Meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam materi Aksara Jawa (rekan) dengan menerapkan model Problem Based Learning, media pembelajaran berbasis IT (PPT), game TGT, dan metode diskusi.
Penulis
Dwi Ana Noviani, S. Pd
Tanggal
14 Oktober 2022
Keberadaan aksara Jawa harus terus dilestarikan agar tidak berada di ambang  kepunahan. Upaya untuk menghidupkan aksara tersebut yaitu dengan menjadikan Bahasa Jawa sebagai mata pelajaran muatan lokal pada setiap satuan pendidikan. Dalam praktik pembelajaran, gurur dan peserta didik mengalami berbagai permasalahan yan berasal dari berbagai faktor. Adapun latar belakang permasalahan dalam pembelajaran bahasa Jawa antara lain:
- Minat peserta didik dalam belajar Aksara Jawa masih rendah.
- Anggapan peserta didik bahwa Aksara jawa merupakan materi yang sulit karena banyaknya bentuk Aksara Jawa dengan aturan penulisanyang cukup rumit.
- Peserta didik kesulitan dalam menghafal huruf Jawa.
- Guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
- Guru belum menggunakan media pembelajaran berbasis IT yang menarik perhatian peserta didik.
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini sangat penting dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada pembelajaran Bahasa Jawa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, meningkatkanÂ
pemahaman peserta didik tentang materi yang sulit dipahami, serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Media berbasis IT yang disusun guru juga dapat menarik perhatian peserta didik sehingga memotivasi belajar meningkat sehingga memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan guru. Selain itu, metode-metode pembelajaran yang diterapkan guru dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Peran dan tanggung jawab dalam kegiatan PPL ini adalah sebagai berikut.
- Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran bahasa Jawa yang terjadi di sekolah.
- Menentukan penyebab masalah dari setiap permasalahan yang diidentifikasi.
- Menentukan permasalahan yang akan diselesaikan.
- Mengidentifikasi alternatif solusi dari setiap permasalahan.
- Menentukan solusi yang paling relevan untuk dilakukan tindak lanjut dalam kegiatan praktik.
- Guru bertanggungjawab untuk menyusun rencana proses pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dengan cara menerapkan model, media,
dan metode pembelajaran yang sesuai untuk mengatasi permasalahan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran bahasa Jawa. - Guru menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran. Guru harus mampu memberikan bimbingan dan pengarahan tentang jalannya proses diskusi, pemecahan masalah, dan penyelesaian tugas atau tagihan dalam penilaian.
- Guru melakukan refleksi setelah melaksanakan proses pembelajaran
Tantangan yang dialami dalam mencapai tujuan tersebut adalah sebagai berikut.
- Sarana prasana yang terbatas, seperti kapasitas HP peserta didik yang kurang mendukung dalam mengakses media pembelajaran, sinyal wifi yang tidak terjangkau, dan sinyal HP yang kurang baik.
- Waktu yang sangat terbatas bagi guru dalam mempersiapkan seluruh perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan praktik pembelajaran.
- Pengaturan jadwal dalam kegiatan praktik yang sulit karena bersamaan dengan jadwal kegiatan-kegiatan sekolah.
Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan praktik antara lain.
- Kepala Sekolah (Munawar, S. Pd. I.) sebagai narasumber dalam mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan penentuan solusi permasalahan.
- Waka Kurikulum (Yeni Prihantini, S. Pd. M. Pd) sebagai narasumber dalam mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan penentuan solusi permasalahan.
- Rekan sejawat, dalam memberi masukan, kritikan, dan saran dalam berbagai kegiatan.
- Peserta didik kelas X, XI Akuntansi, dan X Pemasaran.
- Rekan guru (Hana Mitsalina, S. Hum.) sebagai juru kamera dalam proses pembelajaran dan observer yang memberikan penilaian dan saran sebagai bahan refleksi.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah mengeksplorasi solusi yang relevan. Alternatif solusi dapat ditentukan dengan melakukan kegiatan wawancara dengan narasumber yang berhubungan dengan permasalahan, mencari kajian literatur yang relevan, dan pengamatan pada keadaan di lingkungan sekolah.
Dari beberapa alternatif solusi yang diidentifikasi, dapat disimpulkan solusi terpilih atau strategi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu:
- Model pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning. Model PBL bisa mengatasi permasalahan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pada praktik PPL 1, model PBL mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membuat alih aksara Jawa dan menganalsis isi wacana beraksara Jawa.
- Â Media yang digunakan dalam pembelajaran menggunakan pengembangan IT, yaitu:
- Anyflip
- Bahan ajar yang diberikan untuk peserta didik dimasukan kembali kedalam web anyflip, kelebihan dari anyflip yaitu tampilan lebih menarik dan juga peseta didik dapat mengakses dengan mudah melalui ponsel masing-masing peserta didik.
- TGT
- Pada praktik PPL 1 terdapat kegiatan game yang dilakukan secara berkelompok, peserta didik bermain game dengan membuat alih aksara dalam kartu warna yang telah dipasang di papan tulis. Kelompok dengan waktu tercepat dalam penyelesaian soal dengan mendapatkan skor tertinggi menjadi pemenang.
- Materi pembelajaran disampaikan melalui powerpoint agar lebih menarik perhatian dan interaktif untuk meningkatkan motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
- Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi dimana peserta didik menjadi pusat kegiatan pembelajaran, sedangkan guru sebagai fasilitator.
- Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan bahan evaluasi penilaian menggunakan aplikasi permainan liveworksheet dan google form yang mudah diakses dan dilihat hasilnya oleh peserta didik.
Solusi terpilih tersebut kemudian diterapkan dalam kegiatan pembelajaran PPL 1 dan dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut.
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
a. Â RPP Aksi 1 menggunakan model Problem Based Learning dengan materi aksara Jawa rekan
2. Media Pembelajaran
a. Media pembelajaran pada PPL Aksi 1 menggunakan media anyflip untuk menampilkan bahan ajar, aplikasi google form untuk mengerjakan soal pretes, dan permainan liveworksheet untuk mengerjakan soal postest atau evaluasi mandiri.
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LKPD dibuat untuk memudahkan peserta didik mengerjakan latihan soal untuk mencapai tujuan pembelajaran. LKPD dilengkapi dengan materi dan petunjuk pengerjaan pada setiap bagian.
4. Bahan Ajar
Bahan ajar berisi materi-materi yang membantu peserta didik dalam memahami materi pada kompetensi dasar yang akan diajarkan.
5. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian memberikan pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses penilaian yang akan dilakukan pada pembelajaran. Penilaian terdiri dari 3jenis, yaitu penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Masing-masing jenis penilaian dijabarkan rubrik, kisi-kisi, dan pedoman penskoran.
6. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan
- Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan doa, mengecek kesiapan peserta didik, memberikan apersepsi tentang tokoh Aksara Rekan, menyampaikan tujuandan penilaian, dan melakukan tes kemampuan awal melalui aplikasi live worksheet, guru mengajak peserta didik Ice breaking, bermain game TGT
Kegiatan Inti
- Orientasi Masalah
- Peserta didik menyimak materi tentang aksara rekan yang ditampilkan guru melalui powerpoint. (TPACK)
- Peserta didik membaca dan menyimak teks wacana beraksara Jawa (rekan)
            Mengorganisasikan Peserta Didik
- Guru membagi peserta didik dalam kelompok (1 kelompok terdiri atas 4 peserta didik) dan membagikan LKPD kepada setiap kelompok.
- Peserta didik berdiskusi dan membagi tugas untuk membuat alih aksara dan menganalisis kesalahan penulisan dlam wacana beraksara Jawa.
            Membimbing Peserta Didik
- Peserta didik berdiskusi untuk membuat alih aksara(Collaboration)
- Peserta didik berdiskusi menganalisis kesalahan kaidah penulisan  wacana beraksara Jawa pada LKPD. (Creative)
- Guru memberikan bimbingan terhadap jalannya diskusi dan melakukan pengamatan terhadap keaktifan peserta didik dalam kelompok.
    Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya
- Peserta didik menanggapi analisis kesalahan penulisan aksara Jawa dengan ragam karma.(Critical Thingking)
- Peserta didik menyampaikan hasil diskusi kelompok berupa penulisan kata yang salah, kemudian analisis kesalahan penulisan, dan mengkoreksi penulisan yang tepat di depan kelas. (Comunication)
     Menganalisis dan Mengevaluasi Hasil karya
- Peserta didik dari kelompok lain memberikan tanggapan terhadap presentasi kelompok.
- Guru memberikan tanggapan dan koreksi terhadap hasil pekerjaan peserta didik.
- Peserta didik mengerjakan soal evaluasi mandiri melalui aplikasi google form.
Kegiatan Penutup
- Guru bersama peserta didik mengambil kesimpulan dan refleksi, memberikan apresiasi terhadap kelompok terbaik, menyampaikan informasi tentang pembelajaran minggu depan, dan mengakhiri dengan doa dan salam.
7.Solusi dari tantangan yang dialami
- Melakukan diskusi dan konsultasi dengan teman sejawat, dosen, dan guru pamong melalui grup whatsapp maupun LMS untuk memperbaiki perangkat yang disusun.
- Melakukan pengaturan jadwal praktik dengan menukar jadwal dengan mata pelajaran lain untuk mendapatkan jadwal praktik sesuai perencanaan.
- Memberikan pengarahan atau pengumuman kepada peserta didik lebih awal sebelum kegiatan praktik dimulai untuk mempersiapkan HP, meminta peserta didik saling bekerja sama untuk berbagi sinyal ketika mengerjakan soal atau tugas secara online.
8. Sumber Daya / Alat yang digunakan dalam proses praktik
- Peserta didik kelas X dan XI
- Rekan sejawat (narasumber, observer, membantu pengambilan gambar
- Sarana prasarana (HP, laptop, proyektor, speaker, tripod)
- Ruang kelas
Dampak aksi dari langkah-langkah yang dilakukan
Langkah-langkah yang telah dilakukan pada aksi PPL 1 dan efektif untuk mengatasi permasalahan pada pembelajaran. Hal ini terbukti dengan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, nilai pengetahuan dan keterampilan peserta didik tuntas dengan presentase 100 %. Sedangkan nilai pretes dan postest mengalami peningkatan. Pada PPL 1, Nilai ketuntasan pretes 38% meningkat menjadi 90% sehingga mengalami peningkatan sebesar 57%.
- Analisis Nilai Pengetahuan dan KeterampilanÂ
Nilai Pengetahuan Kelas X Akl
Kel
Nama Anggota
Analisis Kesalahan Penulisan Aksara Jawa
Jumlah Skor
Ket
1
Fauziah
Alia
Intan
Putri
Tasiah
3
75
75
75
75
75
Tuntas
2
Tevina
Eva
Khossiyah
Ririn
3
75
75
75
75
75
Tuntas
3
Aliya
Ferin
Kritina
Saskia
3
75
75
75
75
75
Tuntas
4
Kharisma
Gita
Nisa
Shania
4
100
100
100
100
Tuntas
- Nilai ketrampilan Kelas X Akl
Kel
Nama Anggota
Total Skor
Nilai Akhir
Ket
1
Fauziah
Alia
Intan
Putri
Tasiah
17
80
Tuntas
2
Tevina
Eva
Khossiyah
Ririn
20
95
Tuntas
3
Aliya
Ferin
Kritina
Saskia
18
85
Tuntas
4
Kharisma
Gita
Nisa
Shania
19
90
Tuntas
Peningkatan Hasil PretestKelas X Akl
Kegiatan
Jumlah Siswa
Jumlah Tuntas
Jumlah tidak Tuntas
Prosentase Ketuntasan
Pretest
21
8
13
38%
Postest
21
19
2
90%
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari analisis pretes dan postest mengalami
peningkatan yaitu sebesar 57%
Respon Observer
- Nama Observer
- Hana Mitsalina, S. Hum
- Mapel yang Diampu
- Bahasa Arab
- Respon Observer
- Langkah-langkah yang dilakukan sudah berhasil mengatasi permasalahan yang akan diselesaikan. Kegiatan pembelajaran
sudah berjalan dengan baik, siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.
- Komentar Observer
- PPL 1
- Secara keseluruhan, kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan lancar, tetapi ada beberapa hal yang kurang sesuai antara lain:
- Pedoman penilaian belum disampaikan kepada siswa.
- Belum semua kelompok melakukan presentasi hasil diskusi.
Faktor Pendukung Keberhasilan Aksi
Secara keseluruhan, kegiatan aksi PPL 1 sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Adapun faktor pendukung keberhasilannya antara lain:
- Persiapan dalam menyusun perangkat pembelajaran yang sudah baik. Hal ini karena sudah melakukan konsultasi dengan dosen dan guru pamong sehingga mendapat masukan dan saran untuk menyempurnakan perangkat yang telah disusun.
- Kesesuaian model, metode, dan media dengan keadaan yang terjadi di sekolah. Media yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
- Intrumen penilaian yang disusun sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan waktu yang tersedia.
- Dukungan dari beberapa pihak yang membantu proses kegiatan pembelajaran.
Faktor Penghambat Keberhasilan Aksi
- Pengaturan waktu yang sulit dikarenakan bersamaan dengan kegiatan-kegiatan sekolah, seperti PTS, PAS dan kegiatan Hari PGRI.
- Sarana prasarana yang mengalami gangguan teknis, seperti kamera perekam yang tiba-tiba mati dan ruang yang kurang tidak terjangkau wifi.
- Sinyal dan HP peserta didik yang kurang mendukung dalam mengakses bahan pembelajaran.
- Strategi yang dilakukan
- Melakukan pengkondisian peserta didik di sela-sela kegiatan sekolah.
- Mempersiapkan peralatan pengambilan video lebih cermat.
- Mengkoordinir peserta didik untuk saling berbagi jaringan dengan teman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H