Sebut saja BTP bukan Ahok. Ahok itu masa lalu, sedangkan BTP itu sekarang dan masa depan. ,Bagi sebagian Orang BTP adalah pahlawan, inspirator. Saya sendiri dikelilingi oleh orang yang terkagum- kagum pada dia yang begitu cekatan menyelesaikan tugas. Tidak basa- basi dan lugas saat bekerja.Â
Saya sudah membayangkan dulu ketika Jakarta dipimpin Ahok akan merepotkan Singapura. Maka ketika akhirnya Ahok meringkuk di penjara bukan karena kesalahan selama menjadi gubernur, tetapi karena pergerakan besar- besaran untuk menggulung Ahok ke tempat di mana akhirnya banyak mimpi orang akhirnya kandas oleh sebuah konspirasi.Â
Ahok tersandung kasus penistaan agama. Pengikut agama yang tidak sadar telah dijebak oleh nafsu politik. Bukan karena mereka sadar agama tempat yang damai tetapi agama telah menjadi tampungan kemarahan bagi mereka yang merasa mempunyai kapling di surga.
Tersandung Karena "Menista" agama
Cita- cita BTP sementara pudar. Sebetulnya ia ingin melihat Jakarta maju, Jakarta rapi dan Jakarta damai dalam keteraturan. Tetapi sebagian orang ternyata mempunyai rasa lain. Yang penting Jakarta bahagia dengan segala keruwetannya. Jakarta yang ramah terhadap demonstrasi, Jakarta yang ramah terhadap  pelanggar, Jakarta yang wellcome terhadap moda tradisional semacam becak.
Biarkan saja Monas dijadikan ibadah, tempat khasak- khusuk untuk reuni, apa saja. Jakarta memang harus ramah meskipun katakan sepanjang hari dijebak macet dan pengendaranya mengokupasi pejalan kaki.Â
Cita- cita Ahok harus kandas melihat Jakarta tengah siap menggusur Singapura sebagai magnet di kawasan Asia Tenggara. Singapura boleh lega karena BTP menjadi batu sandungan agar Singapura tetap menjadi surga belanja dan penyimpanan uang dari mafia- mafia kelas kakap yang menguntit uang negara.
Basuki Tjahaya Purnama (bebas hari ini Rabu,24 Januari 2019) adalah talenta dari barisan manusia langka yang mempunyai prinsip kuat untuk berjalan lurus. Tetapi manusia langka itu harus terangah- engah di dalam desakan- desakan orang- orang yang berpikir pendek yang ingin cepat bisa kaya, bisa makmur tanpa kerja keras.Â
Bagaimana mau kaya jika tidak kerja keras. Apakah dengan teriak teriak dan demo ke jalan jalan hidup bisa diubah. Prsiden yang berprinsip kerja, kerja dan kerja saja dihina dina, apalagi sosok yang bergaya preman yang sering ngomel ngomel keras bila orang melakukan kekerasan dan main pecat tanpa kompromi.
Butuh Pemimpin Keras Untuk Warga Jakarta yang Susah diatur
Tipe warga Jakarta sebetulnya memang patut diomeli. Bayangkan dalam lingkup kecil saja. Buang sampah anak- anak mesti diomeli untuk tidak emmbuang sampah sembarangan. Â Saya sebagai warga Jakarta sering lupa bahwa sampah yang menggunung dan dibuang di Bantar gebang itu adalah andil saya dan keluarga.Â
Salah saya selalu menggunakan plastik, tidak mendaur ulang sampah, sekedar mengandalkan petugas sampah yang kadang datang kadang lupa memungut sampah hingga bertebaran menjadi endemic dari tanah Jakarta yang sudah keruh oleh himpitan plastik yang susah terdaur ulang.
Apa salah harapan banyak orang terhadap BTP. Mereka mengandalkannya yang kelewat berani memaki, Mereka mengandalkan sosok jujur yang sangat langka. Apakah ada politisi yang bersusah payah bekerja hanya demi mendapat makian orang- orang yang berpikir sempit tentang arti kemajuan. Â Manusia -- manusia yang mementingkan tabungan surga tetapi lupa menebarkan kebaikan, dan lupa bekerja adalah ibadah juga.
Maaf bila setelah menulis ini saya dimaki- maki. Itu konsekuensi dari keyakinan bahwa BTP itu memang manusia langka yang dimiliki negeri ini. Sama seperti Presiden yang harus menanggung beban dilecehkan oleh orang- orang yang ingin orde baru kembali berkuasa, yang bisa menjembati kepentingan pengusaha- pengusaha yang merasa dirugikan oleh pembubaran petral dan akomodasi yang kurang dari orang- orang yang dulu terlanjur nyaman memeluk hartanya dan sekarang diusik- usik.
Biarkan BTP Menikmati Kebebasannya
Sekarang BTP sudah Bebas. Biarlah tenang dulu, biarkan ia  bekerja menurut caranya. Jika keras melawan ia akan kembali dijungkalkan. Maka BTP perlu bermain cantik untuk menyadarkan orang- orang bahwa untuk maju perlu melecut diri, tertib pada aturan dan mau ditegur bila melakukan kesalahan. Yang yang terpenting mendukung pemimpin yang lebih senyap dalam kerja daripada keseringan berkoar tetapi minim prestasi.
Saya sih belum bisa terlalu berharap pada caleg- caleg sekarang. Sudah lelah emnantikan kiprah mereka, Saya hanya mengharapkan manusia langka yang bisa mengubah sejarah itu mampu menggerakkan orang- orang yang mau bekerja tulus demi kemajuan negeri ini.Banyak calon pemimpin  yang sekarang memasang baliho itu masih manusia biasa. Belum langka.Â
Yang langka menurut saya itu yang  berani melawan arus, yang koppig  untuk tidak larut dalam kebohongan. Dan yang langka itu sedikit di sini. Salah satunya ya BTP ini yang lain sebutkan saja. Bisa Ridwan Kamil, bisa Politisi muda yang masih harus diuji oleh waktu.dan tentu Presiden yang sedang memimpin sekarang. Salam demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H