Lima orang narapidana terpidana mati akhirnya lepas dari hukuman mati karena memainkan wayang Potehi. Ide awalnya sebetulnya untuk menghibur diri dan mengisi waktu dengan membuat wayang yang terdiri dari boneka yang terbuat dari kain(poo), kantung(tay), dan kayu (hie). Tidak lengkap jika wayang hanya bisu saja narapidana itu mencari instrument musik yang diambil dari dapur antara lain piring, panci dan wajan.Â
Prinsip narapidana itu adalah "Buat apa bersedih?toh kita akan mati. Lebih baik kita menghibur diri sebelum ajal (cuplikan dari Pamflet pameran Bentara Budaya). Kaisar waktu itu tidak membebaskan lima terpidana larena tertarik dengan pertunjukan wayang potehi.
Mengusung Tema "Waktu Hidupkan Kembali Potehi"  Bentara Budaya memandang perlu mengenalkan wayang potehi kepada pecinta seni budaya yang sempat berkunjung di Bentara Budaya. Pameran berlangsung dari  tanggal 03 Mei -- 12 Mei 2018). Karakter --karakter dalam wayang potehi mengingatkan kembali pada cerita-cerita silat China.
Pembaca pasti masih ingat cerita populer Tiongkok seperti Sun Go Kong( Manusia Kera), Sam Pek Eng Tay dan Si Jin Kui, Pendekar Gunung Liang Siang.Cerita- yang penulis sebut tadi adalah cerita populer yang bisa dipertunjukkan di  Kelenteng. Penonton pasti ingat film-film kisah Sun Go Kong, Ki Pat Kai, atau cerita yang biasa ditampilkan di pentas Teater Koma  Sam Pek Eng Tay.
Bukan tanpa pendekatan ritual dan mistis dalam memainkan wayang potehi. Sebelum membuat tokoh wayang tokoh Kwan Kong pengrajin harus memainkan ritual khusus agar ia tidak terkena goresan atau terluka saat membuat karakter tokoh tersebut. Seorang yang ingin memainkan wayang potehi harus melakukan ritual khusus agar tidak terjadi gangguan.Â
Karena telah membuat tokoh yang melegenda itu tanpa ijin khusus maka mereka melakukan ritual khusus untuk mengusir gangguan tiba-tiba, entah tergores. Display wayang potehi itu memperlihatkan sebuah cerita dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam cerita tersebut. Jika wayang ditampilkan di Kelenteng biasanya akan menampilkan cerita kisah legenda Kerajaan (dinasti) .yang hidup di Tiongkok. Dinasti Ming, dinasti Song, Dinasti Tong.
Wayang potehi dimainkan  seorang dalang yang memegang beberapa tokoh wayang. Seperti halnya wayang golek yang digerakkan dengan tangan, wayang potehi dimainkan di tempat khusus yang penuh berfungsi sebagai layar dan panggung wayang. Cat berwarna dominan merah dan hiasan berwarna kuning keemasan.Â
Tidak seperti wayang golek Sunda atau wayang kulit di Jawa yang lengkap instrument musiknya, music wayang potehi sederhana dan tidak sulit memainkannya kecuali alat musik gesek , semacam rebab di Jawa. Lengkingan mendayu khas mandarin pasti sering pembaca dengar ketika masuk di mal saat perayaan Tahun Baru China dan Cap Go Meh.