Para oposan dan pengamat akan selalu membidik dan memberitakan yang buruk-buruk, menggiring opini seakan-akan pemerintah tidak lagi fokus memperbaiki perekonomian rakyat. Blow up ketimpangan sosial sengaja dibesarkan media agar tampak jelas betapa pemerintah tampaknya tidak serius membangun dan memperbaiki perekonomian.
Politisi  memanfaatkan media sosial dan media yang partisan. Banyak media online sengaja membuat berita dengan sudut pandang berseberangan dengan kenyataan di lapangan. Kadang berita hoax pun dimainkan terus menerus hingga masyarakat media sosial lebih percaya berita hoax daripada berita yang sebenarnya.
Wartawan dan Akurasi Berita
Wartawan banyak yang hanya mencomot berita, tanpa terjun ke lapangan langsung, yang parah kadang malah mencomot berita media warga yang hanya berupa opini.Media-media partisan itulah yang sering dibaca masyarakat. Masyarakat yang literasinya masih rendah yang sering terprovokasi hanya lewat judul yang cenderung clickbait termakan isu dan akhirnya kebencian menyeruak. Membabi buta ikut demo dan turun ke jalan hanya berdasarkan berita viral media sosial.
Herannya lagi mahasiswa pun ikut-ikutan turun ke jalan menuntut janji-janji pemerntah mengungkit tentang perpanjangan masa jabatan presiden, menuntut perbaikan perekonomian. Seharusnya mahasiswa mempunyai pemikiran kritis, bukan sekedar demonstrasi, tetapi memberikan solusi, jalan keluar bagai carut marut perekonomian. Daya intelektualnya sebagai mahasiswa dikerahkan untuk melakukan riset, melakukan penelitian apa yang bisa disumbangkan kepada masyarakat untuk bisa keluar dari himpitan ekonomi.
Bukan hanya membawa spanduk dan berteriak-teriak lantang sambil mengganggu aktivitas jalan raya. Kecerdasan intelektual juga diperlukan untuk mencerna berita, meningkatkan kemampuan literasi dengan tidak mudah percaya pada berita viral begitu saja. Perlu ada cek dan  ricek, mencari berita laternatif, mencari berita obyektif yang bisa membantu masyarakat tidak terjebak pada isu-isu yang berhembus yang belum tentu benar.
Belajar saja pada para pedagang kaki lima, pada pengusaha-pengusaha mikro yang tidak banyak berkoar-koar tetapi bergerak nyata untuk bangkit dari keterpurukan. Mereka membuka lapak, mencari peluang usaha. Awalnya pahit namun pelahan-lahan bangkit dan bisa memberikan dampak ekonomi bagi negara.
Perekonomian tidak akan berkembang hanya dengan berisik, Mereka yang diam dan bekerja nyatanya bisa lepas dari himpitan kesulitan ekonomi. Para politisipun tampaknya ngebet untuk menyaksikan bagaimana pemerintah jatuh, tidak usah menunggu sampai pemilu berikutnya berlangsung, kalau perlu apapun berita negatif, akan diblow up agar situasi tambah runyam dan nama pemerintah dan presiden tercoreng.
Lihat saja di kolom komentar, sudah banyak masyarakat (medsos) terprovokasi, terpancing emosinya akibat hantaman berita media yang keras, yang memberitakan tentang lemahnya pemerintah dan keberpihakan pemerintah yang membuat masyarakat seperti dikorbankan.
Perubahan kebijakan mengenai  PPKM, vaksin, protokol kesehatan, para mentri yang sibuk dan cenderung kurang mengikuti instruksi presiden terus diungkit. Banyak amunisi dari media partisan dan oposan yang akan menggiring opini masyarakat ke titik terendah kepercayaan. Bila sudah tidak percaya akan mudah bagi mereka mendorong masyarakat untuk melakukan people power karena tingkat kepercayaan masyarakat sudah mencapai titik jenuh.
Kerjasama Masyarakat dan Pemerintah Kunci Indonesia Bangkit
Saya bukan hendak membela pemerintah, namun bagaimanapun perlu kekompakan dari pemerintah dan masyarakat untuk bangkit bersama, pulih bersama. Setelah melewati masa suram akibat covid, pemerintah dan masyarakat perlu bangkit, membangun kembali sektor yang runtuh akibat pergerakan masyarakat yang mengalami pembatasan. Sektor pariwisata misalnya perlu kerjasama untuk menggaungkan kembali keistimewaan masing-masing daerah agar pariwisata bisa bangkit banyak wisatawan lokal dan asing bisa kembali memenuhi dan berkunjung ke tempat wisata.
Para pedagang, penjual jasa, pemandu wisata, perajin diuntungkan dengan bangkitnya sektor pariwisata.Nah para mahasiswa kreatif, ayo intelektualitas anda diperlukan untuk ikut memberikan sumbangan pemikiran demi pemulihan bersama, bukan hanya sibuk demo ke sana kemari, turun ke jalan, memberi sumbangan keruwetan jalan dan merepotkan aparat berjaga-jaga agar tidak muncul aksi anarkis.
Mahasiswa dari perguruan tinggi terkenal pasti sudah dibekali ilmu tentang riset, ilmu tentang pembangkitan usaha mikro, mendorong munculnya pengusaha, membangkitkan usaha dengan aplikasi di perangkat digital dan membuat software untuk mempermudah usaha. Pola pemikiran yang tertata dilandasi oleh referensi pengetahuan dan ilmu memadai mendorong mahasiswa bukan hanya bisa berteori saja tetapi bisa mengaplikasikan pengetahuannya untuk membantu masyarakat bangkit.