Datang menjejak gunung bukan sebagai kekasih
hanyalah abdi yang menjaga anak didik menghirup alam semesta
dari setiap sisi saat malam membelam
terus waspada pada nafas-nafas muda yang terlalu bernafsu
menyusuri jalan setapak di pegunungan gunung Gede Pangrango
aku adalah pendidik yang terbiasa menapak tanah pegunungan
dia hanyalah salah satu yang terkagum oleh erotisnya gunung
semakin jauh melangkah aku akan semakin kuat
karena pegunungan seakan memberi energi baru dalam setiap nafasku
akhirnya puncak Pangrangopun terjejak dalam desah nafas yang tinggal sepotong-sepotong
aku sendiri malah semakin bugar oleh sihir pegunungan
dia pulang dengan sisa tenaga dan kaki yang mulai berat melangkah
Aku datang mendampingi
walnya tak menyangka ada cinta di hati
hanyalah sekedar memberinya semangat untuk bisa menyusuri sudut-sudut hutan
yang amat sepi dan sunyi.
tertatih –tatih lelah dan sebentar-sebentar berhenti
dengan bekal satu botol minum dan satu genggam bacang
aku mendampinginya meraih asa untuk bisa menjejak kaki gunung
terasa amat lambat dari pagi hingga malam kembali
pada senyumnya aku melihat cinta
mulai tumbuh dijiwanya
aku tahu dia tak pernah menyangka
akan melihat jalan cinta di sepanjang perjalanan
ia hanya melihat kesabarankulah yang membuatnya luluh.
Pada satu sudut hutan ketika mulai terdengar kecipak air
ia mendekat, menciumku mesra
dengan berbunga ia berkata terima kasih.
Untuk sebuah kesabaran ternyata cinta bisa datang begitu saja.
(Aku ingat sekitar bulan September, naik gunung Gede Pangrango bersama rombongan siswa dan sejumlah guru.Banyak siswa dan guru bertumbangan ketika mencoba mendaki gunung. Mereka semangat mendaki tapi tidak punya persiapan khusus untuk mendaki. Maka ketika sudah sampai puncak baru terasa bahwa kaki dan badan sudah amat capai. Untuk turun gunung yang butuh stamina lebih banyak siswa dan guru yang telalu lelah untuk melangkahkan kaki. Pada moment ini aku dengan sabar mendampingi seorang guru yang dengan susah payah turun gunung dengan sisa tenaganya. Dari jam 9 Pagi hingga jam 7 malam menyusur sisi-sisi pegunungan yang sunyi, jauh dan seakan-akan tidak sampai-sampai di tempat bis rombongan pendaki.Guru itu akhirnya menjadi istriku saat ini. Itulah moment September)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H