dia pulang dengan sisa tenaga dan kaki yang mulai berat melangkah
Aku datang mendampingi
walnya tak menyangka ada cinta di hati
hanyalah sekedar memberinya semangat untuk bisa menyusuri sudut-sudut hutan
yang amat sepi dan sunyi.
tertatih –tatih lelah dan sebentar-sebentar berhenti
dengan bekal satu botol minum dan satu genggam bacang
aku mendampinginya meraih asa untuk bisa menjejak kaki gunung
terasa amat lambat dari pagi hingga malam kembali
pada senyumnya aku melihat cinta
mulai tumbuh dijiwanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!