Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

(HOROR KOPLAK) Hantu Kuburan China Muntilan

12 Januari 2017   13:10 Diperbarui: 1 April 2017   08:51 2631
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya mulai meneruskan perjalanan dari Denggung lalu menyusuri jalan dekat Kantor bupati Sleman terus berjalan ke arah Tempel. Di dekat SMA  1 Sleman saya dihampiri Polisi, agak takut juga nanti dikiranya saya penjahat.

“Mau ke mana mas malam-malam begini jalan kaki…?”

“Nggak rumah saya sudah dekat cuma di situ….”(saya bohong lagi)

“Kalau mau silahkan ikut saya…”

“Nggak Pak terimakasih…” Polisinya segera berlalu. Sayapun meneruskan perjalanan kembali. Waktu itu sudah mendekati pukul  12 malam lebih. Saya tetap berjalan meskipun saya mulai merasakan kaki saya mulai berat, tapi  tapak kaki saya tetap bergerak konstan untuk berjalan. Sebetulnya saya mulai kelelahan tapi saya tahan. Dalam rasa lelah  itu saya mulai merasakan ada seseorang yang mengikuti sepanjang perjalanan. Bulu kuduk say sudah mulai meremang. Kadang-kadang saya memang sering membayangkan korban-korban kecelakaan di jalan Magelang yogya ini. Tapi tekad saya besar hingga pikiran-pikiran itu lama-lama lenyap juga. Saya mulai merasa bulu kuduk  terus meremang. Siapakah yang mengikuti saya?

Kata orang jika bulu kuduk berdiri itu pasti ada makhluk halus, atau hantu dan sebangsanya. Seumur hidup saya belum pernah melihat hantu, ketika merasakan ada yang aneh di sekitar saya  yang bisa dilakukan hanyalah berdoa mohon keselamatan dan dijauhkan dari godaan.

Jalanan yang saya lalui sungguh sepi, sunyi. Jalan lengang dengan hanya diterangi lampu jalanan yang tidak seberapa terang serta suara-suara malam membuat perjalanan  semakin menegangkan. Puncaknya adalah saat melewati kuburan China yang ada di sisi kiri Jalan. Kuburan yang terletak di bukit Gremeng sekitar  dua setengah kilo jaraknya dari kota Muntilan dan 2 kilo dari Tempel  Sleman Yogyakarta. Kaki saya mulai berubah memerah di telapak kakinya. Rupanya darah mengumpul di telapak kaki, tapi perjalanan masih jauh, masih sekitar  12 Kilo jika Melewati Kecamatan Dukun dan sekitar 15 kilo lagi jika melewati Kota Blabak. Jam menunjukkan sekitar pukul  01.30 pagi. Ada suara ketawa-ketawa terdengar di telinga saya. Jantung berdebar kencang…inikah suara hantu itu…?sementara bulu kuduk   meremang. Hantu China…wuss  angin dari bukit di kiri kanan jalan semakin mengukuhkan ketegangan saya waktu itu.

Ketakutan yang menjalar itu berusaha saya tutupi dengan doa. Tetap saja suara ketawa itu terdengar di telinga saya. Akhirnya saya putuskan untuk berbalik dan melihat ke belakang. Apapun yang terjadi biarlah terjadi…

“Auppss…..Sialan”

Rupanya sejak dari Tempel Sleman saya sudah diikuti oleh orang gila, yang hampir seluruh tubuhnya tidak berbalut baju. Hanya kolor lusuh yang menempel dibadannya. Wah rupanya ada juga pengikut saya. Si Mahasiswa  norak yang mencoba melakukan kegiatan nekat jalan kaki malam malam pulang ke Magelang dengan jalan kaki.

Dalam bathin saya, rupanya ada penggemar  yang mengikuti dari belakang.Tapi penggemarnya orang gila. Mungkin ada orang yang bilang orang gila ketemu orang gila.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun