Mohon tunggu...
Ign Joko Dwiatmoko
Ign Joko Dwiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Yakini Saja Apa Kata Hatimu

Jagad kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kitab Suci Para Tikus

2 Februari 2016   10:23 Diperbarui: 2 Februari 2016   11:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiwah memaki- maki dan mengumpat sesaat membaca ulah para tikus ibu kota negara. Di koran- koran terbitan ibu kota ulah para tikus telah meresahkan habitat tikus di seluruh pelosok negara. Para tikus kota ternyata sudah melanggar kode etik dunia tikus dan melanggar ayat-ayat dalam Kitab Suci  dunia pertikusan. Di negara maju di belahan barat tikus terkenal karena kecerdikan dan kecerdasan yang istimewa dibanding dengan predator atau binatang lain. Tikus adalah makluk pemikir dan mengingat yang luar biasa. Dalam Kitab Suci bangsa Tikus ada ayat -ayat yang menyatakan. "Gunakan kecerdasanmu untuk membangun komunitas tikus lebih sejahtera. Bekerja dalam landasan iman pertikusan yang saling bergotongroyong dan bermartabat. Jangan korupsi, bila hanya untuk kepentingan diri sendiri Berbagilah keuntungan pada sesama tikus.

Tiwah mengingat ayat itu, dan ketika para tikus kota lebih senang menggendutkan perut sendiri, memperkaya diri sendiri dan tidak peduli pada solidaritas sesama tikus ia berang dan hendak menyampaikan nota keberatan dan somasi kepada para wakilnya yang duduk di lembaga perwakilan di ibu kota. Tiwah, pemimpin solidaritas tikus sawah mengancam akan mengerahkan ribuan bahkan jutaan massa untuk menggeruduk Dewan Perwakilan Tikus di Ibu kota.

Tiwah, bekerja siang malam untuk mengumpulkan tanda tangan para tikus sawah agar mau bergerak dalam demonstrasi akbar bulan depan. Ia telah meminta ijin kepada Penasihat spiritualnya, seorang Tikus Bangkotan yang fasih menjabarkan ayat-ayat Suci para Tikus. Ia sudah hapal paragraf demi paragraf, kata-demi kata, huruf perhuruf dari Kitab yang menjadi sendi dasar kehidupan para tikus. Tiwah, lelah dengan aneka tingkah tikus yang telah mencoreng kewibawaan tikus sebagai predator yang ulung dalam hal tipu muslihat terutama bila menghadapi bangsa manusia. 

Tikus parlemen itu telah menggadaikan kehormatan demi kepentingan pribadi, padahal kerja tikus itu kerja kolektif, kerja yang dilandaskan pada solidaritas organisasi, bukan individualistis. Tiwah protes karena tikus sering dianalgikan negatif terutama manusia yang mempersepsikan tikus itu adalah tidak ubahnya koruptor, tukang catut, dan ribuan analogi lain yang menggambarkan watak tikus. Para manusia tidak tahu bahwa tikus melakukan teror kepada manusia dasarnya adalah karena manusia telah memutus ekosistem alam.

Kalau ekosistem alam tidak diputus sepihak tikus-tikus juga tidak akan mengganggu kehidupan manusia. Konon yang ada tikus itu teman manusia yang bisa mencari renik-renik tersembunyi dari misterinya sebuah kasus yang menyangkut tentang pembunuhan terencana. Tikus itu binatang cerdas dan dan punya ingatan sangat tajam. Maka ketika banyak manusia menyebar racun, tikus-tikus itu hanya terjebak sekali saja, selanjutnya mereka akan selalu ingat trik-trik kuno manusia.

 

Tiwah, Motor penggerak demonstrasi massa bangsa Tikus adalah aktifis yang cerdik yang selalu lolos dari jebakan petani di sawah. Ia tikus yang mampu membuat manusia geleng-geleng kepala. Tapi ia juga bukan hewan yang rakus. Ia makan secukupnya, sisanya untuk teman-temannya, atau tikus yang kebetulan cacat dan lemah phisik.

Tiwah begitu dipercaya hingga untuk menggerakkan tikus lain tidaklah sulit. Jaringan komunikasi antar tikuspun berjalan mulus. Mereka menggunakan teknik komunikasi canggih dengan memakai teknologi terbaru komunikasi yang hanya dipunyai bangsa tikus. Mereka menggunakan sandi khusus yang tidak bisa terlacak oleh makhluk lain

Hari berganti hari, dan waktu demonstrasipun semakin dekat, berbagai persiapan seperti akomodasi, peralatan mandi,  baju ganti telah siap, tinggal kode khusus untuk bergerak dan ribuan tikus akan serentak menuju Ibu Kota.

Tiwah mengirimkan kode rahasia yang ditujukan kepada tiap-tiap koordinator lapangan dari berbagai pelosok negeri. Semua kode sudah diterima dan pada waktu yang ditentukan semua tikus tidak lagi melakukan kegiatan rutin, mereka cuti tiga hari.

 

Ribuan tikus bergerak dari berbagai distrik. Yang jauh sudah lebih dulu berangkat dengan akomodasi via pesawat. Mereka menelusuk ke kiriman ekspedisi manusia tanpa diketahui, yang dekat ibu kota sudah mulai mempersiapkan diri dengan perjalanan darat.

"Oke kawan, saya  kirimkan memo, yang akan saya orasikan sudah diterima, kalian akan bergerak menurut komando saya. Jangan bikin heboh. Pelajari Kitab suci Kita, jangan sampai melanggarnya karena itu akan mencederai misi kita."

"Tiwah amat sibuk, tapi ia puas karena mampu menjadi pemimpin yang didengar. Ia berharap dunia pertikusan akan normal kemabali setelah melakukan demonstrasi akbar. Ia ingin etika dunia tikus tegak kembali. Tikus-tikus parlemenpun akan ditertibkan, kalau mebandel akan di PAW(Pergantian Antar Waktu).

 

 

Saatnya Tiba demonstrasi itu benar-benar terjadi ribuah bahkan jutaan tikus memenuhi ibu kota, jalan-jalan, lorong-lorong, lapangan penuh dengan lalu lalang tikus. Tiba di alun-alun Ibu kota, ribuan bahkan jutaan tikus itu mendengarkan orasi. Pertama dari koordinator wilayah Timur, Kedua dari wilayah Barat, Ketiga dari wilayah Selatan puncaknya adalah orasi Tiwah.

"Suara Tiwah menggelegar, orasinya begitu memukau.

"Saudara-saudara, Tikus itu binatang paling mulia, ia bergerak dengan naluri dan kecerdasan. Kita protes pada manusia yang mengidentikkan dengan koruptor. Kita berjuang, hidup dan bekerja bukan untuk mengganggu kehidupan manusia, kita hanya meminta hak kita untuk bisa makan tanpa terganggu oleh teror sepanjang hari. Lihat di kota, setiap hari mayat-mayat  saudara kita bergelimpangan di segala sudut kota, di got, di jelan beraspal, di kolong rumah. Bau menyengat hadir dari tikus-tikus mati yang telah menjadi bangkai. Di sini kita protes atas ketidak adilan Tikus parlemen yang bergerak sendiri tanpa berkomunikasi dengan kita para tikus. Kitab Suci Para Tikus mengajarkan etika kehidupan para Tikus. Mereka Para Tikus parlemen telah melanggar konsensus, dan norma-norma yang terkandung dalam Kitab suci tersebut.Kalau mereka tidak segera kita sadarkan, kita takut bangsa tikus tetap ditempatkan sebagai predator kelas kakap yang menjadi buruan manusia sepanjang jaman."

Gemuruh suara tikus yang saling bercericit, berdialog membuat demonstrasi menjadi semacam konser akbar. Suaranya seperti gelegar bunyi dengan lengkingan ultrasonik. Harimitu Tiwah adalah aktor tunggal dari suksesnya demonstrasi Para tikus.

 

setelah capek seharian, Tiwah diajak karibnya yang tinggal di kota mampir di warung kopi dekat alun -alun. Suara mendayu dari musik klasik mozard. Musik itu sangat cocok untuk menikmati suasana malam yang penuh kerlip lampu, sedang di langit bintang-bintang merona indah. Tiko kawan Tiwa sudah menyediakan kopi. Ia berbasa-basi menawarkannya kepada Tiwa.

"Mari bersulang kawan, kita nikmati hari ini, menikmati kemegahanmu saat berorasi tadi"

Kopi Robusta kelas satu tersaji. Namun belum beberapa menit menikmati kopi, perut Tiwa seperti terkunci, ia seperti merasakan benda panas, mencengkeram perutnya.Dunia seperti lenyap, gelap gulita, sunyi.

 

Dongeng malam telah tiba dunia tikus kembali i seperti semula Tiwa sang pencerah telah tewas teracuni asam sianida yang tercampur di kopi. Tiwa menjadi martir bagi sebuah upaya penegakkan etika dunia pertikusan, tapi rupanya dunia masih perlu intrik dan keculasan dan tikus berbakti dan tulus belum amat perlu untuk sekarang ini. sayang!

 

Foto dokumen Pribadi Saat melihat pameran di Bentara Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun