Aku rindu ketika semilir angin menerpa wajah,
seribu kata berjejalan di kembara jiwaku,
antri untuk dijadikan peluru kata.
Kesendirian terkadang memberi kesempatan
membuka selubung kata yang diam diam menangis karena  tersembunyi di kolong pikiran.
Ketika suasana meditatif tercipta makna berlepasan
ia begitu memanjakan kata
satu persatu berteriak kegirangan karena ada kebebasan berlompatan,
bermanuver memainkan emosi yang tercekat ketika ada sosok disamping begitu menjajah jiwa menekan hingga kata hanya berdesakan di ujung tenggorokan.
Sementara dada sesak karena sumbatan kata itu mengurangi asupan oksigen di jejaring paru- paru.
Betapa rindu aku menulis puisi dan akhirnya ketika kutulis semua beban lepas sudah dan aku bisa tidur dengan nyenyak,Â