia keyakinan, dan yang asyik menikmati modernitas, memanfaatkan membuat konten-konten kreatif.

Awal bulan Covid-19 masih mendera, meskipun vaksinasi terus dikebut namun membuat aktivitas publik masih terbatas, muncul lagi omicron yang mirip seperti flu. 

Ternyata Covid-19 masih hadir di sekitar meskipun tidak separah ketika munculnya varian delta. Hampir setiap hari muncul kasus omicron yang membuat siswa, guru, dan para pekerja menepi melakukan isolasi mandiri (isoman)

Saya juga melihat aktivitas UMKM di kota besar semakin marak. Banyak yang berusaha tetap eksis di tengah impitan ekonomi dan susahnya pekerjaan formal. Jakarta perekonomian terus berdenyut di tengah kepungan resesi dan inflasi yang melanda dunia. 

Ada isu yang berkembang tentang krisis pangan, banyak perusahaan terutama retail yang merumahkan pekerjanya. Keluhan tentang setbox dan migrasi analog dan digital yang masih menjadi pergunjingan. 

Intinya dari perubahan-perubahan yang muncul ada beberapa pihak yang tampak belum siap menerima perubahan, masih menikmati zona nyaman kehidupan dan gagap mengikuti teknologi modern.

Laju Digitalisasi dan Keterkejutan Budaya dan Irama Kerja

Yang harus siap terutama institusi pendidikan karena di bidang pendidikan perubahan digantungkan, namun banyak yang merasa bahwa perubahan yang terjadi amat cepat, hingga tergopoh-gopoh mengikutinya bahkan malah banyak yang mengajukan pensiun dini karena tidak mau tersandera dengan tuntutan yang semakin banyak akibat kecepatan perubahan.

Semuanya itu pilihan, ada yang suka, nikmat-nikmat menerima perubahan, tetapi banyak yang masih tidak terima adanya perubahan. Tahun 2022, politik mulai bergejolak, sejumlah manuver politik hadir, partai-partai politik sudah mulai bersiap memajukan calon pemimpin mereka. 

Sejumlah tokoh menjadi pantauan, pejabat berprestasi dan mempunyai elektabilitas tinggi didekati. Mereka berharap dengan merekrut tokoh yang elektabilitasnya tinggi berdampak pada naiknya suara partai.

Mereka berhitung dan berharap partainya akan menjadi ujung tombak pemerintahan. Caranya dengan mengikat tokoh yang elektabilitasnya tinggi, sejauh ini Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan masih dominan di top atas yang keterpilihan sebagai calon pemimpin tertinggi yang punya kans terpilih.

Dalam bidang perekonomian ada banyak isu yang bermunculan hingga muncul rasa pesimisme apakah orang-orang tidak terkena dampak dari resesi global yang juga melibatkan negara-negara maju seperti Amerika Serikat, China, Jepang, 

Sejumlah negara di Eropa, seperti Inggris Perancis, Jerman, Belanda,Italia, Spanyol, Portugal juga terkena dampak dari resesi global. Isu resesi menurut referensi tahun 2023 akan banyak perusahaan gulung tikar, karena permintaan begitu rendah.

Masyarakat akan lebih memprioritaskan membeli hal-hal penting daripada membelanjakan uang hanya sekadar untuk senang-senang. Namun tampaknya sektor pangan menjadi bisnis paling diincar UMKM. 

Sejauh pengalaman penulis ketika keliling Jakarta, sektor pangan masih menjadi andalan untuk mendulang cuan. Ketika senja, atau saat waktunya makan siang, baik warung kecil maupun restoran, kafe dan juga tempat nongkrong masih banyak dikunjungi masyarakat.

Kalau masyarakat ulet, selalu ada peluang untuk bertahan menghadapi tantangan. Kalau hanya mengeluh dan tidak melakukan aksi untuk berusaha menciptakan peluang atau memanfaatkan peluang maka akan terasa benar hidup penuh kesulitan, tetapi ketika tenaga dan keahlian dipadukan ditunjang dengan kepekaan akan selera pasar maka banyak peluang usaha yang bisa dibangun.

Penulis lihat pelaku UMKM mayoritas kaum muda, mereka yang ingin mandiri dan tidak tergantung pada lowongan pekerjaan, yang menyadari betapa ketatnya persaingan saat mencari kerja, usaha UMKM dengan menjual makanan yang digemari masyarakat baik secara francaise, ataupun usaha sendiri, tetap akan mendapatkan pembelinya.

Penulis sendiri mencoba usaha bersama istri menjual camilan ringan dengan bahan dasar singkong. Kripik getuk singkong, meskipun keuntungannya tidak banyak namun bila dikumpulkan sedikit demi sedikit ternyata cukup menjanjikan. Jika ada usaha selalu ada peluang untuk maju, jika pada perjalanan ada kegagalan harus siap mencari solusi untuk mengatasi kesulitan.

Nah, semoga saja di ujung tahun 2022 ini ada banyak inspirasi datang, menulis, menyambungkan novel yang sempat tertunda, melakukan usaha sampingan yang mampu menopang kehidupan terutama ketika kebutuhan hidup keluarga sedang padat-padatnya.

Jika hanya merenungi keadaan dan tidak melakukan tindakan usaha dan hanya bergantung pada takdir dan doa serta keberuntungan maka jangan berharap ada kemajuan. Kalau ada usaha, ada kerja keras, pantang surut, pantang mundur dalam usaha pelan-pelan akan mendapatkan kesempatan untuk maju.

Keterbatasan itu bukan menjadi penghambat, namun keterbatasan bisa menjadi pemicu untuk berpikir kreatif, bisa bangkit dan maju berkat tekanan, masalah yang akan semakin mendewasakan manusia. 

Emosi kadang menjebak manusia untuk melakukan tindakan nekat, bahkan gara-gara emosi muncul tindakan konyol yang sebelumnya tidak terpikirkan akhirnya malah menjadi bumerang yang merusak cita-cita yang ada dalam pikiran.

Harapan di Tahun 2023

Di tahun 2023 setiap manusia pasti selalu berharap kehidupannya membaik, semakin ringan dan jauh dari masalah sehingga tidak muncul stres yang memicu sakit bahkan bisa mengancam jiwa manusia kalau tidak waspada. 

Saya sebagai guru berharap pendidikan menjadi peletak dasar bagi pembangunan karakter, meskipun sebenarnya amat susah membendung pengaruh media sosial dan alat digital seperti handphone dan internet yang mengubah manusia yang sebelumnya aktif berinteraksi langsung dengan manusia lain sekarang waktu banyak dihabiskan dengan memainkan jari, membuat konten, melakukan banyak aktivitas tanpa harus beranjak dari duduknya atau hanya dengan rebahan sudah bisa membayar beberapa tagihan listrik, internet, PAM, menggaji karyawan dengan handphone yang bisa digenggam dengan tangan tapi multifungi.

Kekurangannya manusia menjadi jarang berinteraksi secara langsung, lebih terbantu dengan video call (VC). Semoga media digital tidak semakin menjauhkan relasi alami manusia dalam berinteraksi, sebab tetap ada perbedaan antara ketemu langsung atau hanya melakukannya lewat VC. 

Semoga Covid-19 benar-benar berlalu di tahun 2023. 

Bersambung dengan refleksi Budaya dan Seni di artikel mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun