"Darmin Wandu!"
Pelan kujawab."Preett!"
Percuma melawannya. Kalau aku ikut latihan pencak silat nanti aku baru akan meladeninya. Tapi sampai tua aku tidak pernah belajar beladiri.
***
Aku meluruskan badan, menikmati senja di sebuah cakruk dekat mushola. Kupandangi wajah langit yang mulai memerah, seharian duduk mendengarkan cerita Darmin. Mendengarkan kisah hidupnya. Saat melihat kisahnya aku menghela nafas, sudah tiga tahun tidak pulang, butir-butir kerinduan itu meluncur satu persatu, Aku masih mendengarkan kisah yang membuat penasaran, sayang senja semakin gelap, fajar esok ingin mendengar lebih keseruan cerita-ceritanya yang tidak terasa membuat nuraniku terusik.
Sebuah cerita kehidupan yang mewakili laki-laki yang tidak bisa memilih kecuali menjalani kehidupan seperti roda yang berputar. (bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H