Era media sosial saat ini siapakah yang layak disebut pahlawan.Apakah para jurnalis, Politisi, penggagas aplikasi media sosial ataukah mereka yang membuat internet dan media sosial menjadi ramai dan riuh yaitu olah ragawan. Atlit cabang olah raga populer seperti sepak bola dan bulu tangkis.
Pahlawan Menurut Generasi Digital
Bagi sebagian penggemar olah raga tanah air pahlawan di era media sosial sekarang ini patut tertuju pada pasangan ganda Kevin Sanjaya Sukamulja dan Markus Gideon.
Mau tidak mau para penggemar olah raga harus mengacungkan jempol atas prestasi pasangan ganda itu yang selama beberapa tahun belakangan ini membuat bangga dan yakin masih ada trofi yang mampir ke Indonesia. Berkat mereka bulutangkis masih menjadi magnet tontonan yang layak diikuti.
Kalau tokoh politik ?Ah, terlalu tinggi jika harus mengangkat mereka sebagai pahlawan. Terlalu banyak intrik dan membingungkan. Politik pada kenyataannya membelah publik, membuat berbagai isu- isu yang ujung-ujungnya memecah belah persatuan.
Politisi terlalu gaduh meskipun sebenarnya banyak juga yang bersih. Jika mencoba mengangkat pahlawan dari politisi itu khan masa lalu, ketika pahlawan diidentikkan dengan mereka yang memegang senjata, yang berperang melawan musuh yang kelihatan, diplomasi yang menghasilkan sejumlah hasil sehingga Indonesia bisa meraih kemerdekaan.
Sekarang era media sosial, tokoh- tokoh muda mulai unjuk gigi, perubahan pola pikir merupakan keniscayaan, dan kriteria pahlawan bagi generasi mudapun bergeser.
Pengenalan pada pahlawan seperti Kartini, Cut Nyak Dien, Diponegoro, Soekarno, Muh Hatta, Bung Tomo, Jendral  Sudirman Pattimura mulai abstrak bagi generasi milenial kecuali dari cerita guru, buku- buku sejarah yang kurang familiar bagi generasi penggila gadget.
Mereka sekedar mengenal dari mata pelajaran tetapi gambaran tentang betapa kerasnya mereka berjuang dengan meneteskan darah demi mengusir penjajahan tidak secara real tergambarkan.
Yang nyata adalah ketika seseorang bisa memenangkan lomba olimpiade sains, tokoh- tokoh penggagas dunia digital seperti Bill Gates, Mark Zukerberg, Tokoh- tokoh pahlawan yang dikenal adalah tokoh- tokoh yang biasa muncul sebagai tokoh fiktif game online.Â
Pahlawan atau hero yang berubah seiring Perkembangan Zaman
Yang dulu tergambar sebagai orang yang rapi, klimis dan berwibawa  sekarang mungkin berubah. Penampilan low profile, atau malah yang aneh seperti sosok yang muncul di Youtube. Atta Halilintar, Mawang, dan mereka yang berani berinovasi di media sosial.
Mau tidak mau gambaran pahlawan di era modern lambat laun berubah. 40 tahun yang akan datang mereka yang disebut pahlawan di generasi  yang akan datang pasti bukan tokoh pahlawan perang, pahlawan yang berdarah- darah yang meninggal saat bertugas di lapangan.
Bisa jadi sosok Nadiem Makarim, Jokowi, Para pembaharu teknologi, penggagas media atau pahlawan pembaharu lingkungan atau mereka yang bisa menemukan dan mematenkan teknologilah yang disebut pahlawan.
Pada generasi penulis gambaran pahlawan masih jelas karena literasi sejarah masih banyak dijumpai, buku- buku tentang pahlawan, film film tentang sosok pahlawan masih mudah ditemukan.
Jika pada saatnya kecerdasan artifisial, era robot dominan maka mau tidak mau pergeseran persepsi siapakah yang disebut pahlawan pasti terjadi.
Pahlawan di era media sosial adalah mereka yang gigih memanfatkan media sosial untuk membantu masyarakat mewujudkan cara mempercepat pekerjaan, mempermudah akses untuk memajukan usaha, memperlebar cakupan sehingga skala usaha membesar.
Penggagas aplikasi pembelajaran, mereka yang bisa menghubungkan produsen dan konsumen, programmer-programmer handal yang bisa merancang sistem dalam birokrasi, anggaran keuangan, transportasi berbasis IT.
Pergeseran titik fokus perjuangan masa kini adalah perang dunia maya, perang teknologi bukan lagi berdarah- darah tetapi lebih pada saling mengalahkan dalam hal teknologi.
Perangpun sekarang tidak perlu melibatkan manusia sebagai pelaku langsung. Pesawan drone bisa digerakkan dengan komputer, remote controle. Era coding, rumus- rumus aplikasi digital menjadi keharusan untuk dikuasai. Sebab mereka yang menguasai teknologilah yang akan memiliki masa depan.
Dunia literasipun mulai bergeser, era kertas pelan- pelan lenyap berganti dengan digital. Semua undangan rapat, majalah, pengumuman, lamaran kerja dan deal bisnis menggunakan jasa digital.
HP telah banyak terobosan dengan tidak lagi menggunakan uang fisik. Cukup dengan teknologi barcode, pemindaian lewat smartphone sudah bisa berbelanja apa saja termasuk membayar pajak, membayar iuran listrik, air, tagihan -- tagihan kartu kredit.
Akan lebih banyak orang malas bergerak, karena pesan makananpun tidak perlu datang ke restoran, cukup memencet HP semuanya terlayani. Lalu apakah pahlawan sebenarnya dari generasi milenial adalah HP canggih. Banyak orang yang susah meninggalkan HP. HP Â terus menempel dan vital bagi banyak orang.
Sekarang banyak remaja terbengong- bengong jika ditanya siapa pahlawan wanita atau pahlawan pembangunan negara ini, Tetapi jika ditanya tokoh pahlawan atau hero yang mereka kenal akan menyebut tokoh- tokoh game yang mereka kenal. Mereka akan fasih menyebut pahlawan game yang sangat kharismatik bagi mereka, sementara jika ditanya tentang pahlawan nasional akan bingung.
Tugas Guru Menjelaskan Tentang Pahlawan Sesungguhnya
Tugas guru lebih berat saat ini sebab tokoh tokoh yang menginspirasi anak- anak sekarang bukan di dunia nyata tetapi dalam dunia maya. Tugas guru adalah mengembalikan anak- anak muda sekarang untuk mengenali, kembali berinteraksi langsung dengan sesama teman, saling mengenal dan menumbuhkan respek bahwa manusia tetap harus mempunyai idola yang nyata.
Mempunyai pahlawan, entah orang tuanya, gurunya atau orang- orang yang menginspirasi hidupnya yang mampu menuntunnya meraih prestasi puncak semasa dalam tahap pendidikan.
Pahlawan yang diidolakan bukan pahlawan rekaan namun pahlawan yang mampu menginspirasinya memperoleh kesuksesan hidup. Selamat Hari Pahlawan.
Banyak pahlawan yang harus terus kita hormati karena merekalah negara ini terus bergerak menuju negara yang lebih maju. Ada Kartini pahlawan bagi kaum wanita, Soekarno Proklamator, dan bisa jadi Habibie penggagas teknologi pesawat yang mengharumkan nama bangsa di mata internasional. Salam damai selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H